Makalah Kertas
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kita semua tentu sering menggunakan
kertas untuk berbagai kepentingan, baik untuk menulis, membaca, atau untuk
membungkus gorengan barangkali. Kertas yang sering kita gunakan itu biasanya
terbuat dari kayu yang diolah dengan teknologi modern sehingga sampai ke tangan
kita. Penggunaan kertas di dunia saat ini telah mencapai angka yang sangat
tinggi. Menyikapi hal ini pemerintah berencana menjadi produsen pulp dan kertas
terbesar dunia. Permasalahannya adalah, produsen pulp dan kertas di tanah air
pada umumnya menggunakan kayu hutan sebagai bahan baku. Simajuntak (1994)
mengemukakan 90% pulp dan kertas yang dihasilkan menggunakan bahan baku kayu
sebagai sumber bahan berserat selulosa. Dapat diprediksikan bahwa akan terjadi
eksploitasi hutan secara besar-besaran apabila kelak Indonesia menjadi produsen
pulp terbesar di dunia. Terganggunya kestabilan lingkungan menjadi dampak yang
perlu mendapat perhatian khusus. Untuk mengatasi hal ini pemerintah harus
mencari alternatif penggunaan kayu hutan sebagai bahan baku pembuat pulp dan
kertas.
Pulp diproduksi dari bahan baku yang
mengandung selulosa. Baskoro (1986) mengatakan bahwa ampas tebu (bagase),
limbah dari batang tebu setelah dilakukan pengempaan dan pemerasan, secara umum
mempunyai sifat serat yang hampir sama dengan sifat serat kayu daun lebar.
Berdasarkan pustaka (Paturau, 1982), komponen utama ampas tebu terdiri dari
serat sekitar 43-52%, dan padatan terlarut 2-3%. Panjang serat 1,43 mm dan
nisbah antara panjang serat dangan diameter 138,43 (Baskoro,1986). Lampung
memiliki pabrik pengolahan tebu menjadi gula yang menghasilkan ampas tebu
(bagase) sebagai limbah pengolahan, tetapi menurut pengamatan bagase yang
dihasilkan belum dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga keberadaannya yang
menggunung menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
Proses pembuatan pulp pada umumnya
menggunakan proses kimia, yaitu proses soda, sulfat (kraft), sulfit, dan
organosolv. Hasil penelitian mengenai pembuatan pulp dengan proses
soda-antraquinon dengan bahan baku serbuk menunjukkan reaksi yang baik dalam
rendemen maupun sifat lain dari pulp yang dihasilkan. Namun produksi pulp
secara kimia menimbulkan pencemaran yang cukup serius karena hasil samping yang
diproduksi. Polutan atau limbah utama yang dihasilkan adalah komponen gas yang
mengandung senyawa sulfur dan klor yang dihasilkan dari proses kraft atau
sulfit dengan larutan pemasak Na2S atau NaHSO2
(Simanjutak, 1994).
Dengan keluarnya larangan pemerintah
dalam investasi baru dibidang industri menggunakan klorin dan kepada industri
yang terlanjur menggunakannya secara bertahap akan disingkirkan (Suara
Pembaruan, 3 Mei 1994 dalam Simanjutak, 1994), membuat industri pulp dan kertas
dalam kondisi terancam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang
penggunaan bahan-bahan organik dalam produksi pulp dan kertas. Penggunaan
pelarut organik sebagai bahan pemasak pulp disebut dengan proses organosolv
(Young dan Akhtar, 1998).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal
dari pulp. Serat yang
digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa. Kertas dikenal
sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan
lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas
merupakan revolusi baru dalam
dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia.
Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah
lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari
batu, kayu, bambu, kulit atau
tulang binatang, sutra, bahkan daun
lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad
lampau.
Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media
tulis menulis. Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan
pada peradaban Mesir Kuno pada masa wangsa firaun kemudian
menyebar ke seluruh Timur
Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar
ke seantero Eropa, meskipun
penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus)
itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier
dalam bahasa
Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel
dalam bahasa
Spanyol yang berarti kertas. Tercatat dalam sejarah adalah peradaban Cina yang
menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan
kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini
akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring
menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan
itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal
yang sangat rahasia. Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh
ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama
setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Talas pada tahun 751 Masehi dimana
para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada
orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri
kertas baik di Bagdad maupun Samarkand dan kota-kota
industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa khususnya
setelah Perang
Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan
orang-orang Spanyol serta ke
seluruh dunia.
Pada tahun 1799, seorang
Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses untuk membuat
lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak, dengan
melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier.
Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809
telah menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan
kertas-kertas tipis. Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya
digunakan dalam pengeringan dan pada tahun 1927 Amerika
Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier.
Peningkatan
produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan
meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang.
Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan
proses mekanik pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan
masih rendah. Sekitar tahun 1853-1854, Charles Watt dan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan kertas dengan
menggunakan proses soda. Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghman mendapatkan British
Patent untuk proses sulfit. Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini
bagus dan siap diputihkan. Proses kraft dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di Danzig. Proses ini
biasa disebut proses sulfat, karena Na2SO4 digunakan
sebagai make-up kimia untuk sisa larutan pemasak.
Industri
pulp
dan kertas
di Indonesia dewasa ini sedang tumbuh dan berkembang dengan pesat sejalan
dengan meningkatnya konsumsi pemakaian pulp dan kertas. Perkembangan industri
ini akan terus meningkat dan ditunjang pula oleh keberadaan Indonesia yang
memiliki keunggulan komparatif, antara lain adanya potensi hutan yang luas
untuk penyediaan kayu sebagai bahan baku. Potensi ini akan bertambah dengan
adanya program pembangunan. Hutan Tanaman Industri (HTI) yang kini sedang
digalakkan pelaksanaannya. Demikian pula tersedianya bahan baku serat bukan
kayu yang cukup melimpah. Pada saat ini, di Indonesia beroperasi 16 pabrik pulp
yang memproduksi pulp serat pendek dan serat panjang serta 74 pabrik kertas
yang memproduksi kertas tulis cetak, kertas koran, kertas industri, dan kertas
rumah tangga. Industri ini tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Jambi, Sumatera Utara, Aceh, dan Kalimantan.
Pesatnya perkembangan industri pulp dan kertas tersebut, membutuhkan
ketersediaan tenaga kerja terampil dan profesional yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan akademis yang memadai dalam bidang teknologi pulp dan kertas.
Penyediaan tenaga kerja tersebut merupakan masalah yang dihadapi oleh pihak
industri pulp dan kertas saat ini yang memerlukan pemecahan mendadak.
PT. Riau Andalan Pulp and Paper merupakan suatu
perusahaan yang bergerak di bidang produksi pulp (bubur kertas) dan
kertas. Serat selulosa merupakan bahan baku utama untuk pembuatan pulp.
Serat selulosa ini sebagian besar diperoleh dari kayu. Kayu itu sendiri terbagi
2 yaitu kayu keras (hardwood) dan kayu lunak (softwood) dan dari beberapa
tumbuhan lainnya. Bahan baku yang digunakan oleh PT. RAPP untuk
pembuatan pulp adalah sebagai berikut :
1. Kayu (wood)
Kayu
digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas dikarenakan oleh beberapa alasan
antara lain:
a. Banyak mengandung selulosa
b. Mudah dibudidayakan
c. Tersedia dalam jumlah yang banyak
dan mudah didapat
d. Harganya yang murah
Komposisi kimia kayu dapat dilihat pada
table dibawah ini :
Komponen
|
Hardwood
|
Softwood
|
Selulosa
|
45
|
42
|
Hemiselulosa
|
30
|
28
|
Lignin
|
20
|
27
|
Ekstraktif
|
5
|
3
|
Faktor-faktor
yang membuat selulosa digunakan sebagai bahan pembuatan pulp dan kertas :
a. Jumlahnya yang banyak dan harganya
yang murah
b. Umumnya
berbentuk serat dan kekuatan tariknya sangat tinggi
c. Warnanya putih secara ilmiah
d. Tidak dapat larut
dalam air dan pelarut organik
e. Tahan terhadap sejumlah bahan kimia
2. Cairan pemasak (cooking liquor)
a. Lindi putih (white liquor)
Merupakan bahan kimia pemasak utama
dengan komposisi:
·
Caustik (NaOH)
·
Natrium Sulfit (Na2S)
·
Natrium Carbonat (Na2CO3)
b. Lindi hitam (black liquor)
Merupakan
cairan bekas pencuci di area pencucian (washing) yang mengandung lignin dan
bahan kimia terlarut dan dipakai untuk memenuhi kebutuhan cairan pemasak pada
proses pemasakan.
3.
Bahan kimia pemutih
Bahan kimia putih
basanya digunakan untuk meningkatkan derajat keputihan pulp dan bahan
kkima yang digunakan adalah klorin dioksida (ClO2). Dalam proses
produksi terdapat berbagai macam peralatan yang ditempatakan pada area
pemrosesan yaitu sebagia berikut:
1. Woodyard
Merupakan
unit pengolahan kayu menjadi serpihan kayu yang dikenal dengan nama chip. Kayu
Akasia yang merupakan bahan baku utama dipotong dan diangkut ke mill site
dilaksanakan oleh department Forestry. Balak-balak (log) tersebut
dipotong dengan ukuran tertentu untuk mempermudah pemrosesan. Sebelum balak di-chop
(potong) menjadi chips (serpihan kecil), bark (kulit kayu) harus
dihilangkan. Ini dilakukan dengan sebuah rotating drum (drum
yang berputar) yang disebut dengan drum debarker. Debarker log
kemudian memotong hingga menjadi chip.
Setelah
menjadi chip, kemudian disaring dengan chip screening. Chip
screen pada dasarnya adalah saringan yang bergetar, yang memisahkan kulit
kayu dan serpihan halus dengan chip yang layak ukurannya untuk disimpan
di chip pile yaitu tempat penyimpanan chip. Serpihan yang terlalu
halus beserta kulit kayu dikirim ke boiler sebagai bahan bakar.
Peralatan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1.
Barking drum fungsinya melepaskan dan
membersihkan kayu dari kulitnya
2. Chipper
fungsinya untuk menghasilkan serpihan kayu dengan ukuran 16-22 mm dengan
ketebalan 3 mm
3. Chip Conveyer
fungsinya untuk memindahakan chip dari suatu tempat ke tempat lain atau ke
tahap proses selanjutnya
4. Chip Screening
berfungsi untuk memisahkan chip agar chip yang dihasilkan mempunyai ukuran yang
sama.
2. Pulp Mill
Merupakan inti pengolahan chip
hingga menjadi pulp. Chip yang berasal dari gundukan (chip pile)
dikirim ke Digester untuk dimasak. Cooking adalah penguraian chip
hingga menjadi pulp. Karena itu memerlukan zat kimia sebagai pengurai,
maka pulp perlu dibersihkan terlebih dahulu sebelum diproses menjadi
kertas. Setelah penyaringan dan pembersihan, pulp yang berwarna coklat
disimpan di brown stock. Di brown stock ini lah pulp tadi
di-bleach hingga putih (disebut bleached stock). Setelah screening, washing, dan
bleaching, bleached stock disimpan di HD Tower (tower
densitas tinggi). Proses pembersihan menghasilkan yang disebut dengan black
liquor yang mengandung unsur yang biasa digunakan kembali.
Peralatan yang digunakan pada pulp mill ini adalah sebagai berikut:
1. Digester berfungsi sebagai tempat
pemasakan chip menjadi pulp
2. Washer berfungsi sebagai tempat
mencuci pulp
3. Screener
berfungsi untuk memisahkan serat kasar dari pulp
4. Knotter
berfungsi untuk memisahkan chip yang tidak masak dari pulp
5. Oxygen
Deliqnification Plant berfungsi sebagai tempat menghilangkan kandungan lignin
yang tersisa dari proses cooking dengan menggunakan Oksigen (O2).
6. Bleaching Plant
berfungsi sebagai tempat untuk memulihkan pulp.
3. Power Island and Recovery Boiler
Untuk proses pulp dan kertas,
diperlukan 3 komponen yaitu :
a. Bahan baku pulp
b. Power pembangkit listrik
c. Steam (up)
Sumatera
belum memiliki jaringan listrik berskala nasional, untuk itu power island
mempunyai tanggung jawab untuk penyediaan power tersebut. Power
disuplai dari steam driven turbine-generator kemudian di-start
untuk menghasilkan power awal. Kemudian power boiler bisa start-up
untuk menghasilkan steam yang digunakan untuk menjalankan steam
driven turbine. Bahan bakar yang digunakan power boiler adalah kulit
kayu dan serpihan kayu halus dari woodyard. Tetapi kapasitas yang ada
tidak sesuai dengan kebutuhan mill. Untuk itu perlu ditambahkan dengan
menggunakan batu bara (coal fire boilers) dan tungku recovery.
Fungsi tungku recovery adalah untuk membakar black liquor.
Sebelum pembakaran black liquor, air yang digunakan pada washing
process harus dihilangkan. Ini dicapai dengan cara meng-evaporating
(penguapan) air pada evaporator. Setelah black liquor dibakar
dalam pembakaran akan didapat green liquor. Green liquor ini dikirim ke recaustizing
plant untuk konversi.
4.Chemical Preparation
Proses pulp
dan kertas memerlukan bahan kimia tertentu antara lain klorin dioxide
untuk pemutih pulp. Chemical plant bertanggung jawab untuk
pengadaan bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk proses pulp dan
kertas.
5. Recausticzing
Green liquor dari
pembakaran di-recovery furnaces (tungku recovery) dicampur dengan lime
mud (batu kapur yang teah diproses) untuk menghasilkan reaksi kimia yang
merubah campuran tersebut menjadi white liquor. White liquor
digunakan pada proses recaustizing dibakar pada suatu area yang disebut lime
kilns.
6. Pulp Machines
Fungsi dari pulp
machine adalah untuk membersihkan pulp hasil dari proses
pemutihan, mengeringkan, dan mencetak dalam bentuk sheet (lembaran)
untuk dijual kepada konsumen. Peralatan yang digunakan pada pulp machine
ini adalah sebagai berikut:
1.
Evaparator, merupakan
alat yang berfungsi untuk memekatkan lindi hitam yang berasal dari unit
pengolahan pulp yang akan digunakan sebagai bahan bakar pada recovery
boiler.
2. Recovery Boiler, merupakan
alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap air (steam) dan mengambil
kembali bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan pulp.
3. Power Boiler, berfungsi sama dengan recovery
boiler yaitu untuk menghasilkan steam, dengan menggunakan bahan
bakar yang berasal dari kulit kayu dari proses wood handling dan
batu bara.
4. Turbin Generator
5. Lime Klin Plant, merupakan
suatu wadah atau tempat pembentukan hot lime (CaO) dari lime
stone dan lime mud.
6. Recaustizing Plant, berfungsi untuk merubah natrium
karbonat (Na2CO3) menjadi natrium hidroksida (NaOH).
7. Pabrik Kimia, berfungsi sebagai penyedia bahan kimia yang dibutuhkan pada proses bleaching,
oksigen delignifikasi dan untuk pembersihan di pabrik kimia sendiri.
Bleached stock (stock/pulp yang
sudah diputihkan) dirubah menjadi dried bales (seikat
lembaran-lembaran pulp kering) dengan proses sebagai
berikut :
1.
Stock dipompakan ke
dalam ruangan bertekanan disebut headbox yang mengalirkan pulp
ke wire (saringan) untuk menyaring air dari stock. Kemudian
dialirkan ke press section untuk di-press menjadi
lembaran, sekaligus benar-benar membuang sisa air dari stock.
2.
Lembaran stock yang hamper
kering ini kemudian dialirkan melalui pengeringan drier untuk
menghilangkan kelembaban. Area
dari headbox ke press section ini sering disebut
sebagai wet end.
3.
Dari
pengering lembaran pulp yang sudah kering itu dialirkan ke sebuah
pemotong yang disebut cutter layboy. Mesin ini memotong lembaran pulp
tersebut dalam 8 bagian secara menyilang dan menyamping.
4.
Setelah
mencapai jumlah dan berat tertentu, layboy (conveyor
tempat dimana lembaran pulp tersebut bertumpuk) bergerak secara otomatis
mengalirkan tumpukan ini untuk ditimbang sebelum di-press di bale
press.
5.
Di
bale press ini tumpukan tersebut dipadatkan dalam kelembaban
tertentu sesuai dengan kelembaban udara kering (air dry moisture)
sebelum dialirkan ke WRAPPing line untuk dikemas, diikat,
diberi nama untuk keperluan initernal maupun ekspor.
7. Paper Machines
Proses di paper machine
hampir sama dengan proses di pulp machine. Bedanya karena kita membuat
kertas dari pulp berserat pendek dan panjang (short and long fibre
pulp) sementara PT. RAPP tidak memproduksi pulp berserat
panjang. Pulp dengan serat panjang ini kita pesan dalam bales dan
di-pulp-kan kembali dalam repulper untuk kemudian disiapkan di stock
preparation. Stock preparation adalah suatu dimana
serat panjang ini dibersihkan (cleaning), disaring (screening)
dan dihaluskan (refining).
Proses pembuatan kertas modern :
a. Persiapan Pulp
Panen pohon dipotong menjadi batang kayu dari 4-8 panjang
kaki, kemudian dikirim ke horizontal debarking sangat drum besar, yang berputar
dan strip log kosong; atau cincin debarker vertikal yang menghilangkan kulit
mekanis dalam satu lulus. Dalam beberapa kasus, panjang seluruh pohon dapat log
debarked. Yang baru saja log debarked kemudian dimasukkan ke dalam gembira ,
yang mengurangi ukuran log ke-chip genggam. Chip itu kemudian diteruskan ke
digester mana mereka memasak untuk beberapa jam, proses yang melunakkan kayu
untuk gelar besar. digester ini dapat salah satu dari dua jenis: sulfit atau
sulfat . Dalam digester sulfit, pokok kimia konstituen kalsium asam sulfit dan
metode ini disebut sebagai proses asam. Sulfat, atau Kraft , proses adalah
lebih muda dari dua, dan menggunakan basa sistem yang mengurangi waktu memasak.
Setelah memasak selesai dan lignin konten telah dihilangkan,
chip melunak diberi makan pada tekanan tinggi ke penyuling mana chip dipaksa
antara memutar pelat baja. Refiner Pelat menghancurkan chip menjadi sup serat coklat.
Klor digunakan untuk pemutih serat coklat menjadi warna putih cerah, dan
kalsium hipoklorit (proses sulfit) atau klorin dioksida (proses sulfat) juga
digunakan untuk whitening. caustic soda ( natrium hidroksida NaOH ) (lye)
digunakan untuk mencuci pulp dari setiap kotoran, dan langkahlangkah yang
berulang untuk mendapatkan yang diinginkan kecerahan.
Bagian
dari mesin kertas
Ada
empat bagian utama ke mesin kertas :
Diagram yang menunjukkan bagian dari
mesin Fourdrinier
1.
Basah
akhir / Wet End
Bagian
pertama biasanya dikenal sebagai akhir basah. Pulp dapat dikirim ke mesin
kertas dengan lumpur formulir (campuran serat dan air) langsung dari proses
pulping.Atau, pulp mungkin diberikan dalam bentuk lembaran kering yang kemudian
dipecah dalam air untuk menghasilkan bubur yang sama, sebelum diumpankan ke
penyuling pada akhirnya basah di mana serat dikenakan pulsa tekanan tinggi
antara bar di putar disc refiner. Tindakan ini menyebabkan fibril dari serat
sebagian untuk melepaskan dan mekar keluar. Setelah pemurnian pulp dicampur
dengan beberapa hal berikut: ukuran , pengisi , warna , retensi bantuan dan
kertas limbah yang disebut patah untuk saham, dan diteruskan.
Pencucian
dilakukan di layar bertekanan dan hydocyclones dan juga deaeration dilakukan. saham
kemudian memasuki headbox , unit yang menyebar saham dan beban itu ke atas
bergerak kawat mesh conveyor dengan jet dari pembukaan disebut slice. Streaming
di jet membuat beberapa serat align. keselarasan ini sebagian dapat diambil
dengan menyesuaikan perbedaan kecepatan antara jet dan kawat. kawat ini
berkisah meja Fourdrinier, dari roll di bawah headbox atas sofa ke gulungan
drive maju, foil di bawah kawat adalah menciptakan pulsa tekanan rendah yang
akan bergetar dan sebagian deflocculate serat sementara air akan dihapus.
Kemudian pada kotak di bawah kawat Suction lembut menghapus air dari pulp
dengan sedikit vakum dan dekat akhir bagian kawat sofa akan menghapus air
dengan vakum lebih tinggi.
