Alat Heat Exchanger
Alat
Heat Exchanger
Dalam
Bahasa Indonesia heat exchanger memiliki arti harfiah alat penukar panas. Namun
di sini saya akan tetap menggunakan bahasa aslinya agar tidak terjadi kerancuan
lebih lanjut. Pengertian ilmiah dari heat exchanger adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih
fluida, antara permukaan padat dengan fluida, atau antara partikel padat dengan
fluida, pada temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih lanjut,
heat exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas, alat
sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian,
ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol
sebuah proses fluida.
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Satu
bagian terpenting dari heat exchanger adalah permukaan kontak panas. Pada
permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu zat ke zat yang lain.
Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki oleh heat exchanger tersebut,
maka akan semakin tinggi nilai efisiensi perpindahan panasnya. Pada kondisi
tertentu, ada satu komponen tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
luas total bidang kontak perpindahan panas ini. Komponen tersebut adalah sirip.
Macam-macam
Heat Exchanger
Heat
exchanger dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis berdasarkan beberapa
aspek. Secara ringkas macam-macam heat exchanger dapat digambarkan menjadi
bagan di atas. Untuk lebih jelasnya akan kita bahas satu per satu macam-macam
heat exchanger tersebut.
Macam-macam Heat Exchanger Berdasarkan Proses Transfer Panas
Heat
Exchanger Tipe Kontak Tak Langsung
Heat
exchanger tipe ini melibatkan fluida-fluida yang saling bertukar panas dengan
adanya lapisan dinding yang memisahkan fluida-fluida tersebut. Sehingga pada
heat exchanger jenis ini tidak akan terjadi kontak secara langsung antara
fluida-fluida yang terlibat. Heat exchanger jenis ini masih dibagi menjadi
beberapa jenis lagi, yaitu:
Heat
Exchanger Tipe Direct-Transfer
Pada
heat exchanger tipe ini, fluida-fluida kerja mengalir secara terus-menerus dan
saling bertukar panas dari fluida panas ke fluida yang lebih dingin dengan
melewati dinding pemisah. Yang membedakan heat exchanger tipe ini dengan tipe
kontak tak langsung
lainnya
adalah aliran fluida-fluida kerja yang terus-menerus mengalir tanpa terhenti
sama sekali. Heat exchanger tipe ini sering disebut juga dengan heat exchanger
recuperator.
Storage
Type Exchanger
Heat
exchanger tipe ini memindahkan panas dari fluida panas ke fluida dingin secara
intermittent (bertahap) melalui dinding pemisah. Sehingga pada jenis ini,
aliran fluida tidak secara terus-menerus terjadi, ada proses penyimpanan sesaat
sehingga energi panas lebih lama tersimpan di dinding-dinding pemisah antara
fluida-fluida tersebut. Tipe ini biasa pula disebut dengan regenerative heat
exchanger.
Fluidized-Bed
Heat Exchanger
Heat
exchanger tipe ini menggunakan sebuah komponen solid yang berfungsi sebagai
penyimpan panas yang berasal dari fluida panas yang melewatinya. Fluida panas
yang melewati bagian ini akan sedikit terhalang alirannya sehingga kecepatan
aliran fluida panas ini akan menurun, dan panas yang terkandung di dalamnya
dapat lebih efisien diserap oleh padatan tersebut. Selanjutnya fluida dingin
mengalir melalui saluran pipa-pipa yang dialirkan melewati padatan penyimpan
panas tersebut, dan secara bertahap panas yang terkandung di dalamnya
ditransfer ke fluida dingin.
Heat
Exchanger Tipe Kontak Langsung
Suatu
alat yang di dalamnya terjadi perpindahan panas antara satu atau lebih fluida
dengan diikuti dengan terjadinya pencampuran sejumlah massa dari fluida-fluida
tersebut disebut dengan heat exchanger tipe kontak langsung. Perpindahan panas
yang diikuti percampuran fluida-fluida tersebut, biasanya diikuti dengan
terjadinya perubahan fase dari salah satu atau labih fluida kerja tersebut.
Terjadinya perubahan fase tersebut menunjukkan terjadinya perpindahan energi
panas yang cukup besar. Perubahan fase tersebut juga meningkatkan kecepatan
perpindahan panas yang terjadi. Macam-macam dari heat exchanger tipe ini antara
lain adalah:
Immiscible
Fluid Exchangers
Heat
exchanger tipe ini melibatkan dua fluida dari jenis berbeda untuk dicampurkan
sehingga terjadi perpindahan panas yang diinginkan. Proses yang terjadi kadang
tidak akan mempengaruhi fase dari fluida, namun bisa juga diikuti dengan proses
kondensasi maupun evaporasi.
