-->

Praktikum Kimia Dasar " Indikator Asam Basa "

BAB I
PENDAHULUAN
                                                             

1.1         Judul Praktikum                     :Indikator Asam Basa

1.2         Tanggal praktikum                  :20 Mei 2015

1.3         Pelaksana praktikum              : Raudhatul Raihan

1.4         Tujuan Praktikum                   :Mengamati perubahan-perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

         
          Air murni tidak mempunyai rasa, bau, dan warna. Bila mengandung zat tertentu, air dapat terasa asam, pahit, asin dan sebagainya. Air yang mengandung zat lain pula dapat menjadi berwarna. Cairan yang berasa masam disebut larutan asam, yang terasa asin disebut larutan garam, sedangkan yang terasa licin dan pahit disebut larutan basa ( Syukri, 1999 )
          Sifat asam dan basa tidak hanya terdapat pada larutan air, tetapi juga dalam larutan lain seperti amoniak, eter, dan benzena. Akibatnya cukup sulit mengetahui sifat asam dan basa larutan yang sesungguhnya. Sejak dulu orang sudah mengidentifikasi sifat larutan ini dengan berbagai cara dari yang sangat sederhana, hingga menggunakan alat khusus. Cara yang baik adalah dengan menguji larutan tersebut dengan suatu indikator. Indikator adalah zat warna yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang PH yang sempit. Jenis indikator yang khas adalah asam organik yang lemah yang mempunyai warna berbeda dari basa koajugasinya. Lakmus berubah dari merah menjadi biru bila bentuk asamnya diubah menjadi basa indikator yang baik mempunyai sebuah intensitas yang warna sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus ditambahkan kedalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah hampir tidak berpengaruh terhadap PH larutan. Perubahan warna iindikator mencerminkan pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan. Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam, basa, dan netral dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1.       Identifikasi larutan dengan larutan indikator
          Untuk mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus kita juga dapat menggunakan larutan yang berfungsi sebagai larutan indikator. Larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan tertentu. Karena sifatnya yang dapat berubah warna inilah larutan indikator dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam dan basa.
          Identifikasi di laboratorium dapat menggunakan empat jenis larutan indikator, yaitu larutan fenolpthalein metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Larutan indikator ini tidak seperti indikator lakmus yang mudah penggunaannya. Warna-warna yang terjadi pada larutan indikator jika dimasukkan kedalam larutan asam dan basa, agak sulit diingat sebagai contoh, larutan fenolpthalein pada lingkungan asam, fenolpthalein tidak berwarna tetapi jika dilingkungan basa larutan fenolpthalein berwarna merah sedangkan dilingkungan netral juga tidak berwarna. Berarti, untuk membeedakan apakah suatu larutan bersifat asm atau basa, tidak cukup hanya menggunakan larutan fenolpthalein.
2.       Identifikasi larutan dengan kertas lakmus
          Sifat asam atau basa suatu larutan dapat juga diidentifikasi menggunakan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus yaitu :
a.  Kertas lakmus warna biru. Didalam larutan asam, warna kerts berubah menjadi merah sedangkan didalam larutan netral atau basa, warna kertas tidak berubah.
b. Kertas lakmus merah, didalam larutan basa, warna kertas berubah menjadi biru, sedangkan didalam larutan netral atau asam, warna kertas tidak berubah.
3.       Identifikasi larutan dengan bahan alami
          Bahan-bahan yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi sifat keasaman atau kebasaan suatu zat dinamakan indikator. Bahan-bahan indikator biasanya akan berubah warna ketika pada larutan tertentu. Ada banyak bahan disekitar kita yang dapat berfungsi sebagai indikator, misalnya kulit buah manggis. Kulit buah manggis yang berwarna ungu akan berubah menjadi warna coklat kemerahan jika berada pada lingkungan asam. Dalam lingkungan basa, ekstrak kulit buah manggis akan berubah menjadi warna biru kehitaman ( Sumarwan, dkk 2007, 67 )

2.1       Prinsip Titrasi asam dan basa
            Titrasi asam dan basa melibatkan reaksi asam dengan basa, sehingga akan terjadi perubahan PH laruta yang dititrasi, secra percobaan, perbuhan PH dapat diikuti dengan mengikir PH larutan yang dititrasi dengan elektrode pada PH meter. Reaksi antara asam dengan basa kuat atau lemah.
         
2.2       Penggunaan Indikator Asam Basa
Larutan yang akan dicari tingkat kaeasamannya diberi suatu asam basa yang sesuai, kemudian dilakukan suatu titrasi. Perubahan pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang berisi indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator.( Chang,Reymond,1989 )
2.3       Indikator yang Biasa digunakan
            Dibawah ini ada beberapa indicator asam-basa yang sering digunakan antara lain :
1. Indicator asam-basa alami
2. Indicator asam-basa buatan

2.4              Indikator Asam Basa Alami
            Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara lain adalah kubis ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang mempunyai warna ( anggrek, kamboja, bunga sepatu, asoka, dan bunga kertas ). Cara membuat indikator asam basa alami adalah :
1.      Menumbuk bunga yang berwarna pada bagian mortar.
2.      Menambahkan sedikit aquadest pada hasil tumbukan, sehingga didapatkan ekstrak cair.
3.      Ekstrak diambil denag pipet tetes dan diteteskan dalam keramik.
4.      Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak dapat berubah warna.

2.5              Indikator Asam-Basa Buatan
Kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan biru merupakan contoh dari indikator buatan. Indikator buatan lain yang berupa kertas adalah indikator universal. Indikator buatan jug berupa larutan indikator seperti indikator fenolphtalein, dan metil jingga. Indikator buatan juga bersifat asam memiliki PH<7 , larutan yang bersifat netral memiliki PH=7, larutan yang bersifat basa memiliki PH >7. ( Hadyana,1989 )
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1.        Indentifikasi larutan dengan larutan indikator
Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa larutan, menggunakan larutan yang bersifat sebagai larutan indikator , larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan tertentu. Warna pada larutan indikator pada lingkungan asam, basa, dan netral :
a.       Fenolphtalein : asam – putih , basa – ungu , netral – putih
b.      Metil red : asam – merah , basa – merah , netral – merah
c.       Metil orange : asam – merah muda , basa – biru pekat ,netral – orange
d.      Metil biru : asam – biru pekat, basa – biru pekat, netral – biru pekat
No.
Indikator
Range Ph
Perbahan warna
1.
Fenolftalein
8,3-10
Tidak berwarna-merah muda
2.
Metil orange
3,2-4,4
Merah-kunig
3.
Metil merah
4,8-6,0
Merah-kunig
4.
Bromtimol biru
6,0-7,6
Kunig-biru
6.
Metil-biru
10,6-13,14
Biru-ungu

2.        Identifikasi Larutan dengan Bahan Alami
Bahan – bahan yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi sifat keasaman atau kebasaan suatu zat dinamakan indikator. Bahan-bahan indikator biasanya akan berubah warna ketika berada pada larutan tertentu. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga golongan, antara lain larutan asam,basa,netral.
3.         Identifikasi Larutan dengan Kertas Lakmus
Sifat asam atau basa larutan dapat juga diidentifikasi menggunakan kertas lakmus. Ada 2 jenis kertas lakmus :
a.       Kertas lakmus warna biru, didalam larutan asam, warna kertas berubah menjadi warna merah.
b.      Kertas lakmus warna merah, didalam larutan basa, warna kertas menjadi biru, sedangkan di dalam larutan netral atau asam, warna kertas tidak berubah. ( L.Jerome Resenberg,1989 )


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Alat dan Bahan
3.1.1    Alat
1.   Tabung reaksi 16 buah
2.   Pipet tetes
3.   Kertas lakmus secukupnya
4.   Rak tabung reaksi 4 buah
5.   Filler
3.1.2        Bahan-bahan
1.      Larutan HCl 0,1 M
2.      Larutan NaOH 0,1 M
3.      Larutan CH3COOH 0,1 M 3 ml
4.      Aquades 2 ml
5.      Indikator :
a.    Fenolftalein
b.   Methylblue
c.    Methylred
d.   Methylorange

3.1         Carar Kerja
1.      16 buah tabung reaksi masing-masing 4 tabung raksi diisi dengan 1 ml larutan : air, HCl, NaOH, CH3COOH, kedalam masing-masing tabung, dicelupkan kertas lakmus merah dan biru, catat perubahan kertas lakmus.
2.      Larutan pada cara kerja nomor 1 jangan dibuang, tetapi kedalm masing-masing tabung, ditetesi dengan 3 tetes indikator fenolftalein, methylblue, methyl red, dan methyl orange.


BAB IV
                                  HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1            Hasil
Indikator  
Lakmus
Merah
Lakmus
Biru
Metyl
Orange
Metyl
Red
Metyl
Blue
Fenol
ftalein
H2O
Merah
Biru
Kuning
Orange
Pekat
Biru
Pekat
Putih
Bening
HCl
Merah
Merah
Merah
Merah
Biru
Pekat
Pink
CH3COOH
Merah
Merah
Kuning
Orange
Biru
Putih
Keruh
NaOH
Biru
Biru
Orange
Orange
Pekat
Biru
pekat
Ungu

4.2         Pembahasan
Pada percobaan ini, air yang dicelupkan degan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru serta dicelupkan dengan beberapa indicator lain, maka warna air tersebut akan mengikut pada warna kertas lakmus atau indicator yang digunakan, mengapa demikian? Karena air bersifat netral zat yang bersifat netral tidak akan bias melunturkan warna pada indicator atau kertas lakmus. Pada asam
apabila lakmus merah dicelupkan kedalam larutan, maka lakmus merah juga akan tetap berwarna merah, apabila yang dimasukkan dalam tabung adalah lakmus biru, maka lakmus biru akan berbaah warna menjadi warna merah. Mengapa demikian ? karena senyawa asam dapat melunturkan warna biru pada lakmus biru sehingga berubah menjadi warna merah. Sedangkan, pada senyawa basa, lakmus merah akan menjadi warna biru karena sifat basa dapat melunturkan lakmus merah menjadi biru. Semua asam jika dilarutkan kedalam methyl orange dan red maka akan menghasilkan warna merah atau merah muda, sedangkan basa jika dilarutkan kedalam methyl orange dan red maka akan menghasilkan warna kuning atau orange pudar (kekuning-kuningan). Mengapa? Karena menurut teori semua asam apabila dicampurkan kemethyl akan menghasilkan warna merah sedangkan basa berwarna kuning. Namun, disini methylblue direaksikan dengan senyawa apapun tidak merubah warna karena methylblue disini tidak bias digunakan pada larutan tersebut. Pada percobaan dengan menggunakan indikator fenolphtalein : air dan asam memiliki warna bening sedangkan larutan basa berubah menjadi ungu, mengapa ? karena fenolphtalein ternetralisasi oleh basa, sehingga berubah menjadi warna ungu.


BAB V
PENUTUP


5.1     Kesimpulan
Dari percobaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.         Indikator adalah suatu zat yang dapat menetukan pH asam-basa dan menentukan bahwa zat itu bersifat asam atau basa.
2.         Pada senyawa asam  kertas lakmus biru akan menjadi merah dan kertas lakmus merah tetap merah
3.         Pada senyawa basa lakmus merah akan menjadi biru dan lakmus biru akan tetap menjadi biru.
4.         Pada methyl orange dan red, senyawa asam akan berubah menjadi merah atau pink, sedangkan basa akan berwarna kuning atau kekuningan.
5.         Pada indicator pp, senyawa asam atau netral tidak akan menghasilkan warna atau bening, sedangkan pada basa akan menghasilkan warna ungu.


0 Response to "Praktikum Kimia Dasar " Indikator Asam Basa ""

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel