-->

Praktikum Fisika Dasar " Massa jenis Zat Padat Beraturan "

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Judul Praktikum
Judul pratikum pada pratikum ini adalah Massa Jenis Zat Padat Beraturan.

1.2              Tanggal Praktikum
Praktikum tersebut dilaksanakan pada tanggal 01 November 2014.

1.3              Tujuan
Tujuan pada praktikum tersebut adalah menentukan massa jenis zat padat yang bentuk beraturan.


























BAB II
LANDASAN TEORI

2.1        Pengertian Massa Jenis
              Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
          Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah :
Keterangan:
ρ = massa jenis (kg/m3)
m = massa (m)
V = volume (m3)
Satuan massa jenis dalam CGS (centi, gram, sekon) adalah: gram per centimeter kubik (g/cm3) atau 1 g/cm3=1000 kg/m3. Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3. Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis atau yang dinamakan “Massa Jenis Relatif”
Bobot jenis merupakan suatu jenis karakteristik, yang digunakan dalam pengujian identitas dan kemurnian bahan obat dan bahan pembantu khususnya sifat cairan dan zat yang berjenis malam. Penentuan berat jenis dilakukan dengan piknometer, aerometer, timbangan hidrostatik (timbangan Mohr-Westphal) dan cara manometrik.
          Massa jenis merupakan salah satu ciri untuk mengetahui kerapatan zat. Pada volume yang sama semakin rapat zatnya maka semakin kecil volurmenya. Sebaliknya, semakin renggang kerapatannya maka semakin besar volumenya. (Bredthauer. 1993)
          Konsep massa jenis sering digunakan untuk dapat menentukan dengan tepat jenis suatu zat (benda) apa yang sesuai dengan kebutuhannya, misalnya dalam industri pesawat terbang dibutuhkan suatu zat (bahan) yang kuat tetapi ringan, maka digunakan aluminium sebagai badan pesawat. (Hidayat. 1979)

2.2      Penggunaan Berat Jenis
          Berat jenis dapat digunakan dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain :
1.      Menentukan kemurnian suatu zat.
2.      Mengenal keadaan zat.
3.      Menunjukkan kepekaan larutan.
            Dalam beberapa kasus, massa jenis dinyatakan sebagai specific gravity atau massa jenis relatif. Umumnya digunakan untuk menyatakan massa jenis beberapa zat, seperti air dan udara. Zat cair memiliki sifat-sifat yang unik berbeda dengan jenis zat yang lain. Dibawah ini merupakan penjelasan dasar mengenai hukum archimedes pada pelajaran fisika.

2.2.1        Bunyi Hukum Archimedes
            Benda yang dicelupkan atau dimasukkan sebagian ataupun seluruhnya kedalam suatu cairan akan mendapatkan gaya keatas sebesar zat cair yang didesak oleh benda yang dicelupkan atau dimasukkan tadi.
2.3        Rapatan
Massa jenis/kerapatan suatu fluida dapat bergantung pada banyak faktor seperti temperatur fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida.  Akan tetapi pengaruhnya sangat sedikit sehingga massa jenis suatu fluida dinyatakan sebagai konstanta/bilangan tetap.  Rapat massa (ρ) adalah suatu besaran turunan yang diperoleh dengan membagi massa suatu benda atau zat dengan volumenya. (Kondo. 1982)
Teori fungsi kerapatan adalah teori mekanika kuantum yang digunakan dalam fisika dan kimia untuk mengamati keadaan dasar dari sistem banyak partikel. sasaran utama dari fungsi kerapatan adalah menggantikan fungsi gelombang elektron banyak-partikel dengan kerapatan elektron sebagai besaran dasarnya.
DFT menjadi sangat terkenal untuk perhitungan dalam fisika keadaan padat sejak tahun 1970.  Akan tetapi, DFT tersebut tidak dapat dipertimbangkan cukup akurat untuk perhitungan kimia kuantum sampai tahun 1990, ketika pendekatan digunakan dalam teori dihasilkan perbaikan yang lebih baik.  DFT kini merupakan suatu metode yang mengarahkan pada perhitungan struktur elektron dalam berbagai bidang. (Sears, F. W. 1985)
2.4        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Massa Jenis
            Berat suatu benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, karena masing-masing gravitasi bumi berbeda, maka nilainya pun akan berbeda dan tergantung pada tempatnya. Sedangkan untuk massa dari suatu benda nilainya tetap, tidak dipengaruhi oleh besarnya gaya gravitasi sehingga massa suatu benda diantara dua tempat yang berbeda adalah sama.
            Dari dua faktor tersebut, dapat dibuat suatu persamaan untuk mencari berat suatu benda yaitu:
Dimana:
W = berat benda (kg. m/s2)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)



2.5        Wujud Zat
            Didalam kehidupan sehari-hari kita temui banyak benda. Tetapi benda-benda tersebut dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: zat padat, zat cair, dan zat gas.
2.5.1        Zat Padat
            Benda padat mempunyai ciri-ciri bentuk dan volume yang tetap, hubungan antara atom penyusunnya tetap dan terstur, gaya tarik antarpartikel kuat. Gerakan partikel hanya berupa getaran disekitar posisi tetapnya. Contoh: batu, besi dan meja.
2.5.2        Zat Cair
            Zat cair adalah bentuknya berubah sesuai dengan wadahnya tetapi volumenya tetap. Jarak antarpartikel tetap dan agak berjauhan satu sama lain. Gaya tarik antarpartikel lemah, gerakan partikel lebih lincah daripada gerakan partikel pada zat padat. Contoh: air, bensin dan solar.
2.5.3        Zat Gas
            Zat gas mempunyai ciri-ciri bentuk dan volume selalu berubah sesuai dengan wadahnya. Jarak antarpartikel selalu berubah hampir tidak ada gaya tarik-menarik antarpartikel gas dan getaran partikel lebih bebas. (Tripple, P. A. 1998)










BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1        Alat dan Bahan
3.1.1        Alat – Alat
Alat – alat yang digunakan pada pratikum ini, yaitu :
1.            Timbangan
2.            Jangka sorong 1 buah
3.                   Mikrometer sekrup 1 buah

3.1.2      Bahan-bahan
            Bahan-bahan yang digunakan pada pratikum ini, yaitu :
1.      Pipa besi
2.      Kelereng bening 1 buah
3.      Kubus 1 buah
4.      Balok kayu 1 buah

3.2            Cara Kerja
            Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum tersebut yaitu:
1.      Ditimbang massa dari masing-masing objek.
2.      Diukur diameter bagian luar dan dalam pipa besi dan tinggi pipa besi dengan jangka sorong masing-masing 5 kali pengukuran pada tempat yang berbeda. Diambil harga rata-rata untuk menghitung volumenya.
3.      Diukur diameter bola kelereng dengan mikrometer sekrup 5 kali pengukuran pada tempat yang berbeda. Diambil harga rata-rata untuk menghitung volumenya.
4.      Diukur sisi-sisi kubus dengan mikrometer sekrup masing-masing 5 kali pengukuran pada tempat-tempat yang berbeda. Diambil harga rata-rata untuk menghitung volumenya.
5.      Diukur sisi-sisi balok kayu dengan jangka sorong masing-masing 5 kali pengukuran pada tempat-tempat yang berbeda. Diambil harga rata-rata untuk menghitung volumenya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil Data Pengamatan
            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukam maka hasil pengamatan yang didapat adalah:
4.1.1    Massa Jenis Pipa Besi
Tabel  4.1.1 Massa Jenis Pipa Besi
Benda
Luar (mm)
Dalam (mm)
Tinggi (mm)
Tinggi Rata-rata (mm)
Massa (gr)
Di (cm)
Dl (cm)
V1 (cm3)
V2 (cm3)
V rata-rata
p (gr/cm3)
Pipa Besi
SU
SN
SU
SN
SU
SN
25,27
89,3566
2,2185
2,527
38,782
40,1402
1,358
65,8
25,1
0,1
22,1
0,1
100
0,4
25,1
0,15
22,1
0,05
100
0,4
25,1
0,15
22,1
0,075
100
0,45
25,1
0,3
22,1
0,1
100
0,4
25,1
0,15
22,1
0,1
100
0,25

4.1.3  Massa Jenis Kelereng Bening
Tabel 4.1.3 Massa Jenis Kelereng Bening  
Benda
Diameter
Diameter rata-rata (cm)
Massa (gr)
Volume (cm3)
P (gr/cm3)
SU (mm)
SN (mm)

Kelereng bening
15
0,24



1,5324



4,5035



1,0592



4,253
15
0,35
15
0,30
15
0,35

4.1.3  Massa Jenis Pada Kubus
Tabel  4.1.3 Massa Jenis Pada Kubus
Benda
Sisi
Massa (gr)
Volume (cm3)
P (gr/cm3)
SU
SN




Kubus
57
0,425




80,5375




188,13




0,4280
57
0,45
57
0,457
57
0,05
57
0,1

4.1.4    Massa Jenis Pada Balok Kayu
Tabel  4.1.3 Massa Jenis Pada Balok Kayu
Benda
Panjang
Lebar
Tinggi
Massa (gr)
Volume (cm3)
P (gr/cm3)
SU
SN
SU
SN
SU
SN




Balok
91
0,05
40,9
0,4
40,2
0,15





70,7214





152,18





0,4647
91
0,15
40,9
0,4
40,2
0,25
91
0,25
40,9
0,425
40,2
0,25
91
0,05
40,9
0,45
40,2
0,25
91
0,15
40,9
0,45
40,2
0,15



4.2     Pembahasan
          Pada percobaan ini dilakukan untuk menghitung suatu massa jenis pipa besi, kelereng bening, kubus dan balok kayu. Untuk menghitung suatu massa jenis dari keempat benda tersebut, massa jenisnya tergantung pada berat masing-masing benda tersebut. Maka dari itu, kubus dan balok kayu dapat menggunakan rumus:

4.2.1   Pada Pipa Besi
          Pada percobaan mencari pipa besi, terutama sekali mengukur bagian luar, dalam, tinggi dengan menggunakan jangka sorong sebanyak 5 kali pengukuran. Dari hasil pengulangan pengukuran tersebut, maka hasil skala utama (SU) pada bagian luar adalah 25,1 mm. Serta pada skala nonius (SN) menghasilkan hasil skala yang berbeda-beda yaitu 0,1 mm, 0,15 mm, 0,15 mm, 0,3 mm dan 0,5 mm.
          Sedangkan pada pengukuran bagian dalam pipa, hasil skala utama (SU) yang didapat adalah 22,1 mm sama seperti skala utama pada bagian luar pipa. Sementara pada bagian skala nonius bagian dalam pipa menghasilkan nilai skala yang berbeda-beda. Skala nonius yang diperoleh adalah 0,1 mm, 0,05 mm, 0,075 mm, pada 0,1 mm dan 0,1 mm.
          Kemudian pada pengukuran pada bagian tinggi pipa menghasilkan skala utamanya adalah 100 mm. Pada skala utama tinggi pipa menghasilkan nilai skala yang berbeda-beda, yaitu 0,4 mm, 0,4 mm, 0,45 mm, 0,4 mm dan 0,25 mm. Setelah mengukur massa jenis pipa pada bagian luar, dalam dan tinggi pipa. Maka perlu mencari tinggi rata-ratanya. Hasil yang didapat pada tinggi pipa yaitu 10,038 cm. Setelah mencari tinggi rata-rata, mencari diameter luar pipa dan diameter dalam pipa. Pada diameter luar pipa mendapatkan hasil 2,527 cm dan pada diameter dalam 2,2185 cm.
          Setelah itu, mencari nilai V1 dan V2 yang mendapatkan hasil pada V1 38,782 cm3 dan V2 40,1402 cm3. Rumus untuk mencari nilai V1 dan V2 adalah
          Jadi, setelah mendapatkan nilai V1 dan V2. Mencari nilai Vrata-rata yang memperoleh hasil 1,358 cm3. Setelah memperoleh hasil dari Vrata-rata maka didapatkan hasil massa jenis pipa yaitu sebesar 65,80 gr/cm3. Dengan menggunakan rumus:

4.2.2   Massa Jenis pada Kelereng Bening
          Pada percobaan kedua, yaitu menghitung massa jenis kelereng bening. Hal pertama sekali dilakukan ialah mencari nilai skala utamanya dan skala nonius. Skala utama yang diperoleh 15 mm dan skala nonius 0,24 mm, 0,35 mm, 0,30 mm, 0,35 mm dan 0,38 mm. Pada pengukuran tersebut dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan dan terbukti bahwa skala noniusnya berbeda.
          Kemudian, mencari diamter rata-rata (cm) memperoleh hasil 1,5324 cm dan massa dari kelereng tersebut 4,055 gr. Stelah itu, mencari nilai V, yang mendapatkan hasil 1,0592 cm3. Dengan rumus:
          Setelah mendapatkan nilai V1 maka menghasilkan massa jenis kelereng sebesar 4,253 gr/cm3. Yang menggunakan rumus sama seperti pada massa jenis pipa yaitu:

4.2.3   Massa jenis Pada Kubus
          Pada percobaan yang ketiga, yaitu menghitung massa jenis pada kubus. Hal yang pertama dilakukan adalah pengukuran pada sisi kubus dengan mencari nilai SU dan SN. Skala utama yang diperoleh adalah 57 mm dan memiliki skala nonius yang berbeda-beda yaitu 0,425 mm, 0,45 mm, 8,05 mm dan 0,1 mm.
          Massa pada kubus sebesar 80,5375 gr. Kemudian mencari hasil volumenya, hasil yang didapat 188,13 cm3. Dengan menggunakan rumus:
Setelah itu mencari massa jenis yang diperoleh 0,4280 gr/cm3. Dengan rumus:

4.2.4   Massa Jenis pada Bola Kayu
          Pada percobaan keempat, yaitu mencari massa jenis dari balok kayu. Hal utama yang perlu dilakukan, mengukur panjang, lebar, tinggi dengan SU dan SN sebanyak 5 kali pengukuran. Skala utama yang didapat pada panjang 91 mm dan skala nonius 0,05 mm, 0,15 mm, 0,25 mm, 0,05 mm dan 0,15 mm. Pada lebar, SU yang diperoleh 40,9 mm dan SN yang didapat 0,40 mm, 0,40 mm, 0,405 mm, dan 0,45 mm. Sedangkan pada tinggi, SU yang didapat 40,2 mm dan SN yang didapat 0,5 mm, 0,25 mm, 0,25 mm, 0,25 mm dan 0,15 mm.
          Setelah mencari nilai SU dan SN pada panjang, lebar dan tinggi. Lalu, massa yang didapat 70,7214 gr. Kemudian mencari volume, volume yang diperoleh 152,18 cm3. Dengan rumus:
          Setelah semuanya didapat, maka massa jenis yang diperoleh dari massa jenis pada balok kayu adalah 0,4647 gr/cm3. Dengan menggunakan rumus massa jenis sama dengan pipa, kelereng dan kubus yaitu:















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1        Kesimpulan
            Dari percobaan tersebut dan hasil yang telah diamati, dapat diambil kesimpulannya, yaitu:
1.    Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
2.    Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
3.    Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).
4.    Rumus untuk menentukan massa jenis yaitu:
5.    Mencari volume pada pipa besi dengan rumus:

6.    Mencari volume pada kelereng bening:
7.    Mencari volume pada kubus:
8.    Mencari volume pada balok kayu:

5.2        Saran
            Sebaiknya, dalam melakukan sebuah praktikum harus lebih teliti dan berhati-hati, agar hasil praktikum tersebut sesuai dengan apa yang telah diharapkan.





DAFTAR PUSTAKA

Breudthauer, Wilhem et al. 1993. Impulse Physic Jilid I. Stuttgard: Erns Klett        Schubuchvelag

Hidayat, Bambang. 1979. Bumi dan Antariksa Jilid I dan II. Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan

Kondo. 1982. The New Book of Populer Science. New York: Broiler Int. Inc

Sears, F. W, dkk. 1985. Fisika untuk Universitas Jilid I. Bandung: Bina Cipta

Trippler, P. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta: Erlangga

                       









0 Response to "Praktikum Fisika Dasar " Massa jenis Zat Padat Beraturan ""

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel