Pengertian evaporasi dan alat Evaporator beserta Prinsip Kerjanya
I.
Evaporator
Evaporator
adalah alat untuk mengevaporasi larutan. Evaporasi merupakan suatu proses penguapan
sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang
konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan evaporasi yaitu untuk memekatkan larutan
yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya adalah air. Evaporasi
tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair,
kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitu pula,
evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen
tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini
tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam
evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya
biasanya dikondensasikan dan dibuang.
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung
:
1.
Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap
air di permukaan tanah. Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
2.
Vertical vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang
kenyang dengan uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas).
Besar kecilnya penguapan dari permukaan air bebas
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.
Kelembaban
udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya)
2.
Tekanan
udara
3.
Kedalaman
dan luas permukaan, semakin luas semakin besar penguapannya
4.
Kualitas
air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan semakin kecil.
5.
Kecepatan
angin
6.
Topografi,
7.
Sinar
matahari
8.
Temparatur
II.
Fungsi Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi
mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari
bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, yaitu untuk
menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator
umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat
di mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari
cairan lalu dimasukkan ke dalam kondensor (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke
peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya
dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi.
Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari
beberapa komponen volatile (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam
industri kimia dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garam
diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam
evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di
dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan
garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan
panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan
energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum,
memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.
2.1
Prinsip
Kerja
Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan. Prinsip
kerjanya dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang
terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang
memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat
serta memiliki konsentrasi yang tinggi.
Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri
kimia dilakukan dengan peralatan yang namanya evaporator. Ada empat komponen
dasar yang dibutuhkan dalam evaporasi yaitu : Evaporator, kondensor , injeksi
uap, dan perangkap uap.
1. Evaporator.
2. Kondensor
adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi
untuk mengkondensasikan fluida
3. Injeksi
uap.
4. Perangkap
uap
Evaporasi dilaksanakan dengan cara
menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh
larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk
pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya
berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan
komponen-komponennya.
2.2
Tipe-tipe
A.
Tipe evaporator berdasarkan banyak
proses
1.
Evaporator
efek tunggal (single effect)
Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya
melalui satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan
pindah panas.
2. Evaporator
efek ganda
Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga,
empat atau lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator
efek majemuk. Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada penggunaan uap
yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya.
Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk
menghemat panas secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos
produksi.
Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan
penghematan yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan
untuk memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan memadatkan kembali
uap tersebut.
Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :
a.
Evaporator
Pengumpan Muka (Forward-feed)
b.
Evaporator
Pengumpan Belakang (Backward-feed)
c.
Evaporator
Pengumpan Sejajar (Parallel-feed)
B.
Tipe evaporator berdasarkan
bentuknya
1.
Evaporator
Sirkulasi Alami/paksa
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan
sirkulasi yang terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan.
Pada evaporator tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke
permukaan dan memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air
di bagian atas dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan
temperatur uap dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem
kering, Untuk menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan
manambahkan pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan
tidak terjadi.
2.
Falling
Film Evaporator
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang
dilapisi dengan jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam
sangat penting. Larutan masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan
yang menurun. Kecepatan gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium
pemanas yag juga mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental
sehingga sering digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.
3.
Rising
Film (Long Tube Vertical) Evaporator
Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam
tabung dengan sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air
akan timbul dan menimbulkan sirkulasi.
4.
Plate
Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak
rata dan ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di
antara plate. Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap
larutan. Larutan dan uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke
condenser. Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi
karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan
5.
Multi-effect
Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap
berikutnya. Semakin banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya.
Biasanya maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya
pembuatan melebihi penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju dimana
larutan masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur
yang merupakan kebalikan dari aliran maju.
6.
Horizontal-tabung
Evaporator
Evaporator horisontal-tabung merupakan pengembangan dari panci
terbuka, di mana panci tertutup dalam, umumnya dalam silinder vertikal. Tabung
pemanas disusun dalam bundel horisontal direndam dalam cairan di bagian bawah
silinder. Sirkulasi cairan agak miskin dalam jenis evaporator.
7.
Vertikal-tabung
Evaporator
Dengan menggunakan tabung vertikal, bukan horizontal,
sirkulasi alami dari cairan dipanaskan dapat dibuat untuk memberikan transfer
panas yang baik.
C.
Tipe evaporator berdasarkan metode
pemanasan:
1.
Submerged
combustion evaporator adalah evaporator yang dipanaskan oleh api yang menyala
di bawah permukaan cairan, dimana gas yang panas bergelembung melewati cairan.
2.
Direct
fired evaporator adalah evaporator dengan pengapian langsung dimana api dan
pembakaran gas dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding besi atau
permukaan untuk memanaskan.
3.
Steam
heated evaporator adalah evaporator dengan pemanasan stem dimana uap atau uap
lain yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap terkondensasi di satu
sisi dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat dinding ke cairan yang
mendidih.
2.3
Aplikasi
Pengaplikasian evaporator di berbagai industri antrara lain:
pada pabrik gula, pabrik garam, industri bahan kimia, industri makanan dan
minuman, dan kilang minyak. Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu
untuk membuat garam dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari
dan angin. Kegunaan utama dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan
sehingga larutan memiliki konsentrasi tertentu. Pada industri makanan dan
minuman, agar memiliki mutu yang sama pada jangka waktu yang lama, dibutuhkan
evaporasi. Misalnya untuk pengawetan adalah pembuatan susu kental manis.
Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan biasa
dipakai dalam industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan gula.
Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair. Kegunaan
lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium
hydroxide pada kraft pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses
penanganan limbah lebih murah. Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri
Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan KNO3, Pemekatan
larutan NaCL, Pemekatan larutan nitrat dan lain-lain.
2.4 Jenis-Jenis Alat Penguap (Evaporator).
A. Jenis-Jenis Evaporator (Bagian 1)
Gambar 1: Jenis-Jenis Evaporator (Bagian 1)
1. Horizontal Tube Evaporator
Jenis ini merupakan evaporator yang
paling klasik dan banyak diaplikasikan pada berbagai bidang industri. Umumnya,
jenis ini digunakan untuk keperluan-keperluan skala kecil dengan penggunaan
teknologi sederhana.
2. Standard Vertical-Tube Evaporator
Prinsip kerja pada standard
vertical-tube evaporator yakni, cairan akan mengalir di dalam pipa sementara
uap (steam) mengalir di dalam shell. Di dalam tabung, cairan akan mendidih dan
uap yang timbul bergerak membawa cairan ke atas. Pada tahap ini, akan terjadi
sirkulasi cairan yang disebabkan oleh perbedaan fasa antara fluida yang terdiri
dari campuran uap-cair dengan cairan yang berada di bagian luar pipa. Pada
bagian atas pipa terdapat ruang (bejana uap) yang berperan memisahkan cairan
dengan uap. Proses pemisahan antar uap dengan cairan dalam ruang uap dimana uap
akan keluar melalui saluran atas sementara cairan akan keluar melalui saluran
di bagian bawah bejana, selanjutnya akan bersirkulasi kembali melalui
pipa-pipa.
3. Basket Evaporator
Sirkulasi cairan berlangsung
natural (natural circulation) dan terjadi dengan baik sehingga transfer
panas secara konveksi akan berlangsung secara efektif dalam jumlah besar.
Natural circulation disebabkan oleh adanya perbedaan rapat massa karena
pebedaan fasa antara cairan yang terdapat di dalam pipa dengan cairan yang
berada di luar pipa. Selain itu, kerak yang terbentuk di bagian luar pipa
mempersulit proses pembersihan, jenis ini hampir mirip dengan horizontal tube
evaporator.
