Pemilihan Reaktor
PEMILIHAN
REAKTOR
Desain
proses dimulai dari unit pereaksi (reaktor), sehingga langkah pertama dalam
desain proses adalah memilih reaktor. Dalam pemilihan reaktor kondisi dibawah
ini perlu pertama sekali dipertimbangkan:
1. Jenis
2. Konsentrasi
3. Temperatur
4. Tekanan
5. Fasa
6. Katalis
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
1.1
JENIS-JENIS
SISTEM REAKSI
1.1.1
Reaksi
Tunggal
Contoh reaksi tunggal yang menghasilkan produk
samping ditunjukkan seperti dibawah ini:
(CH3)2CHOH à CH3COCH3 + H2
iso
propil alkohol aseton
1.1.2 Reaksi Berganda Paralel
Selain
reaksi tunggal, suatu reaksi dapat juga menghasilkan reaksi selanjutnya (reaksi
sekunder) yang menghasilkan produk samping. Dalam jenis reaksi berganda
paralel, produk samping dihasilkan bersamaan (paralel) dengan pembentukan
produk. Contoh sistem reaksi paralel dapat dilihat pada pembuatan etilena
oksida yang ditunjukkan pada reaksi-reaksi dibawah ini:
CH2=CH2 +
3O2 H2C CH2
O
etilena oksigen
etilen oksida
Reaksi
ini paralel dengan reaksi:
CH2=CH2 +
3O2 à 2CO2 + H2O
etilena oksigen
1.1.3
Reaksi
Berganda Seri
Selain
reaksi primer dan sekunder secara bersamaan, reaksi-reaksi ini juga dapat
berjalan secara seri (setelah satu reaksi diikuti oleh reaksi berikutnya).
Contoh sistem reaksi seri dapat dilihat pada pembuatan formaldehida dari
methanol yang ditunjukkan pada reaksi dibawah ini:
CH3OH +
½O2 à HCHO
+ H2O
metanol oksigen
formaldehida air
Selanjutnya
diikuti oleh reaksi:
HCHO à CO +
H2
formaldehida karbon monoksida
gas hidrogen
1.2 KONSENTRASI DI DALAM REAKTOR
Didalam
pemilihan jenis reaktor juga perlu diperhatikan pengaruh konsentrasi. Kondisi
konsentrasi di dalam reaktor sering dilakukan melalui salah satu reaktan
berlebih (excess), penambahan inert
material ke dalam reaktor, atau meresirkulasi produk yang tidak diinginkan
kembali ke reaktor.
1.2.1 Reaksi Tunggal Irreversible
Pada reaksi
tunggal tidak dapat balik (irreversible),
maka memperbesar konsentrasi salah satu reaktan akan memperbesar konversi. Maka
dipilih salah satu reaktan dibuat berlebih dan yang lain sebagai limiting
reaktan sehingga reaksi mendekati sempurna. Perhatikan reaksi dibawah ini:
C2H4
+ Cl2 à
C2H4Cl2
etilena khlorin dikhloroetana
Pada reaksi
ini etilena diumpankan berlebih agar khorin dapat dikonversi seluruhnya,
dimaksudkan agar khlorin tidak menjadi permasalahan pada unit pemisah
berikutnya.
1.2.2
Reaksi
Tunggal Reversible
Konversi
maksimum yang dapat dicapai pada reaksi dapat balik (reversible) sangat dipengaruhi oleh kesetimbangan reaksi atau
konversi setimbang.
a.
Rasio umpan
Perbandingan
umpan reaktor sedemikian dapat mencapai konversi setimbangan yang maksimum.
Konversi maksimum ini dapat dicapai bila produk reaksi dikurangi.
b.
Pengaruh penambahan inert
Penambahan
inert (bahan yang tidak bereaksi) dalam reaksi bertujuan mempengaruhi
kesetimbangan reaksi sehingga dapat diperoleh konversi yang maksimum. Bila
molekularitas reaksi bernilai (-) maka sebaiknya tidak ada penambahan
inert tetapi sebaliknya nilai molekuritas bernilai (+) maka disarankan adanya
penambahan inert.
c.
Pengambilan produk selama proses reaksi berlangsung
Pada reaksi
setimbangan sebaiknya produk diambil secara kontinyu supaya diperoleh konversi
yang maksimum. Cara lain dilakukan dengan tahapan reaksi dimana dalam tahapan
tersebut dipisahkan produk antara (intermediate
products). Sebagai contoh pemisahan produk antara adalah dalam proses
produksi asam sulfat melalui reaksi dibawah ini:
2SO2 + O2 2SO3
Sulfur dioksida sulfur trioksida
Reaksi
tersebut dapat dicapai konversi yang sempurna dengan mengikuti nilai
kesetimbangannya dan pengambilan sulfur trioksida yang terbentuk melalui proses
absorpsi. Dalam kasus ini pengambilan sulfur trioksida dengan air langsung
menghasilkan asam sulfat.
1.2.3 Reaksi Berganda Paralel
Pada
prinsipnya untuk memaksimalkan nilai selektifitas. Maka rasio kecepatan dibawah
ini harus diminimalkan:
Umpan 1 +
Umpan 2 à Produk
Umpan 1 + Umpan 2 à Produk
samping
Dalam
hal ini,
apabila
(α2 – α1) > (β2 – β1), maka
lakukan operasi reaksi dengan CUmpan 2 berlebih
apabila
(α2 – α1) < (β2 – β1), maka
lakukan operasi reaksi dengan CUmpan 1 berlebih
1.2.4 Reaksi Berganda Seri
Pada reaksi
seri maka bila produk merupakan produk tengahan maka konversi rendah pada
reaksi utama akan memperbesar selektifitas. Dan bila reaksi samping merupakan
produk tengahan maka konversi besar akan memperbesar selektifitas.
1.3
TEMPERATUR
REAKTOR
Pemilihan
temperatur operasi reaksi tergantung pada banyak faktor. Selain pertimbangan
kecepatan reaksi, juga perlu diperhatikan bahan konstruksi. Bahasan berikut
hanya melihat pengaruh temperatur terhadap konversi dan selektifitas sistem
reaksi.
1.3.1
Reaksi
Tunggal
Jenis reaksi
yang berhubungan dengan temperatur dibagi dua yaitu reaksi endotermis dan
reaksi eksotermis.
a. Reaksi Endotermis
Pada reaksi
endotermis reversible, untuk
meminimalkan volume reaktor atau meningkatkan konversi reaksi, maka sistem
reaksi dioperasikan pada temperatur tinggi. Temperatur reaksi yang digunakan
juga harus memperhatikan kemampuan katalis dan batasan material konstruksi.
b. Reaksi Eksotermis
Pada reaksi eksotermis
irreversible maka sebaiknya reaktor dioperasikan
pada temperatur setinggi mungkin yang disesuaikan dengan kemampuan bahan
konstruksi dan katalis sehingga kecepatan reaksi akan besar dan volume reaktor
akan kecil. Pada reaksi eksotermis reversible
sebaiknya temperatur reaktor dioperasikan pada temperatur rendah supaya diperoleh
konversi maksimum yang tinggi. Tetapi temperatur rendah akan mengakibatkan
kecepatan reaksi menjadi kecil sehingga volume reaktor akan menjadi besar. Maka
diperlukan kondisi operasi yang optimum.
1.3.2
Reaksi Berganda
Pada permasalah
reaksi berganda, maka pemilihan temperatur pada kondisi reaktor adalah untuk
memaksimalkan nilai selektifitas dan meminimalkan volume reaktor pada nilai
konversi yang diberikan.
k1
A B
k2
apabila k1
> k2, maka sistem reaksi dilakukan pada temperatur tinggi
apabila k2
> k1, maka sistem
reaksi dilakukan pada temperatur rendah. Dalam hal ini perlu diperhatikan, pada
kondisi temperatur rendah akan menaikkan selektifitas tetapi juga meningkatkan
volume reaktor. Pertimbangan ekonomi selanjutnya dilakukan antara menurunkan
terbentuknya produk samping atau menaikkan biaya konstruksi.
1.4 TEKANAN REAKTOR
1.4.1 Reaksi Tunggal
a.
Penurunan jumlah mol
Bila selama
reaksi terjadi penurunan jumlah mol maka tekanan reaktor harus besar. Sehingga
reaksi akan bergeser kearah kanan.
b.
Penambahan jumlah mol
Bila selama
reaksi terjadi penambahan jumlah mol maka tekanan reaksi harus kecil.
1.4.2 Reaksi Berganda
Pengambilan
tekanan operasi pada reaksi yang lebih dari satu maka harus mempertimbangkan
masalah selektifitas, konversi dan volume reaktor.
1.5
FASA REAKSI
Penentuan
fase reaksi sangat dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan reaksi. Sehingga
pengetahuan fase bahan pada suhu reaksi sangat penting, apakah dalam fase
padat, fase cair, fase uap atau fase gas.
1.6
KATALIS
Kebanyakan
proses menggunakan katalis untuk meningkatkan laju reaksi, tetapi katalis tidak
berubah secara kuantitas dan komposisi kimia pada akhir reaksi. Pemilihan
katalis adalah tahapan yang sangat penting. Apabila katalis digunakan pada
reaksi berganda, maka katalis tersebut mempunyai efek yang berbeda terhadap
reaksi primer dan sekunder. Oleh karena itu, katalis biasanya dikembangkan
untuk meningkatkan reaksi yang diinginkan. Pemilihan katalis akan sangat
berpengaruh pada selektifitas reaksi. Proses katalitik dapat dibagi dua yaitu
homogen atau heterogen.
1.6.1
Katalis
Homogen
Pada sistem
katalis homogen reaksi berjalan seluruhnya pada fasa uap atau fasa cair. Jenis
katalis ini mempunyai fasa yang sama dengan bahan yang bereaksi. Biasanya
katalis ini tidak begitu disukai karena akan menimbulkan problem pada proses
pemisahan katalis dan sering menimbulkan dampak lingkungan.
1.6.2
Katalis
Heterogen
Dalam sistem
katalis heterogen, katalis berbeda fasa dengan spesies yang bereaksi. Pada
sistem katalis heterogen, katalis biasanya berbentuk padatan. Selama proses
reaktan berdifusi pada permukaan katalis dan terserap kedalam permukaannya
dimana reaksi terjadi. Setelah bereaksi, produk keluar dari katalis berdifusi
kembali kedalam fasanya (cair atau gas).
1.7
UNJUK KERJA
REAKTOR
Dalam
memilih jenis reaktor perlu diketahui terlebih dahulu kriteria untuk kerja (performance) reaktor. Untuk jenis
reaktor (selain reaktor polimerisasi) parameter yang penting untuk menjelaskan
unjuk kerja adalah konversi, selektifitas, dan yield. Dalam menjelaskan unjuk kerja reaktor, nilai selektifitas
lebih berarti dibandingkan dengan yield.
Yield berdasarkan reaktan yang
diumpankan kedalm reaktor bukan berdasarkan berapa besar reaktan yang
dikonsumsi. Hal ini disebabkan reaktan yang diumpankan bisa saja berasal dari
lairan resirkulasi bukan dari umpan segar (fresh
feed). Walaupun demikian nilai yield
bermanfaat untuk menjelaskan unjuk kerja pabrik kimia secara keseluruhan.
1.7.1
Reaksi
Tunggal
Pada reaksi
tunggal, sasaran yang ingin dicapai adalah meminialkan biaya reaksi tunggal,
meminimalkan biaya konstruksi untuk konversi reaksi yang diketahui. Dengan
menaikkan konversi juga akan meningkatkan ukuran reaktor dan biaya.
1.7.2
Reaksi
Berganda Paralel
Dalam reaksi
berganda paralel sasaran yang ingin dicapai adalah meminimalkan terbentuknya
produk samping (memaksimalkan selektifitas) untuk konversi yang diketahui.
Umpan à Produk
Umpan à Produk samping
Dimana:
r1 dan
r2 = kecepatan reaksi primer dan sekunder
k1 dan
k2 = konstanta kecepatan reaksi primer dan sekunder
CUmpan
= konsentrasi umpan didalam reaktor
α1
dan α2 = orde reaksi primer dan sekunder
Perbandingan
kecepatan reaksi sekunder terhadap primer adalah:
Untuk
mendapatkan selektifitas maksimum maka nilai perbandingan harus minimum. Konversi yang tinggi
didalam reaktor akan menyebabkan penurunan CUmpan. Dengan demikian
jika:
α1>α2
maka apabila konversi meningkat, selektifitas
juga meningkat
α1<α2
maka apabila konversi meningkat, selektifitas
menurun
Dengan kata
lain apabila α1>α2 untuk mendapatkan produk yang besar
maka konsentrasi umpan harus tinggi, sebaliknya apabila α1<α2
untuk mendapatkan produk yang besar, maka konsentrasi umpan harus rendah.
1.7.3
Reaksi
Berganda Seri
Untuk reaksi
berganda seri yang menghasilkan produk samping seperti ditunjukkan oleh
persamaan dibawah ini:
Umpan à Produk
Umpan à Produk samping
Dimana:
r1 dan
r2 = kecepatan reaksi primer dan sekunder
k1 dan
k2 = konstanta kecepatan reaksi primer dan sekunder
CUmpan
= konsentrasi umpan didalam reaktor
α1
dan α2 = orde reaksi primer dan sekunder
Dari kedua
reaksi diatas, maka dapat dilihat bahwa reaktor sebaiknya dioperasikan pada
konsentrasi produk yang rendah untuk menghindari terbentuknya produk samping
yang tinggi. Biasanya pada pendekatan awal diambil konversi sebesar 50% untuk
reaksi irreversible atau konversi
kesetimbangan 50% untuk reaksi reversible.
Reaksi
berganda juga dapat terjadi akibat kotoran (impuritis) yang ada didalam umpan.
Untuk kasus seperti ini sebaiknya umpan reaktor dimurnikan terlebih dahulu
daripada mengkondisikan reaktor sehingga tidak terbentuk produk samping akibat
impuritis.
1.8
MODEL REAKTOR
IDEAL
Dalam desaim
reaktor ada tiga jenis model desain yang dapat digunakan yaitu model batch ideal, model tangki berpengaduk
kontinyu, dan model reaktor plug flow (reaktor sumbat).
Pada model batch ideal, reaktan diumpankan ke
reaktor, dilakukan pengadukan, dan setelah waktu tertentu produk dikeluarkan
dari reaktor. Konsentrasi didalam reaktor berubah bersamaan dengan waktu. Pada
sistem ini diperlukan pengadukan yang sempurna untuk mendapatkan komposisi dan
temperatur yang seragam di seluruh bagian reaktor.
Pada model
tangki berpengaduk kontinyu, umpan dan produk masing-masing dimasukkan dan
dikeluarkan secara kontinyu (terus-menerus) dengan melakukan pengadukan yang
sempurna. Akibat pengadukan ini, reaktan dapat langsung keluar dari reaktor
atau tetap berada didalam reaktor untuk waktu tertentu. Dengan demikian waktu
tinggal (residence time)
masing-masing komponen dapat berbeda.
Pada model
reaktor plug flow (reaktor sumbat)
diasumsikan bahwa pergerakan reaktan seragam didalam satu arah aliran yang
tidak diberikan pengadukan. Waktu tinggal plug
flow pada seluruh aliran adalah sama untuk setiap komponen (seperti model batch). Model plug flow dianggap sama seperti model tangki berpengaduk kontinyu
yang dihubungkan secara seri.
1.8.1
Reaksi
Tunggal
Untuk reaksi
tunggal dibawah ini,
Umpan à Produk
Dimana:
r =
kecepatan reaksi
k =
konstanta kecepatan reaksi
CUmpan
= konsentrasi umpan didalam reaktor
α = orde
reaksi
Dari
persamaan diatas diperoleh bahwa untuk mendapatkan laju reaksi yang tinggi,
maka konsentrasi umpan juga harus tinggi. Didalam reaktor model tangki
berpengaduk kontinyu, reaktan yang masuk kedalam reaktor mengalami pengenceran
oleh produk yang telah terbentuk, sehingga akan menurunkan laju reaksi.
Laju reaksi
untuk reaksi tunggal pada model tangki berpengaduk kontinyu lebih rendah
dibandingkan dengan yang terjadi pada model batch
ideal atau plug flow. Apabila juga
ingin dilakukan, maka model tangki berpengaduk kontinyu membutuhkan volume
reaktor yang lebih besar. Kesimpulannya, model batch ideal dan plug flow
sesuai untuk reaksi tunggal.
1.8.2
Reaksi
Berganda Paralel
Secara umum
dapat dikatakan bahwa apabila laju reaksi untuk produk yang diinginkan lebih
besar dari laju reaksi produk samping, maka digunakan reaktor batch atau plug flow. Sebaliknya apabila laju reaksi dari produksi yang
diinginkan lebih rendah dari produk samping, maka digunakan reactor tangki
berpengaduk kontinyu.
1.8.3
Reaksi
Berganda Seri
Dari
persamaan untuk reaksi berganda (lihat kembali pada bagian 1.7.3), untuk
konversi reaktor tertentu reaktan membutuhkan waktu tinggal tertentu didalam
reaktor. Didalam reaktor tangki berpengaduk kontinyu reaktan dapat langsung
keluar dari reaktor atau tetap berada didalam reaktor. Demikian juga produk
yang terbentuk dapat langsung keluar atau berada didalam reaktor untuk waktu
tertentu. Oleh sebab itu, penggunaan reaktor tangki berpengaduk kontinyu untuk
jenis reaksi berganda seri memberikan selektifitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan reactor batch atau
plug flow.
DAFTAR
PUSTAKA
Machdar,
Izarul.2008.Dasar-dasar Sintesis Proses.Penerbit
Hadzam Raya.
0 Response to "Pemilihan Reaktor"
Post a Comment