Gas-Liquid
Exchanger
Pada
tipe ini, ada dua fluida kerja dengan fase yang berbeda yakni cair dan gas.
Namun umumnya kedua fluida kerja tersebut adalah air dan udara. Salah satu
aplikasi yang paling umum dari heat exchanger tipe ini adalah pada cooling
tower tipe basah. Cooling tower biasa dipergunakan pada pembangkit-pembangkit
listrik tenaga uap yang terletak jauh dari sumber air. Udara bekerja sebagai
media pendingin, sedangkan air bekerja sebagai media yang didinginkan. Air
disemprotkan ke dalam cooling tower sehingga terjadi percampuran antara
keduanya diikuti dengan perpindahan panas. Sebagian air akan terkondensasi lagi
sehingga terkumpul pada sisi bawah cooling tower, sedangkan sebagian yang lain
akan menguap dan ikut terbawa udara ke atmosfer.
Liquid-Vapour
Exchanger
Perpindahan
panas yang terjadi antara dua fluida berbeda fase yakni uap air dengan air,
yang juga diikuti dengan pencampuran sejumlah massa antara keduanya, termasuk
ke dalam heat exchanger tipe kontak langsung. Heat exchanger tipe ini dapat
berfungsi untuk menurunkan temperatur uap air dengan jalan menyemprotkan
sejumlah air ke dalam aliran uap air tersebut (pada boiler proses ini biasa
disebut dengan desuperheater spray), atau juga berfungsi untuk meningkatkan
temperatur air dengan mencampurkan uap air ke sebuah aliran air (proses ini
terjadi pada bagian deaerator pada siklus pembangkit listrik tenaga uap).
Macam-macam
Heat Exchanger Berdasarkan Jumlah Fluida Kerja
Sebagaan
besar proses perpindahan panas antar fluida, melibatkan hanya dua jenis fluida
yang berbeda. Semisal air dengan air, uap dengan air, uap dengan air laut, dan
lain sebagainya. Namun ada pulaheat exchanger yang melibatkan lebih dari dua
fluida kerja yang berbeda jenis. Umumnya heat exchanger jenis ini digunakan
pada proses-proses kimiawi, seperti pada contoh sistem di bawah ini yaitu
proses penghilangan kandungan nitrogen dari bahan baku gas alam. Pada sistem
ini dihasilkan gas alam dengan kandungan nitrogen yang lebih rendah sehingga
penggunaan gas alam tersebut pada kebutuhan porses pembakaran selanjutnya dapat
lebih efisien.
Macam-macam
Heat Exchanger Berdasarkan Bidang Kotak Perpindahan Panas
Pengklasifikasian
heat exchanger selanjutnya adalah berdasarkan luas bidang kontak terjadinya
perpindahan panas antar fluida. Parameter yang digunakan dalam
pengklasifikasian ini adalah sebuah satuan besar luas permukaan bidang kontak
di setiap volume heat exchanger. Semakin luas permukaan bidang kontak perpindahan
panas per satuan volume, maka akan semakin besar efisiensi perpindahan panas
yang didapatkan. Namun hal tersebut harus juga memperhatikan jenis fluida kerja
yang digunakan. Semakin besar kandungan partikel di dalam fluida tersebut, maka
semakin rendah juga kebutuhan luas permukaan bidang kontak perpindahan panas
pada heat exchanger. Pengklasifikasian heat exchanger berdasarkan hal ini
antara lain adalah Compact Heat Exchanger dengan luas bidang kontak di atas 700
m2/m3; Laminar Flow Heat Exchanger dengan luas bidang permukaan di atas 3000
m2/m3; serta Micro Heat Exchanger dengan luas bidang kontak di atas 15000
m2/m3.
Macam-macam
Heat Exchanger Berdasarkan Desain Konstruksi
Pengklasifikasian
heat exchanger berdasarkan desain konstruksinya, menjadi pengklasifikasian yang
paling utama dan banyak jenisnya. Secara umum heat exchanger dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yakni tipe tubular, tipe plat, tipe
extended-surface, dan tipe regeneratif. Sebenarnya masih ada beberapa jenis
heat exchanger dengan desain lain seperti scraped surface exchanger, tank
heater, cooler cartridge exchanger, dan lain sebagainya. Namun untuk lebih
ringkasnya akan kita bahas empat tipe heat exchanger yang utama tersebut.
Heat
Exchanger Tipe Tubular
Heat
exchanger tipe ini melibatkan penggunaan tube pada desainnya. Bentuk penampang
tube yang digunakan bisa bundar, elips, kotak, twisted, dan lain sebagainya.
Heat exchanger tipe tubular didesain untuk dapat bekerja pada tekanan tinggi,
baik tekanan yang berasal dari lingkungan kerjanya maupun perbedaan tekanan
tinggi antar fluida kerjanya. Tipe tubular sangat umum digunakan untuk fluida
kerja cair-cair, cair-uap, cair-gas, ataupun juga gas-gas. Namun untuk
penggunaan pada fluida kerja gas-cair atau juga gas-gas, khusus untuk digunakan
pada kondisi fluida kerja bertekanan dan bertemperatur tinggi sehingga tidak
ada jenis heat exchanger lain yang mampu untuk bekerja pada kondisi tersebut.
Berikut adalah beberapa jenis heat exchanger tipe tubular:
Shell
& Tube
Heat
exchanger tipe shell & tube menjadi satu tipe yang paling mudah dikenal.
Tipe ini melibatkan tube sebagai komponen utamanya. Salah satu fluida mengalir
di dalam tube, sedangkan fluida lainnya mengalir di luar tube. Pipa-pipa tube
didesain berada di dalam sebuah ruang berbentuk silinder yang disebut dengan
shell, sedemikian rupa sehingga pipa-pipa tube tersebut berada sejajar dengan
sumbu shell.
Tipe-tipe
desain dari shell ditunjukkan pada gambar di atas. Tipe E adalah yang paling
banyak digunakan karena desainnya yang sederhana serta harga yang relatif
murah. Shell tipe F memiliki nilai efisiensi perpindahan panas yang lbih tinggi
dari tipe E, karena shell tipe didesain untuk memiliki dua aliran (aliran U).
Aliran sisi shell yang dipecah seperti pada tipe G, H, dan J, digunakan pada
kondisi-kondisi khusus seperti pada kondenser dan boiler thermosiphon. Shell
tipe K digunakan pada pemanas kolam air. Sedangkan shell tipe X biasa digunakan
untuk proses penurunan tekanan uap.
Nozzle.
Titik masuk fluida ke dalam heat exchanger, entah itu sisi shell ataupun sisi
tube, dibutuhkan sebuah komponen agar fluida kerja dapat didistribusikan merata
di semua titik. Komponen tersebut adalah nozzle. Nozzle ini berbeda dengan
nozzle-nozzle pada umumnya yang digunakan pada mesin turbin gas atau pada
berbagai alat ukur. Nozzle pada inlet heat exchanger akan membuat aliran fluida
yang masuk menjadi lebih merata, sehingga didapatkan efisiensi perpindahan
panas yang tinggi.
Front-End
dan Rear-End Head. Bagian ini berfungsi sebagai tempat masuk dan keluar dari
fluida sisi pipa tubing. Selain itu bagian ini juga berfungsi untuk menghadapi
adanya efek pemuaian. Berbagai tipe front-end dan rear-end head ditunjukkan
pada gambar di atas.
Buffle.
Ada dua jenis buffle yang ada pada heat exchanger tipe shell & tube, yakni
tipe longitudinal dan transversal. Keduanya berfungsi sebagai pengatur arah
aliran fluida sisi shell. Beberapa contoh desain buffle ditunjukkan pada gambar
di samping.
Tubesheet.
Pipa-pipa tubing yang melintang longitudinal membutuhkan penyangga agar
posisinya bisa stabil. Jika sebuah heat exchanger menggunakan buffle
transversal, maka ia juga berfungsi ganda sebagai penyangga pipa tubing. Namun
jika tidak menggunakan buffle, maka diperlukan penyangga khusus.
Double-Pipe
Heat
exchanger ini menggunakan dua pipa dengan diameter yang berbeda. Pipa dengan
diameter lebih kecil dipasang paralel di dalam pipa berdiameter lebih besar.
Perpindahan panas terjadi pada saat fluida kerja yang satu mengalir di dalam
pipa diameter kecil, dan fluida kerja lainnya mengalir di luar pipa tersebut.
Arah aliran fluida dapat didesain berlawanan arah untuk mendapatkan perubahan
temperatur yang tinggi, atau jika diinginkan temperatur yang merata pada semua
sisi dinding heat exchanger maka arah aliran fluida dapat didesain searah.
1 Response to "Alat Heat Exchanger"
This is my first time visit here. From the tons of comments on your articles,I guess I am not only one having all the enjoyment right here! bitcoin cash to paypal
Post a Comment