Makalah Karbon Aktif
BAB
I
PENDAHULUAN
Era industrialasi dan globalisasi
memicu semua Negara
untuk meningkatkan pertumbuhan industrinya, termaksuk Indonesia. Untuk
mengejar ketinggalannya dalam beberapa sektor dari negara-negara lain, bangsa Indonesia dituntut untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas
serta keragaman
produk dan jasanya. Sehingga diharapkan produk-produk yang dihasilkan mempunyai daya saing yang kuat didunia
perdagangan internasional.
Sebagai salah satu Negara agraris, yang
sangat memprioritaskan perkembangan
industri agraris, Indonesia harus mampu memanfaatkan sumber daya
alam yang ada, baik untuk menunjang
produksi
pertanian maupun pengolahan hasil beserta limbahnya. Sektor
industri ini diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomi dari limbah-limbah
yang dapat mengganggu kestabilan ekologi sehingga lebih berdayaguna. Salah satunya tempurung kelapa.
Tempurung kelapa merupakan
limbah padat terbesar yang dihasilkan dari perkebunan kelapa. Karena kandungan
karbon yang tinggi (48,8%) dan struktur pori yang dimilikinya, tempurung kelapa
dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan karbon aktif. Perhatian terhadap karbon aktif
semakin meningkat karena kemampuan penyerapan yang tinggi, sehingga banyak digunakan dalam
berbagai industri antara lain untuk proses pemurnian
cairan, penjernihan air dan untuk penyaringan gas-gas tertentu. Kemampuan penyerapan
tersebut dipengaruhi
oleh luas permukaan yang besar. Adapun standar mutu karbon aktif menurut standar
industri Indonesia (SII No. 0258-79) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Standar mutu karbon
aktif
Jenis
Uji
|
Satuan
|
Persyaratan
|
Bagian
yang hilang pada pemanasan 950°C
|
%
|
Maksimum
15
|
Air
|
%
|
Maksimum
10
|
Abu
|
%
|
Maksimum
2,5
|
Bagian
yang tidak mengarang
|
%
|
Tidak
ternyata
|
Daya
serap terhadap larutan
|
%
|
Maksimum
20
|
(Sumber: Anonymous,
1999)
1.1 Sejarah Produksi Karbon Aktif
Penggunaan karbon aktif
sebagai bahan penyerap
dalam industri dimulai sejak abad ke 18.
Karl Wilhem Scheele (1773), seorang
ahli kimia Swedia
adalah orang pertama yang
menemukan penyerapan gas dengan karbon aktif. Pada tahun 1785, lovits berkebangsaan
Rusia menemukan karbon aktif memiliki kemampuan sebagai bahan penyerap dengan
cara mencelupkannya kedalam larutan asam tartarat sehingga terjadi pengurangan
warna. Pada tahun 1900-1910, R.V Osterjko memperoleh dua hak paten dalam
teknologi industri karbon aktif. Pada paten pertama menjelaskan teknologi
pemanasan bahan karbon aktif dengan ZnCl2 dan pada paten dua teknologi
pemanasan bahan karbon dengan karbon dioksida dan steam. Pabrik karbon aktif
pertama kali didirikan di Jerman
Barat pada tahun 1909.
Karbon aktif pertama kali menjadi menonjol karena
penggunaannya sebagai adsorben dalam topeng gas pada Perang Dunia I. Akan
tetapi pengetahuan bahwa karbon hasil dekompresisi kayu dapat menyingkirkan
bahan-bahan berwarna dan larutan sawah sudah ada sejak abad kelima belas. Namun
penerapan pertama sifat ini secara komersial baru dilakukan pada tahun 1794,
ketika arang kayu digunakan dalam sebuah pabrik gula di Inggris. Karbon aktif
dapat dibagi atas dua golongan utama yang digunakan dalam adsorpsi gas dan uap,
biasanya berbentuk bijian, dan yang digunakan untuk memurnikan zat cair,
biasanya berbentuk serbuk.
1.2 Latar Belakang
Pemanfaatan buah
kelapa umumnya hanya daging buahnya saja untuk dijadikan kopra, minyak dan
santan untuk keperluan rumah tangga, sedangkan hasil sampingan lainnya seperti
tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan kebanyakan penduduk Indonesia
masih banyak menganggap tempurung kelapa sebagai limbah, sehingga tidak dimanfaatkan.
Penggunaan tempurung kelapa, sebagian kecil sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga,
pengasapan kopra, dan lain-lain.
Salah satu produk yang bernilai ekonomi yang dibuat dari tempurung kelapa
adalah arang/karbon aktif. Pembuatan
karbon aktif belum
banyak dilakukan padahal potensi bahan
baku dan penggunaan karbon aktif
ini serta potensi pasar
cukup besar.
Karbon aktif/arang adalah arang yang diproses
sedemikian rupa sehingga
mempunyai daya serap/adsorpsi
yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk
larutan atau uap. Kebutuhan
karbon aktif semakin
meningkat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya didirikan
industri-industri kimia,
terutama industri
pemurnian minyak dan lemak.
1.3 Bahan Baku Karbon Aktif
Karbon aktif
dapat dibuat dari bahan-bahan dasar yang mengandung karbon. Gergova dalam Mudjijati
(1999) menyebutkan produk samping hasil pertanian seperti kulit kacang, biji
anggur, kulit almond, biji apricot dapat dipakai sebagai bahan dasar karbon
aktif karena kandungan karbonnya yang tinggi sedang kadar abunya rendah. Selain
itu batu bara, gambut, kayu,
dan
batok kelapa juga banyak dipakai untuk pembuatan karbon aktif. Pollard dkk
dalam Aik Chong Lua (1999) menyebutkan pada umumnya limbah-limbah padat yang
mengandung karbon seperti kulit dari moringa oliefera, biji rose, serbuk
gergaji, cangkang kelapa/kelapa sawit telah berhasil diolah menjadi karbon
aktif.
1.4 Kegunaan Karbon Aktif
Saat ini, karbon
aktif telah digunakan secara luas dalam industri kimia, makanan/minuman dan
farmasi. Pada umumnya karbon
aktif digunakan
sebagai bahan penyerap dan penjernih. Dalam jumlah kecil digunakan
sebagai katalisator. Hampir 60% produk karbon
aktif digunakan pada industri pangan dan non pangan. Penggunaan karbon aktif dalam industri
pangan antara lain dalam proses pemurnian gula, minuman beralkohol, dan juga air minum
serta pemurnian minyak. Fungsi
karbon aktif pada industri minyak adalah untuk menghilangkan zat yang menimbulkan warna
dan peroksida. Sedangkan
penggunaan karbon aktif pada industrik non pangan adalah sebagai bahan pemurni zat-zat
kimia dan farmasi, pemurnian
hasil sintesa pelarut, dan sebagainya. Karbon aktif dapat juga digunakan sebagai bahan pemucat,
penyerap logam, bahan organik dan sebagainya.
Dalam suatu
industri baik yang menghasilkan
bahan cair maupun gas, produknya akan mengandung
zat-zat lain yang tidak dikehendaki. Adanya zat-zat lain tersebut menyebabkan
kesukaran dalam proses selanjutnya dan menurunkan kualitas. Untuk menghilangkan zat
lain tersebut
dapat dilakukan
pemurnian dengan menggunakan karbon aktif. Kegunaan karbon aktif
dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1.2 Kegunaan karbon aktif
Maksud/Tujuan
|
Pemakaian
|
1.
Untuk gas
|
|
a.
Pemurnian gas
|
Desulfurisasi, menghilangkan gas
beracun, bau busuk, asap, penyerapan racun
|
b.
Pengolahan LNG
|
Desulfurasasi dan penyaringan
berbagai bahan mentah dan reaksi gas
|
c.
Katalisator
|
Reaksi katalisator atau
pengangkut vinil klorida, dan vinil asetat
|
d.
Lain-lain
|
Menghilangkan bau dalam kamar
pendingin dan mobil
|
2.
Untuk zat cair
|
|
a.
Industri obat dan
makanan
|
Menyaring dan menghilangkan
warna, bau, rasa yang tidak enak pada makanan
|
b.
Minuman ringan dan
minuman keras
|
Menghilangkan warna, bau pada
arak/minuman keras dan minuman ringan
|
c.
Kimia perminyakan
|
Penyulingan bahan mentah, zat
perantara
|
d.
Pembersih air
|
Menyaring/menghilangkan bau, warna, zat
pencemar dalam air, sebagai pelindung dan penukaran resin dalam
alat/penyulingan air
|
e.
Pembersih air
buangan
|
Mengatur dan membersihkan air buangan dan pencemaran,
warna, bau dan logam berat
|
f.
Penambakan udang dan
benur
|
Pemurnian, menghilangkan bau dan
warna.
|
g.
Pelarut yang
digunakan kembali
|
Penarikan kembali berbagai
pelarut, sisa metanol, etil asetat
dan lain-lain.
|
3.
Lain-lain
|
|
a.
Pengolahan pulp
|
Pemurnian, dan menghilangkan bau
|
b.
Pengolahan pupuk
|
Pemurnian
|
c.
Pengolahan emas
|
Pemurnian
|
d.
Penyaringan minyak
makan dan glukosa
|
Menghilangkan bau, warna, dan
rasa tidak enak
|
(Sumber: Anonymous, 1999)
BAB II
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
2.1 Bahan Baku dan Produk
Pada pembuatan
karbon aktif ini akan digunakan tempurung kelapa sebagai bahan baku utama dan
gas Nitrogen (N2) sebagai gas pengaktif arang yang dihasilkan. Udara yang mengandung
unsur O2 akan dipakai sebagai pembakaran didalam reaktor.
2.2 Proses
Pembuatan Karbon Aktif
Proses
pembuatan karbon aktif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu proses fisika
(steam) dan proses kimia.
2.2.1 Proses Fisika
Pembuatan
karbon aktif dengan proses fisika (steam) terdiri dari 3 tahap proses yaitu:
1. Tahap granulasi
2. Tahap karbonisasi
3. Tahap aktifasi
Bahan
karbon yang telah berbentuk
butiran kemudian diekstruksi dengan cara mencampurkannya dengan “binding agent”
yang akan membentuk campuran berupa
pasta, campuran
ini kemudian dilewatkan dalam nozzle. Pasta yang keluar nozzle dipotong-potong
sehingga membentuk butiran silinder yang seragam. Setelah proses
ekstruksi selesai dilanjutkan dengan proses pengeringan. Proses ini berlangsung
pada temperatur 200°C, tujuannya adalah untuk mengurangi kandungan air,
mengurangi komponen-komponen binding agent dan akan memberi kekuatan mekanik
pada bahan.
Karbonisasi
dilakukan pada temperatur 600-800°C.
Proses karbonisasi sangat berarti pada sifat butiran karbon, seperti
meningkatnya kekuatan mekanik dan pembentukan struktur poros. Setelah dilakukan
karbonisasi selanjutnya bahan diaktifasi dengan gas-gas, seperti steam, CO2,
O2 dan N2. Proses yang terjadi disini adalah proses
oksidasi yaitu:
C (s) + H2O (l) → CO2 (g)
+ H2 (g)
Aktifasi
dengan steam dilakukan pada temperatur 700-1000°C (Jankowska, 1991)
2.2.2 Proses Kimia
Pada proses
kimia bahan karbon diolah menjadi karbon aktif dengan adanya pengaruh reagent
pengaktif (bahan kimia) pada temperatur tinggi. Pada proses ini fase
pengarangan dan fase pengaktifan berlangsung dalam satu tahap. Bahan yang telah
digiling direndam dalam larutan pengaktif selama 12 sampai dengan 24 jam,
setelah ditiriskan kemudian diarangkan. Dengan adanya pemanasan pada suhu
tinggi diharapkan bahan aktif dapat masuk diantara pelat-pelat heksagonal yang
terapat karena tiap atom mempunyai bilangan koordinasi tiga dan ikatan antar
lapisan lemah sehingga terjadi interaksi lapisan karbon.
Untuk
pengaktifan dengan garam mineral sebaiknya pengarangan dilakukan pada suhu 500
sampai dengan 700°C menyebabkan ukuran pelat heksagonal semakin bertambah
lebar. Bahan-bahan pengaktif yang baik adalah ZnCl2, CaCl2,Ca(OH)2,
MnCl2, dan KCl. Disamping itu dipakai juga asam-asam seperti H2SO4,
H3PO4, dan basa seperti NaOH. (Cheremisinoff, 1980)
2.3 Uraian Proses
Dari
penggabungan kedua proses tersebut maka kekurangan yang ada baik dari proses
kimia maupun proses fisika bisa saling ditutupi. Proses pembuatan karbon
aktif terdiri dari tiga tahap:
1.
Tahap persiapan bahan
baku, meliputi penghancuran, pengayakan, dan pengeringan
2.
Tahap karbonisasi dan
aktifasi
3.
Tahap pemurnian
Tempurung kelapa
yang akan diimpregnasi dihancurkan
dengan law
crusher
hingga berukuran 6-16 mesh. Selanjutnya
bahan diayak dengan vibrating
sreen,
tempurung kelapa yang lolos ayak kemudian dikirim ketangki impregnasi dengan belt
conveyor,
sedangkan yang tidak lolos
ayak
dikembalikan kedalam crusher. Dalam tangki impregnasi
ini tempurung kelapa dicampur dengan larutan ZnCl2 pada temperatur
normal. Perbandingan tempurung kelapa dengan larutan ZnCl2 adalah 1 :
4 (%berat). Larutan akan merusak struktur asli selulosa tempurung kelapa,
sehingga tempurung kelapa mudah dikarbonisasi. Pada saat karbonisasi ZnCl2
akan menyebabkan atom-atom H dan O dari bahan karbon terurai menjadi air,
senyawa hidrokarbon atau sebagai senyawa oksida yang lain. Selain itu ZnCl2
dapat membatasi terbentuknya senyawa tar dan fase- fase liquid pada saat karbonisasi. Tahap selanjutnya adalah
bahan karbon dikeringkan dengan Rotary
Drier sehingga kadar air
tempurung kelapa 12,5%.
Bahan karbon
yang telah diimpregnasi dan dikeringkan, dikarbonisasi dalam fluid bed pada temperatur 650- 850oC. Tempertur ini dijaga
dengan pengontrolan pembakaran gas-gas dalam furnace. Pada
tahap aktifasi temperatur bed dijaga 850-950oC dengan mengalirkan
campuran steam dan udara sehingga bahan karbon terfluidisasi.
Setelah tahap
aktifasi bahan karbon dicuci dengan air panas untuk menghilangkan endapan
residual ZnCl2 yang terbentuk.
Setelah itu karbon aktif dikeringkan, hingga kadar
air 2,2%. Setelah pengeringan bahan karbon aktif disimpan dalam storage dan siap untuk dilakukan
pengepakan. Pengepakan
dilakukan dalam bentuk drum dan untuk karbon aktif tetap dalam keadaan kering
terlebih dahulu dibungkus dengan polyetilen.
Selama
karbonisasi tarry vapour, ash dan
gas-gas yang dihasilkan dikondensaikan dalam kondensor untuk memisahkan air dan
tar dari aliran gas. Untuk
selanjutnya gas disimpan dalam gas holder yang digunakan sebagai bahan bakar
dalam furnace, sedangkan tar disimpan dalam tangki penyimpanan. Tar mengandung 60-70% campuran fenol dan asam asetat yang
dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam industri insektisida, bakterisida, industri
cat dan industri bahan kimia.
Block
diagram proses pembuatan karbon aktif:
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
BAB
III
PERMASALAHAN
3.1
Fluidized Bed Oven Reaktor
Pada
industri karbon aktif alat utama yang digunakan yaitu Fluidized Bed Oven
Reaktor. Alat ini berfungsi untuk tempat karbonisasi dan aktifasi dari
tempurung kelapa yang menjadi karbon aktif.
Reaktor
Fluidized Bed Oven ini berbentuk silinder tegak dengan tutup atas berbentuk
datar dan tutup bawah berbentuk toriconical dilengkapi dengan jaket pendingin
sebagai ganti dari isolasi pada setengah keatas dari reaktor. Media pendingin
dalam jaket adalah air pada 30°C dan 1 atm.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Karbon aktif dapat dibagi atas dua golongan utama yang
digunakan dalam adsorpsi gas dan uap, biasanya berbentuk bijian, dan yang
digunakan untuk memurnikan zat cair, biasanya berbentuk serbuk.
2. Proses
pembuatan karbon aktif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu proses fisika
(steam) dan proses kimia.
3. Pada umumnya karbon
aktif digunakan
sebagai bahan penyerap dan penjernih.
4. Proses
pembuatan karbon aktif terdiri dari tiga tahap:
a.
Tahap persiapan bahan
baku, meliputi penghancuran, pengayakan, dan pengeringan
b.
Tahap karbonisasi dan
aktifasi
c.
Tahap pemurnian
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar.2001.Prarencana Pabrik Karbon Aktif dari
Tempurung Kelapa.Universitas Malikussaleh: Lhokseumawe.
Chereminisinoff, P.N. dan F.
Ellerbusch.1978.Carbon Adsorpstion Hand
Book.Ann Arbor Sci. Publ, Ann Arber.
Yehaskel, A.1978.Activated Carbon.Noyes, Park Ridge, N.J.
0 Response to "Makalah Karbon Aktif"
Post a Comment