Laju Reaksi
ABSTRAK
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu
proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam
satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Judul
Pratikum
Pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap
kecepatan reaksi
1.2
Tanggal
Pratikum
18 mei 2013
1.3
Tujuan
Pratikum
Untuk mempelajari pengaruh suhu dan
perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi
1.4
Pelaksana
pratikum
Nama-nama pelaksana
pratikum:
-
Ika fitrianti
-
Yuni azmaida
-
Farhan Muzakkir
-
Zahrul ulfa
-
Risky indah sari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kecepatan reaksi berasal dari kata “kecepatan” dan
“reaksi”. Kecepatanmerupakan sejumlah gerakan per waktu. Reaksi berarti
kegiatan (aksi) yang timbul karena satu perintah atau suatu peristiwa. Dari
penjabaran tersebut, maka kecepatan reaksi adalah gerakan yang dilakukan tubuh
untuk menjawab secepat mungkin sesaat setelah mendapat suatu respons atau
peristiwa dalam satuan waktu.
Dalam banyak cabang olahraga, kecepatan merupakan komponen fisik yang sangat penting. Kecepatan menjadi faktor penentu di cabang-cabang olahraga, kecepatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam suatu pertandingan. Dalam olahraga sepaktakraw, kecepatan adalah hal yang mutlak diperlukan terutama dalam melakukan servis, smash dan block, seperti yang dikemukakan oleh Frank W. Dick, kecepatan dalam teori kepelatihan berarti kemampuan menggerakkan anggota badan, kaki atau lengan atau bagian statis pengumpil tubuh bahkan keseluruhan tubuh dengan kecepatan terbesar yang mampu dilakukan.
Dalam aktivitas gerakan sepaktakraw seperti smash kedeng, kecepatan tendangan merupakan hal yang sangat diperlukan agar dengan segera bola yang ditendang mengarah ke daerah tersulit pertahanan lawan. Kecepatan menurut Harsono, ialah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Secara kinesiologis, Dadang M. Mengemukakan bahwa kecepatan sebagai perubahan posisi benda pada arahnya dalam satu satuan waktu5. Menurut M. Sajoto, kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Dalam banyak cabang olahraga, kecepatan merupakan komponen fisik yang sangat penting. Kecepatan menjadi faktor penentu di cabang-cabang olahraga, kecepatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam suatu pertandingan. Dalam olahraga sepaktakraw, kecepatan adalah hal yang mutlak diperlukan terutama dalam melakukan servis, smash dan block, seperti yang dikemukakan oleh Frank W. Dick, kecepatan dalam teori kepelatihan berarti kemampuan menggerakkan anggota badan, kaki atau lengan atau bagian statis pengumpil tubuh bahkan keseluruhan tubuh dengan kecepatan terbesar yang mampu dilakukan.
Dalam aktivitas gerakan sepaktakraw seperti smash kedeng, kecepatan tendangan merupakan hal yang sangat diperlukan agar dengan segera bola yang ditendang mengarah ke daerah tersulit pertahanan lawan. Kecepatan menurut Harsono, ialah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Secara kinesiologis, Dadang M. Mengemukakan bahwa kecepatan sebagai perubahan posisi benda pada arahnya dalam satu satuan waktu5. Menurut M. Sajoto, kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa
kecepatan adalah kemampuan untuk memindahkan atau merubah posisi tubuh atau
anggota tubuh dalam menempuh suatu jarak tertentu dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya dengan satuan waktu. Agar seseorang bereaksi dengan cepat,
kecepatan harus dirangsanggerak secepat Kecepatan reaksi dikemukakan oleh
Claude Bouchard yang dalam terjemahan oleh Moeh. Soebroto bahwa : kecepatan
reaksi adalah kualitas yang memungkinkan memulai suatu jawaban kinetis secepat
mungkin setelah menerima suatu rangsang7. Kecepatan reaksi merupakan kualitas
yang sangat spesifik yang terlihat melalui berbagai jalan keanekaragaman
manifestasi tersebut dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan :
1.
Pada tingkat rangsang,
dalam suatu persepsi tanda bersifat penglihatan, pendengaran dan perubahan.
2.
Pada tingkat
pengambilan keputusan, kerap kali perlu dipilih perpektif dalam kepenuhan aneka
ragam tanda agar hanya mereaksi pada rangsang yang tepat.
3.
Pada tingkat
pengorganisasian reaksi kinetis, diskriminasi atau pilihan perpektif biasanya
disertai perlunya penetapan pilihan diantara berbagai respons kinetis yang
dibuat setelah itu.
Hal yang sama
dikemukakan oleh Suharno H.P bahwa faktor-faktor penentu khusus kecepatan
reaksi yaitu : tergantung iritabilita dari susunan syaraf, daya orientasi
situasi yang dihadapi oleh atlet, ketajaman panca indera dalam menerima
rangsangan, kecepatan gerak dan daya ledak otot.
Kecepatan reaksi atau daya reaksi adalah kemampuan
merespons sesaat setelah stimulus yang diterima syaraf yang berupa bunyi atau
tanda lampu menyala. Beberapa prinsip yang perlu ditaati dalam usaha
meningkatkan pengembangan kecepatan reaksi yaitu meningkatkan pengenalan terhadap
situasi persepsi khusus dan mengotomatisasikan semaksimal mungkin jawaban
motoris yang perlu dibuat atau sikap kinetis yang perlu dipilih dalam situasi
nyata. Oleh karena itu sangat perlu adanya metode latihan yang mengkondisikan
atlet pada situasi pertandingan yang sesungguhnya, di mana atlet dituntut
melakukan gerakan secepat-cepatnya dalam waktu yang singkat.Dari uraian di atas
dapat dikemukakan bahwa kecepatan reaksi adalah kemampuan individu dalam
melakukan gerakan dari mulai adanya stimulus hingga berakhirnya respons dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya. Maka, kedua apit itu dituntut untuk memiliki
kecepatan reaksi yang baik dalam melakukan smash kedeng agar lawan tidak sempat
mengantisipasi ke mana bola akan diarahkan. Dengan memiliki kecepatan teknik
yang baik didukung dengan kecepatan reaksi yang tinggi akan mempengaruhi
keberhasilan dalam melakukan smash kedeng dengan bagian luar samping kanan.
Laju reaksi atau kecepatan
reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung
lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.
Definisi formal Untuk reaksi kimia
dengan a, b, p, dan q
adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang terlibat
dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah
dimana [A], [B], [P],
dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.
2.1 Faktor yang mempengaruhi laju reaksi ,Laju reaksi
dipengaruhi oleh :
1.
Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat
penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu
juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil
tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin
halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi;
sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan
untuk bereaksi.
2.
Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi.
Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif
bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi
semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak
aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
3.
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang
mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan
atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi
bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung
lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan
yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan
dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase
berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis
homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis
heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana
pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam
substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk
baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau
lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya
bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan
katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
Meskipun katalis (C)
termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkankembali oleh reaksi 2,
sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi beberapa katalis yang pernah
dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter
katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.
4.
Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol
zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi
adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi
berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan
berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.
5.
Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam
bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin
tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan
demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan
reaksi meningkat. Jadi semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju
reaksinya.[
Persamaan laju reaksi
Untuk reaksi kimia
Orde reaksi zat A dan
zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.
(Team Jurusan Teknik Kimia,2012)
Cepat lambatnya suatui reaksi
berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksidapat dinyatakan sebagai perubahan
konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu. Konsentrasi biasanya
dinyatakan dalam mol perliter, tetapi untuk
reaksi fase gas satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan,seperti
Atmosfer (atm), millimeter merkorium (mmHg) atau pascal (Pa). satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari,
bulan bahkan tahun bergantung pada reaksiitu berjalan cepat atau lambat.
Untuk
mengukur laju reaksi, perlu menganalisis secara langsung maupun tak langsung
banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya pereaksi yang tersisa setelah penggal-penggal waktu tertentu. Reaksi kimia menyangkut perubahan dari
suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil
reaksi (produk).
laju reaksi dapat dinyatakan sebagai
berkurangnya jumlah pereksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah
hasil reaksi untuk setiap satuan waktu. Ukuran
jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau molaritas (M).
Dengan demikian maka laju reaksi menyatakan
berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satuan waktu. Satuan
laju reaksi umumnya dinyatakan dalam satuan
mol.dm-3.det-1atau mol/Liter detik. Satuan mol dm-3 atau
molaritas, merupakan satuan
konsentrasi larutan.Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika
atau kimia.
Dengan cara fisika, penentuan konsentrasinya
dilakukan secara tidak langsung yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran
yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran,
misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas). Adsorpsi cahaya dan
lainnya. Penentuan secara kimia dilakukan dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba (reaksi
dibekukan). Setelah selang waktu tertentu, kemudian
konsentrasinya ditentukan dngan metode analisis kimia. Laju reaksi dapat ditentukan melalui
percobaan yaitu dengan mengukur konsentrasi salah pereaksi atau salah satu
produk. Dengan selang waktu tertentu selama
reaksi berlangsung untuk reaksi yang berlangsung lambat, hal itu dapat dilakukan dengan mengeluarkan sampel
dari campran reaksi lalu menganalisisnya.
(Sukarjo, 2000)
Kecepatan reaksi adalah pertambahan konsentrasi produk persatuan waktu atau
pengurangan konsentrasi reaktan persatuan wakyu. Satuan (V) = molar / detik
atau mol/liter detik atau mol/menit.
Suatu Reaksi itu berlangsung lambat
sehingga konsentrasi asam asetat yang terbentuk dengan mudah dapat ditentukan
dengan menggunakan suatu larutan basah. Cara yang lebih umum ialah menggunakan
suatu alat yang dapat menunjukkan secara kontinyu salah satu perubahan fisis
yang menyertai reaksi, misalnya untuk reaksi yang membebaskan gas, alat
dirancang agar dapat mencatat volume gas yang terbentuk ; untuk reaksi yang
diserati perubahan warna, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan
itensitas warna, untuk reaksi gas yang disertai perubahan jumlah mol, alat
dirancang agar dapat mengukur perubahan tekanan gas. Gambar diatas
memperlihatkan bagan suatu alat yang dapat mengukur perubahan tekanan pada
suatu reaksi gas, seperti penguraian dinitrogen pentaoksida membentuk nitrogen
dioksida dan oksigen.
Reaksi
itu disertai pertambahan jumlah mol gas, yang menyebabkan pertambahan tekanan, yang dapat dibaca pada
manometer. Semakin banyak N2O5 yang
terurai semakin besar tekanan. Bila reaksi
dilangsungkan pada volume dan suhu tetap, maka
pertambahan tekanan dapat dikaitkan dengan pertambahan jumlah mol. Dengan demikian laju penguraian NO5
itu dapat ditentukan. Dalam
laju reaksi dikenal juga laju reaksi sesat, yaitu laju reaksi rata-ratayang
dihitung dalam selang waktu yang berbeda-beda dan diperlukan perhitungan laju
reaksi yang berlaku dalam setiap saat. Laju reaksi
juga dapat ditentukan melalui
cara grafik. Laju reaksi sesaat merupakan
gradient dari kurva antara waktu dengan
perubahan konsentrasi pada selang waktu tertentu. Oleh karena itu,terdapat
suatu bilangan tetap yang merupakan angka faktor perkalian terhadap konsentrasi yang disebut sebagai tetapan
laju reaksi (K).
(Knopker, S. M, 1990)
2.2 Faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi:
Terjadinya suatu reaksi adalah
tumbukan dari komponen zat yang bereaksi (molekul atau atom). Kecepatan reaksi
karena tumbukan ini tergantung pada:
1. Jumlah tumbukan yang terjadi per
detik
2. Persentase tumbukan yang berhasil
untuk melakukan reaksi.
2.3 Hal yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi adalah
1. Konsentrasi yaitu, kecepatan reaksi akan bertambah bila
konsentrasinya bertambah.
2. Suhu (temperatur) yaitu, kenaikan
suhu akan mempercepat reaksi.
3.
Katalisator yaitu, zat yang di gunakan untuk
merpercepat suatu reaksi. Yaitu
dengan cara memperkecil energi aktivasi. Berbeda dengan inhibitor yaitu zat yang bereaksi.
4.
Luas permukaan sentuhan yaitu, semakin luas permukaan
zat yang bereaksi maka kecepatan
reaksi semakin besar. Kecepatan reaksi juga di tentukan
oleh tahap – tahap reaksi.
(Anshory, Irfan, 2000)
2.5
Konsep
Laju Reaksi
1. Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per
satuan waktu
2. Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per
satuan waktu
3. Perbadingan laju perubahan masing-masing komponen sama dengan perbandingan koefisien reaksinya
Pada
reaksi :
Laju
reaksi :
1. laju penambahan konsentrasi NH3
2. laju pengurangan konsentrasi N2 dan H2.
2.6
Pengertian
Laju Reaksi
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi
atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu.
Laju Reaksi didefinisikan sebagai :
a. Berkurangnya konsentrasi
A(reaktan) tiap satuan waktu
b. Bertambahnya konsentrasi
B(produk) tiap satuan waktu
Dirumuskan :
Laju
Reaksi =
(Keenan,1990)
BAB III
METODELOGI
PRAKTIKUM
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1 Alat:
1. Gelas
ukur 1 buah
2. Stopwatch
1 buah
3. gelas
piala 500 ml 1 buah
4. thermometer
100oC 1 buah
5. lampuspiritus,
kaki tiga, kasa 1 buah
6. pipet
tetes 1 buah
3.1.2 Bahan :
1. HCL
2. Na2S2O3
3.2
Cara kerja:
Bagian
A
1.
Di tempatkan 25 ml Na2S2O3
0,25 M didalam gelas ukur besar dan diletakkan di atas kertas yang diberi tanda
silang hitam, sehingga jelas dari atas.
2.
Ditambahkan 2 ml HCL
1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan, dihidupkan stopwatch. Larutan di
aduk homogen, dilakukan pengamatan dari atas.
3.
Dicatat waktu sampai
tanda silang hitam menjadi kabur.
4.
Suhu larutan diukur
dan dicatat.
5.
Diulangi cara kerja
diatas dengan komposisi larutan yang lain.
Bagian B
1.
Dimasukkan 10 ml Na2S2O3
0,25 M kedalam gelas ukur, lalu
diencerkan hingga volumenya menjadi 50 ml.
2. Diukur
2 ml HCL 1 m, dimasukkan kedalam tabung reaksi ditempatkan gelas ukur dan
tabung reaksi ersebut dipenangas air pada suhu 35oC. Dibiarkan kedua
larutan beberapa lama sampai mencapai suhu kesetimbangan, ukur shu dengan
thermometer dan dicatat.
3. Ditambahkan
HCL kedalam larutan tiosulfat tersebut, pada saat yang bersamaan dihidupkan
stopwatch. Larutan diaduk lalu ditempatkan gelas ukur diatas kertas bertanda
silang hitam, dicatat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang menjadi kabur
bila dilihat dari atas.
4. Di
ulangi langkah kerja di atas untuk berbagai variasi suhu (empat variasi suhu)
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
a. Bagian A
Kosentrasi relatif N2S2O3
|
Waktu (t)
|
1/t (detik)
|
Suhu (oC)
|
25
|
00:07
|
0,14
|
25
|
20
|
00:30
|
0,03
|
26
|
15
|
00:37
|
0,027
|
26
|
10
|
00:43
|
0,02
|
26
|
5
|
00:12
|
0,013
|
26
|
0
|
00:15
|
0,005
|
26
|
b.
Bagian B
Suhu
oC
|
SuhuoK
|
1/suhu
k-1
|
Waktu
(s)
|
1/Waktu
S-1
|
Log
(1/waktu)
|
45
|
318
|
0,0031
|
01:18
|
0,012
|
-1,89
|
50
|
323
|
0,0030
|
01:03
|
0,015
|
-1,79
|
55
|
328
|
0,0030
|
01:52
|
0,019
|
-1,71
|
60
|
333
|
0,0030
|
01:37
|
0,027
|
-1,56
|
2.7
Pembahasan
A. Larutan
Na2S2O3 5 ml ditambahkan H2O 20 ml
dan kemudian ditambahkan HCL 2 ml maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
kecepatan reaksi yaitu1,5 menit karena disini konsentrasi yang digunakan
sedikit dan air lebih banyak, dan kemudian pada Na2S2O3
10 ml ditambahkan H2O 15 ml dan kemudian ditambahkan HCL 2 ml
maka waktu nya 1 menit lebih cepat dari yang pertama karena jumlah konsentrasi Na2S2O3
lebih banyak dari yang pertama.
Selanjutnya, Larutan Na2S2O3 15
ml ditambahkan H2O 10 ml dan kemudian ditambahkan HCL 2 ml waktunya
59 detik ini lebih cepat lagi dari yang diatas karena konsentrasi tiosulfat
yang digunakan lebih banyak dari air, dan bila Larutan Na2S2O3
20 ml ditambahkan H2O 5 ml dan kemudian ditambahkan HCL 2 ml
waktunya 46 detik.
Dari hasil semua dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu larutan sangat mempengaruhi pada
kecepatan reaksi.
B. Larutan
Na2S2O3 25 ml ditambahkan HCL 2 ml temperatur
yang digunakan 45oC dan waktu yang dibutuhkan 99 detik ini agak
sedikit lama karena suhu yang digunakan tidak terlalu tinggi. Larutan Na2S2O3
25 ml ditambahkan HCL 2 ml temperatur yang digunakan 50oC dan waktu
yang dibutuhkan 32 detik, ini lebih cepat dari yang pertama. Larutan Na2S2O3
25 ml ditambahkan HCL 2 ml temperatur yang digunakan 60oC dan waktu
yang dibutuhkan 92 detik, ini lebih lama karena ada pengaruh dri lingkungan
mungkin, seharusnya semakin tingi temperatur maka semakin cepat terjadinya
reaksi. Larutan Na2S2O3 25 ml ditambahkan HCL
2 ml temperatur yang digunakan 65oC dan waktu yang dibutuhkan 22
detik. Ini lebih cepat karena suhu yang digunakan tinggi. Jadi dari hasil di
atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan maka pengaruh
waktu untuk kcepatan reaksinya semakin cepat.
BAB V
KESIMPULAN
1. semakin
tinggi konsentrasi suatu larutan sangat mempengaruhi pada kecepatan reaksi.
2. semakin
tinggi suhu yang digunakan maka pengaruh waktu untuk kcepatan reaksinya semakin
cepat.
BAB VI
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Anshory ,Irfan. 2000. Analisa Kimia. Erlangga : Jakarta
2.
Dogra S. Dogra. 1985. Kimia fisika dan soal – soal UI
– press. Bima Aksara : Jakarta
3.
Keenan , 1990. “Kimia Untuk Universitas”. Erlangga : Jakarta.
4.
Knopkar, S.M 1990. Konsep dasar kimia analitik
Universitas indonesia press: Jakarta.
5.
Svehia 6. 1985. Buku teks analisis anorganik
kuantitatif mikro dan semikro. PR.
Kaiman media pertaka: jakarta.
6.
Soekardjo. 1985, kimia fisika. Penerbit Bima Aksara.
7.
Team Jurusan Teknik Kimia. 2012. “Penuntun praktikum
kimia fisika”. Lhokseumawe
LAMPIRAN I
DATA PEMGAMATAN
a. Bagian
A
Kosentrasi relatif N2S2O3
|
Waktu (t)
|
1/t (detik)
|
Suhu (oC)
|
25
|
00:07
|
0,14
|
25
|
20
|
00:30
|
0,03
|
26
|
15
|
00:37
|
0,027
|
26
|
10
|
00:43
|
0,02
|
26
|
5
|
00:12
|
0,013
|
26
|
0
|
00:15
|
0,005
|
26
|
b.
Bagian B
Suhu
oC
|
SuhuoK
|
1/suhu
k-1
|
Waktu
(s)
|
1/Waktu
S-1
|
Log
(1/waktu)
|
45
|
318
|
0,0031
|
01:18
|
0,012
|
-1,89
|
50
|
323
|
0,0030
|
01:03
|
0,015
|
-1,79
|
55
|
328
|
0,0030
|
01:52
|
0,019
|
-1,71
|
60
|
333
|
0,0030
|
01:37
|
0,027
|
-1,56
|
LAMPIRAN II
PERHITUNGAN
Bagian A
1. t1 =
7 detik
1/t1 =1/7 = 0,14 detik
2. t2 = 30 detik
1/t2 =1/30 = 0,30 detik
3. t3 = 37 detik
1/t3 = 1/37 = 0,37 detik
4. t4 = 43 detik
1/t4 = 1/43 = 0,02 detik
5. t5 = 132 detik
1/t5 = 1/135= 0,013 detik
6. t6 = 195 detik
1/t =
1/195= 0,005
a
Orde reaksi
V1 =
V2 =
Bagian B
a.
suhu
1. 45oC = 318 K
Tk =
273 + 46 =318 K
2. 50oC = 323 K
Tk =
273 + 50 =323 K
3. 55oC = 328 K
Tk =
273 + 55 =328 K
4. 60oC = 333 K
Tk =
273 + 60 =333 K
b. 1/suhu
1. 1/Tk = 1/318
= 0,00314 K
2. 1/Tk = 1/323
= 0,00309 K
3. 1/Tk = 1/333
= 0,003 K
4. 1/Tk = 1/328
= 0,003 K
c. Waktu
(s)
1. t1 =
78 detik
1/t1 =0,012 det
2. t2 =
73 detik
1/t2 =0,015det
3. t3 =
52 detik
1/t3 =0,019 det
4. t4 =
37 detik
1/t4 =0,027 det
d. log
1/t
1. log
(0,012) = -1,89
2. log
(0,015) = -1,79
3. log
(0,019) = -1,71
4. log
(0,027) = -1,56
0 Response to "Laju Reaksi"
Post a Comment