Praktikum Fisika Dasar " Daya Listrik "
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Judul
Praktikum:
Daya Listrik
I.2 Tanggal
praktikum:
18 Oktober 2014
I.3 Tujuan
Praktikum:
a. Mempelajari
Prinsip tegangan dan arus pada rangkaian seri dan parallel.
b. Menghitung
dan membandingkan besarnya pada daya pada rangkaian seri dan parallel.
BAB II
LANDASAN TEORI
Daya listrik adalah besaran listrik yang menyatakan besarnya energi yang
digunakan untuk mengaktifkan komponen atau peralatan listrik/elektronik.
Besarnya daya listrik dapat dihitung berdasarkan rumus P=VxI
dimana:
P = Daya listrik, dinyatakan dalam satuan Watt (w) atau VA
P = Daya listrik, dinyatakan dalam satuan Watt (w) atau VA
I = Arus listrik,
dinyatakan dalam satuan Ampere (A)
V = Tegangan
listrik, dinyatakan dalam satuan Volt (V)
Contoh:
Sebuah radio kecil yang diaktifkan dengan dua buah batere kecil yang masing-masing baterenya bertegangan 1,5V saat bekerja arus yang mengalir adalah sebesar 100 milli Ampere (100mA).
Sebuah radio kecil yang diaktifkan dengan dua buah batere kecil yang masing-masing baterenya bertegangan 1,5V saat bekerja arus yang mengalir adalah sebesar 100 milli Ampere (100mA).
Maka energi
listrik yang terpakai adalah sebesar: 3×100/1000 = 300/1000 = 0,3Watt
Catatan:
3V adalah tegangan dari 2 batere 1,5V
3V adalah tegangan dari 2 batere 1,5V
100/1000A
adalah 100mA.
Untuk membatasi pemakaian daya listrik PLN memasang sekering (MCB) pembatas
arus pada meteran listriknya. Jadi bila pada meteran anda terpasang sekering
sebesar 5A dan tegangan PLN adalah 220V, maka jatah maksimum pemakaian daya
listrik anda adalah sebesar 220×5 = 1100Watt (Daniel dan
Alberty.1980).
Tegangan listrik atau
yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik adalah perbedaan potensial
listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan listrik merupakan
ukuran beda potensial yang mampu membangkitkan medan listrik sehingga
menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuak konduktor listrik.
Berdasarkan ukuran
perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empat tingkatan:
1. Tegangan
ekstra rendah (extra low Voltage)
2. Tegangan
rendah (low Voltage)
3. Tegangan
tinggi (high Voltage)
4. Tegangan
ekstra tinggi (extra high Voltage)
Sesuai dengan definisi di atas, bahwa tegangan merupakan
perbedaanpotensial antara dua titik, yang bisa didefinisikan sebagai jumlah
kerja yang diperlukan untuk memindahkan arus dari satu titik ke titik lainnya,
maka rumus dasar tegangan antara 2 titik adalah:
Va - Vb
= ∫E . dI
Dimana
Va = potensial di titik a; Vb = potensial di titik b; E = medan listrik, dan I
= arus listrik. Berdasarkan penerapannya, beda potensial ada pada arus listrik
searah (DC) dan arus listrik bolak- balik (AC). Pada arus searah:
V = √(P.R)
V = I . R
dimana V = tegangan; P = daya; R =
hambatan; dan I = arus. Sedangkan pada arus bolak-balik: dimana V = tegangan
(Volt); I = arus (Ampere); P = daya (Watt); R = hambatan (Ohm); Z = impedansi;
dan ф adalah beda fase antara I dan V (Halliday,D.R.Resnich
dan P.Silaban1984).
Resistor
adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik
dengan memproduksi penurun tegangan diantara kedua salurannya sesua dengan arus
yang mengalirinya berdasarkan hokum Ohm. Resistor digunakan sebagai
bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik dan merupakan salah satu
komponen yang paling sering digunakan resistor dapat dibuat dari bermacam-macam
komponen dan film., bahkan resistansi/ kawat yang dibuat dari paduan
resistivitas tinggi seperti nikel-kromium. Karaktristik utama dari resistor
adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan. Karaktristik lain
termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan indukstansi (http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor).
Dalam banyak
pemakain, dijumpai sumber tegangan dan beberapa buah resistor yang dihubungkan
dengan cara tertentu. Rangkaian seri adalah rangkaian dimana resistor disusun
secara berderet sehingga arus yang melalui tiap-tiap komponen adalah sama.
Rangkaian paralel adalah rangkaian dimana resistor disusun secara sejajar,
sehingga tegangan atau beda potensial tiap-tiap komponen adalah sama
Banyak
rangkaian mengandung lebih dari satu hambatan (tahanan). Tahanan-tahanan
tersebut dapat dihubungkan dengan cara: 1) seri (dua penahan dihubungkan
deret). 2) paralel (sejajar) atau tiga tahanan dihubungkan sejajar. 3)
gabungan antara seri dan paralel. Dalam hubungan seri, arus yang melalui
tahanan-tahanan mempunyai kuat arus yang sama. Jumlah tegangan antara tahanan
jumlah dari tegangan masing-masing. Sedangkan dalam hubungan paralel, tegangan
tegangan pada tiap-tiap tahanan sama besarnya dan jumlah arus yang diberikan
oleh sumber tenaga sama dengan jumlah arus melalui tahanan masing-masing
(Daryanto, 2000: 23-26).
Satuan dari
tahanan adalah Ohm, sedangkan
satuan dari arus listrik adalah ampere dan satuan dari teganngan listrik adalah
volt. Menurut hasil percobaan sudah dibuktikkan bahwa sebuah sumber tegangan
sebesar 1 volt jika dihubungkan dengan sebuah tahanan sebesar 1ohm, maka arus
yang mengalir 1 ampere. Berarti dalam tegangan, arus, dan hambatan listrik
mempunyai kaitan yang sangat erat. Dan kaitan tersebut dapat ditulis sebagai
berikut (Depati, 2003: 25-26).
Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik
(elektron) yang mengalir melalui konduktor dalam tiap satuan waktu.
Daya listrik adalah besar energi listrik yang ditransfer oleh
suatu rangkaian listrik tertutup. Daya listrik sebagai bentuk energi listrik
yang mampu diubah oleh alat-alat pengubah energi menjadi berbagai bentuk energi
lain, misalnya energi gerak, energi panas, energi suara, dan energi cahaya.
Selain itu, daya listrik ini juga mampu disimpan dalam bentuk
energi kimia. Baik itu dalam bentuk kering (baterai) maupun dalam bentuk basah
(aki) (Darryanto. 2000).
Rangkaian listrik tertutup adalah
rangkaian listrik yang saling berhubungan yang di dalamnya terdapat hambatan
(R) dan sumber arus listrik (elemen, E atau ɛ) sehingga pada rangkaian tersebut
mengalir arus listrik. Pada dasarnya ada dua jenis rangkaian istrik, yaitu :
rangkaian seri dan parallel.
a. Rangkaian seri adalah Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusunsecara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
a. Rangkaian seri adalah Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusunsecara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Banyaknya
muatan lisrik yang mengalir tiap satuan waktu adalah sama di sepanjang
rangkaian. Jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu adalah besaran kuat
arus, sehingga kita mendapati sifat yang khas dari rangkaian seri, yaitu :
“kuat arus di sepanjang rangkaian adalah sama.”
Bila kuat arus pada hambatan R1, R2, dan R3 berturut-turut I1, I2,I3, sedangkan arus rotal pada rangkaina disebut I, maka : I1= I2=I3=I
Beda potensial pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan persamaan hukum Ohm, V=IR, yang berarti bila harga masing-masing resistor adalah V1 : V2 : V3 =IR1 : IR2 : IR3
Bila kuat arus pada hambatan R1, R2, dan R3 berturut-turut I1, I2,I3, sedangkan arus rotal pada rangkaina disebut I, maka : I1= I2=I3=I
Beda potensial pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan persamaan hukum Ohm, V=IR, yang berarti bila harga masing-masing resistor adalah V1 : V2 : V3 =IR1 : IR2 : IR3
b. Rangkaian parallel adalah
rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input
komponen berasal dari sumber yang sama. Sifat khas dari rangkaian paralel
adalah “beda potensial pada masing-masing cabang adalah sama.”
Bila V1 adalah tegangan pada resistor R1 , V2 adalah pada resistor R2 dan V3 adalah tegangan pada resistor R3 maka berlaku : V1 =V2 = V3
Kalau rangkaian seri berlaku sebagai pembagi tegangan, maka rangkaian paralel berlaku sebagai pembagi arus. Hal ini karena sesuai hukum Kirchoff, bahwa arus total pada rangkaian akan dibagi-bagi ke masing-masing cabang melalui rasio I1 : I2 : I3 = I/R1 : I/R2 : I/R3 Gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut rangkaian seri-paralel (kadang disebut sebagai rangkaian campuran). (Daniel, M. 1998)
Bila V1 adalah tegangan pada resistor R1 , V2 adalah pada resistor R2 dan V3 adalah tegangan pada resistor R3 maka berlaku : V1 =V2 = V3
Kalau rangkaian seri berlaku sebagai pembagi tegangan, maka rangkaian paralel berlaku sebagai pembagi arus. Hal ini karena sesuai hukum Kirchoff, bahwa arus total pada rangkaian akan dibagi-bagi ke masing-masing cabang melalui rasio I1 : I2 : I3 = I/R1 : I/R2 : I/R3 Gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut rangkaian seri-paralel (kadang disebut sebagai rangkaian campuran). (Daniel, M. 1998)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat
:
1.
Resistor 2 buah
2.
Power supply 1 buah
3. Papan
rangkaian 1 buah
4.
Kabel penghubung
5.
Multimeter
6.
Cok
sambung
3.2 Cara
Kerja
1. Alat
dirangkai secara seri
2. Rangkaian
dihubungkan dengan power supply
3. Tegangan
pada power supply diatur bervariasi dari 0.5V – 0.8V
4. Rangkaian
dihubungkan dengan multimeter
5. Besar
hambatan dilihat pada multimeter
6. Daya
dihitung dengan menggunakan rumus
7. Langkah
di atas diulangi dengan mengganti rangkaian dengan rangkaian seri
8. Langkah diatas diulangi dengan menggantikan rangkaian
dengan rangkain paralel
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Hasil
4.1.1 Rangkaian Seri
Tegangan (Volt)
|
Kuat Arus (A)
|
Hambatan (Ω)
|
Daya (Watt)
|
2.0
|
0.177
|
11.30
|
0.354
|
2.5
|
0.177
|
14.09
|
0.441
|
3.0
|
0.175
|
17.16
|
0.525
|
4.1.2
Rangkaian Paralel
Tegangan (Volt)
|
Kuat Arus (A)
|
Hambatan (Ω)
|
Daya (Watt)
|
2.0
|
0.171
|
11.68
|
0.342
|
2.5
|
0.175
|
14.30
|
0.438
|
3.0
|
0.173
|
17.37
|
0.52
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
grafik 1 (besarnya perbandingan daya terhadap tegangan) dapat dilihat daya pada
rangkain seri lebih kecil dibandingankan daya pada rangkain paralel pada tengan
yang sama, ini dikarenakan rangkaian paralel disusun secara bercabang dan
menggunakan arus bolak-balik. Sedangkan rangkaian seri di susun secara sejajar
dan arus yang digunakan searah. Oleh karna itu, pada rangkaian paralel didapat
hambatan lebih kecil dari pada rangkaian seri.
Aplikasi
dalanm kehidupan sehari-hari dapat dimisalkan seperti seseorang sedang melintas
suatu jalan yang lurus, maka hambatan yang melalui akan kecil dengan dayanya
akan besar atau kekuatan orang tersebut besar. Sedangkan seorang yang memiliki
jalan yang banyak tikungan dan berkelok atau bercabang maka hambatan akan
semakin besar sedangkan kekuatan orang tersebut akan semakin kecil, walaupun
pada posisi tegangan yang sama.
Teori menyebutkan
pada rangkaian paralel akan menghasilkan hambatan yang lebih kecil, ini
disebabkan karena daya berpengaruh terhadap hambatan. Sehingga apabila di
subtitusikan ke rumus P = V2 . R, maka semakin kecil hambatan semakin
kecil pula dayanya. Jadi teori diatas benar bahwa rangkaian paralelmenghasilkan
daya yang lebih besar dari rangkaian seri.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Semakin
besar hambatan maka semakin besar dayanya karena daya berpengaruh terhadap
hambatan.
2.
Besarnya
daya listrik yang dihasilkan bergantung pada besarnya tegangan yang dipakai.
Antara daya listrik dan tegangan listrik mempunyai keseimbangan yang lurus.
3.
Rangkaian
paralel memiliki hambatan lebih kecil dibandingkan rangkaian seri. Rangkaian
seri memilki daya lebih kecil dibandingkan rangkaian paralel.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, M. 1998. Fisika
I Telekomunikasi. PEDC. Bandung: Erlangga
Darryanto. 2000. Teknik
Elektronika. Malaty: PT. Bumi Aksara
Depari, G. 2003. Ketrampilan
Elektronika. Bandung: ITB
0 Response to "Praktikum Fisika Dasar " Daya Listrik ""
Post a Comment