Profil Industri Ammonia
Amonia adalah salah
satu substrat kimia yang sangat penting baik dalam bentuk produk ammonia itu
sendiri maupun dalam bentuk senyawa turunannya. Amonia adalah produk kimia
sintesis kedua terbesar di dunia setelah asam sulfat. Aplikasi produk maupun
produk turunannya sangat banyak mulai dari pupuk, gas refrigeran, pembersih
kaca, dan masih banyak aplikasi lainnya. Sintesis ammonia dilaksanakan dengan
cara mereaksikan gas H2 dan gas N2. Gas H2 dapat diperoleh dari reformasi kukus
dari gas alam, oksidasi parsial hidrokarbon, gasifikasi batubara atau biomassa,
juga elektrolisis air dan garam. Reformasi kukus dari gas alam adalah yang
banyak digunakan pada industri ammonia.
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Pabrik ammonia pada
umumnya terdiri dari 4 unit pemrosesan utama, yaitu :
1. Feed Treating Unit
2. Reforming Unit,
3. Purification & Methanation
4. Compression Loop & Refrigeration Unit
Feed Treating Unit
Sebelum masuk ke
reforming unit, gas alam perlu dihilangkan senyawa pengotor seperti CO2,
senyawa sulfur, dan senyawa Hg karena dapat mengganggu proses dan meracuni
katalis. Pertama gas dilewatkan ke unit Desulfurizer untuk menghilankan senyawa
sulfur dalam gas. Lalu gas tersebut dilewatkan ke Mercury Guard Vessel yang
berisi katalis Sulfur Impregnated Carbon Active yang dapat menyerap kandungan
merkuri dalam gas alam. Lalu gas alam dilewatkan ke CO2 Removal Unit. Alat yang
biasa digunakan adalah kolom absorber dengan pelarut Methyl-Diethanol Amine
(MDEA). CO2 akan larut dalam MDEA dan gas alam tersebut bebas dari CO2. Dalam
regenerasi MDEA, larutan yang telah keluar dari kolom absorber dilewatkan ke
kolom stripper untuk memisahkan pelarut MDEA dengan CO2 tadi dalam kondisi
operasi tekanan rendah dan temperatur tinggi. MDEA hasil regenerasi tadi
digunakan kembali untuk mengabsorb gas alam yang lewat di kolom absorber.
Reforming Unit
Untuk menghilangkan gas
tersebut maka gas alam dilewatkan pada bejana desulfurizer. Lalu gas yang sudah
bebas dari belerang tersebut dilewatkan pada reforming unit. Reforming unit ini
terdiri dari primary reformer dan secondary reformer.Pada primary reforming
unit ini gas metana dikontakan dengan kukus pada temperatur 800 - 8500C dan
tekanan 40 bar. Lalu untuk menyempurnakan proses reformasi gas tersebut
dilewatkan ke secondary reforming unit. Dengan bantuan udara bertekanan terjadi
reaksi antara gas hidrogen dan oksigen membentuk air dengan menghasilkan panas.
Panas tersebut meningkatkan temperatr operasi hingga 1200oC. Setelah itu gas
produk keluaran unit reforming masuk shift converter dimana CO dirubah menjadi
CO2. Shift Converter terdiri dari 2 unit yaitu High Temperature Shift Converter
(HTSC) dan Low Temperatur Shift Converter (LTSC). Tujuan dibentuknya dua
converter ini adalah untuk mendapatkan laju reaksi dan kesetimbangan yang
optimum. Pada HTSC reaksi berjalan cepat namun karena reaksinya eksotermis
membuat konversinya rendah sehingga diperlukan tambahan reaktor untuk
meningkatkan konversi yang bisa dicapai. HTSC berisi katalis Fe- Cr (oksida)
dan beroperasi pada kondisi tekanan 30 bar dan temperatur 300-4000C sedangkan LTSC berisi katalis Cu-ZnO-alumina
pada kondisi tekanan 30 bar dan temperatur 240-300oC.
Purification &
Methanation
Setelah itu gas
dilewatkan ke unit pemurnian gas untuk memastikan gas bebas CO dan CO2. Unit
ini terdiri dari CO2 absorber dan Methanator. Sama seperti prinsip CO2 removal
di bagian feed treating unit, gas dilewatkan ke kolom absorber dari bagian
bawah kolom dan dari atas kolom di jatuhkan pelarut MDEA dengan cara dipercikan
untuk meningkatkan luas permukaan kontak. Setelah itu gas bebas CO2 dan
langsung menuju unit metanasi (methanator). Untuk memastikan gas bebas dari CO
dan CO2, gas dilewatkan ke methanator. Dalam methanator terdapat katalis nikel
tetohor) yang dapat merubah gas CO dan CO2 menjadi gas metana.
Compression Loop &
Refrigeration Unit
Gas keluaran methanator
dialirkan menuju ammonia converter dengan perbandingan gas H2 dan N2 sebesar
3:1. Sebelum masuk ke ammonia converter gas tersebut dimampatkan hingga 150 bar
terjadi reaksi yang diinginkan dalam reaktor. Dalam reaktor ini berisi katalis
Fe dan beroperasi pada kondisi tekanan sekitar 150 bar dan suhu 4800C. Uap
amonia yang terbentuk lalu di lewatkan ke unit refrigerasi untuk mencairkan
amonia dan gas yang tidak mencair di purging dan didaur ulang ke ammonia converter.
Tujuan purging adalah mencegah akumulasi gas inert (He, CH4, CO2 atau H2O).
Namun pada gas purging terdapat gas berharga yang ikut terbuang (NH3,N2, dan
H2) sehingga gas purging dilewatkan ke scrubber untuk menyerap gas NH3 dan H2
yang terbuang.
Berdasarkan prinsip
kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke kanan
(pembentukanNH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi
tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500oC
sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan
mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar
500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi
dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Reaksi kekanan pada
pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm lebih baik jika suhu
diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan sangat lambat .
Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia ditekanan atmosfer fasanya gas. Titik
didih Amonia -33,35 oC, titik bekunya -77,7 oC, temperatur & tekanan
kritiknya 133 oC & 1657 psi. Entalpi pembentukan (∆H), kkal/mol NH3(g) pada
0oC, -9,368; 25 oC, -11,04. Pada proses sintesis pd suhu 700-1000oF, akan
dilepaskan panas sebesar 13 kkal/mol. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi
dengan suhu 400- 600oC, dengan tekanan 150-300 atm.
Kondisi optimum pembuatan
amonia (NH3) dapat digambarkan pada tabel berikut :
Kondisi Optimum Pembuatan
NH3
Reaksi : N2(g) + 3H2(g)
⇄ 2NH3(g) ∆H= -924 kJ
1. Suhu
a. Reaksi bersifat
eksoterm
b. Suhu rendah akan menggeser
kesetimbangan kekanan.
c. Kendala:Reaksi
berjalan lambat 400-600Oc
2. Tekanan
a. Jumlah mol pereaksi
lebih besar dibanding dengan jumlah mol produk.
b. Memperbesar tekanan
akan menggeser kesetimbangan kekanan.
c. Kendala Tekanan
sistem dibatasi oleh kemampuan alat dan faktor keselamatan pada 150-300 atm
3. Konsentrasi
Pengambilan NH3 secara
terus menerus akan menggeser kesetimbangan kearah kanan
4. Katalis
Katalis tidak menggeser
kesetimbangan kekanan, tetapi mempercepat laju reaksi secara keseluruhan
Fe dengan campuran Al2O3
KOH dan garam lainnya
Pengaruh katalis pada
sistem kesetimbangan adalah dapat mempercepat terjadinya reaksi kekanan atau
kekiri, keadaan kesetimbangan akan tercapai lebih cepat tetapi katalis tidak
mengubah jumlah kesetimbangan dari spesies-spesies yang bereaksi atau dengan
kata lain katalis tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan kesetimbangan.
Peranan katalis adalah mengubah mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu
produk.
Katalis yang
dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme suatu reaksi yang
lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan energi aktivasi
lebih rendah menyebabkan maka lebih banyak partikel yang memiliki energi
kinetik yang cukup untuk mengatasi halangan energi aktivasi sehingga jumlah
tumbukan efektif akan bertambah sehingga laju meningkat. Perbandingan reaksi
dengan katalis dan tanpa katalis dapat dilihat pada gambar dihalaman berikut:
Dengan kemajuan
teknologi sekarang digunakan tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai 700
atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera
dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi
(dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran gas
dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk
amonia. Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia
0 Response to "Profil Industri Ammonia"
Post a Comment