4. Vertical Tube Evaporator With Forced Circulation
Evaporator jenis ini menggunakan
pompa untuk membantu proses sirkulasi sehingga memperbesar koefisien
perpindahan panas. Perpindahan panas dilakukan secara paksa atau konveksi
paksa, tujuannya untuk mempercepat laju perpindahan panas antar fluida. Selain
itu, penggunaan pompa juga bertujuan untuk mencegah terjadinya penyumbatan di
dalam pipa, mengapa demikian? karena dengan menggunakan pompa maka tentu arus
aliran akan tinggi sehingga meminimalkan timbulnya endapan penyebab kerak. Selain
itu, aliran yang cepat akan membuat larutan lerutan menjadi/lebih homogen. Jenis
evaporator ini masih digolongkan dalam dua jenis sesuai dengan jenis tube yang
digunakan, yakni submerged tube type dan boiling tube type. Cara kerja dari
submerged tube tipe yaitu, keseluruhan pipa pemanas berada di bawah cairan
(tercelub), cairan akan masuk melalui suatu saluran ke dalam bejana pemisah
uap-cair.
5. Long Tube Vertical Evaporator
Long tube vertical evaporator
memiliki ukuran tube transfer panas yang lebih panjang bila dibandingkan dengan
ukuran tube pada jenis evaporator lainnya. Tujuannya yakni untuk memperbesar
serta mempercepat sirkulasi cairan agar proses perpindahan panas lebih besar.
Setelah aliran memasuki ruang uap untuk dipisahkan dari uap yang telah
terbentuk, selanjutnya akan mengalir ke bawah melalui pipa luar evaporator.
B. Jenis-Jenis Evaporator (Bagian 2)
Gamabar 2: Jenis-Jenis Evaporator (Bagian 2)
1. Forced Circulation Evaporator With External Heater
Jenis evaporator
ini merupakan hasil rangkaian untuk keperluan tertentu, dimana heat exchanger,
pompa dan unit pemisah cairan-uap merupakan unit yang terpisah.
2. Falling Film Evaporator
Cara kerja falling film evaporator
yakni cairan akan mengalir ke bawah kemudian membentuk film pada sekeliling
dinding dalam pipa. Aliran yang terjadi disebabkan oleh adanya gaya berat serta
gesekan uap. Uap yang telah terbentuk akan turun ke bawah, walaupun ΔT kecil
tapi siklus aliran tetap berjalan baik karena adanya gaya gravitasi. Luas
permanasan jauh lebih besar dari volume cairan di dalamnya.
3. Climbing Film, Long Tube Vertical
Evaporator With External Heater
Prinsip kerja jenis evaporator ini
sebenarnya hampir mirip dengan Long Tube Vertical Evaporator. hanya dibedakan
dari alat pemanas dan pemisah uap yang letaknya terpisah.
4. Agitated Film Evaporator
Jenis evaporator ini berbentuk
tabung vertikal dan ada juga yang berbentuk horizontal, dengan sistem pemanas
berada di luar tabung. Pada sumbu tabung terdapat suatu alat berbentuk batangan
yang dapat diputar serta dilengkapi sirip-sirip. Fungsi dari batangan tadi
yaitu untuk mengalirkan cairan, dimana saat batangan tersebut berputar maka
cairan akan bergerak ke bawah dan kemudian terlempar ke bagian tepi tabung yang
panas.
5. Direct Contact Evaporator
Pada jenis evaporator ini akan
terjadi kontak langsung antara cairan dengan gas pemanas sehingga koefisien
perpindahan panas sangat besar. Di dalam bagian tengah tabung terdapat ruang
yang berfumgsi sebagai ruang pembakaran (lihat gambar di atas). Secara umum,
penggunaan evaporator ini ditujukan untuk larutan kental, atau bahkan sluriy.
6. Stirred, Discontinuous Evaporator
Jenis dari evaporator ini digunakan
memadatkan larutan atau dengan kata lain yakni untuk memperoleh produk bersifat
padat. pemanasannya terdiri dari dua jenis, yakni internal heating dan external
heating. Untuk pemanasan internal, pemanas akan dialirkan melalui koil,
sementara untuk pemanasan extenal, pemanas akan melalui jaket pada shell.
Daftar Pustaka
Hui YH. 2006. Handbook of Food
Science, Technology, and Engineering, Volume 3. Boca Raton: Taylor &
Francis Group. Hal:102-11.
Mc Cabe, Warren L. 1993. Operasi
Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta :Penerbit Erlangga
0 Response to "Pengertian evaporasi dan alat Evaporator beserta Prinsip Kerjanya"
Post a Comment