2.
Bagian
Press/ Wet Presss
Section
Bagian kedua papermachine adalah bagian
pers, yang menghilangkan sebagian besar air melalui sistem nips dibentuk oleh
gulungan menekan satu sama lain dibantu oleh pers kempa . Ini adalah metode
yang paling efisien dewatering lembaran hanya sebagai mekanik menekan
diperlukan. kempa Tekan historis yang terbuat dari kapas. Namun, saat ini
mereka hampir 100% sintetik. Mereka terdiri dari poliester kain tenunan dengan
tebal Batt diterapkan di desain khusus untuk memaksimalkan penyerapan air.
Dapat menekan tunggal atau ganda felted.
Sebuah tekan felted tunggal memiliki merasa di satu sisi dan segulung halus di
sisi lain. Sebuah tekan felted ganda memiliki kedua sisi lembar dalam kontak
dengan menekan dirasakan. nips felted tunggal berguna ketika kawin terhadap roll
atas mulus, yang menambahkan dua-keberpihakan-membuat bagian atas muncul halus
dibanding bagian bawah. Double felted nips kekasaran meningkat, Secara umum,
tekan kempa. menekan roll konvensional dikonfigurasi dengan salah satu gulungan
pers berada dalam posisi tetap, dengan gulungan kawin yang diambil terhadap
gulungan ini tetap. Kempa dijalankan melalui nips pers gulung dan terus sekitar
merasa berjalan, biasanya terdiri dari beberapa gulungan merasa. Selama tinggal
di menggigit, maka kelembaban dari lembar tersebut dipindahkan kepada pers
merasa. Ketika tekan merasa keluar menggigit dan terus sekitar, kotak vakum
dikenal sebagai Uhle Kotak berlaku vakum (biasanya -60 kPa) kepada pers merasa
untuk menghapus kelembaban sehingga ketika merasa kembali ke menggigit pada
siklus berikutnya, tidak menambahkan uap air ke lembaran.
Pickup adalah menekan roll gulungan
dibantu vakum bias terhadap gulungan tekan polos (biasanya roll di posisi
tengah). Walaupun tidak disukai, ini umumnya ditemukan di mesin dibangun pada
tahun 1970-an 1980-an. menekan roll Pickup biasanya memiliki kotak vakum yang
memiliki dua zona vakum (vakum rendah dan vakum tinggi). Gulungan ini memiliki
sejumlah besar lubang dibor di penutup untuk membiarkan vakum untuk lulus dari
kotak vakum stasioner melalui meliputi roll berputar. Zona vakum rendah
mengangkat lembaran dan transfer, sedangkan zona vakum tinggi mencoba untuk
menghapus kelembaban. Sayangnya, gaya sentrifugal biasanya teman kencan keluar
disedot air pembuatan ini kurang efektif untuk dewatering. menekan Pickup juga
memiliki berjalan merasa standar dengan kotak Uhle. Namun, desain pickup tekan
sangat berbeda, seperti gerakan udara adalah penting untuk pickup dan
dewatering aspek perannya.
Crown Controlled Rolls (juga dikenal
sebagai Rolls CC) biasanya gulungan perkawinan dalam pengaturan pers. Mereka
telah hidrolik silinder dalam gulungan pers yang memastikan bahwa roll tidak
membungkuk. Silinder terhubung ke beberapa sepatu atau sepatu untuk menjaga
mahkota pada roll flat, untuk melawan alam “tikungan” dalam bentuk roll karena
menerapkan beban ke tepi.
Extended Nip Presses (atau ENP) merupakan alternatif yang relatif modern untuk menekan roll konvensional. Atas gulungan biasanya gulungan standar, sedangkan roll bawah sebenarnya roll CC besar dengan sepatu diperpanjang melengkung dengan bentuk gulungan atas, dikelilingi oleh sabuk karet berputar daripada penutup roll standar. Tujuan dari ENP adalah untuk memperpanjang waktu tinggal lembaran antara dua rol dengan demikian memaksimalkan dewatering. Dibandingkan dengan pers roll standar yang mencapai hingga 35% padatan setelah menekan, sebuah ENP membawa ini hingga 45% dan lebih tinggi-memberikan penghematan uap yang signifikan atau meningkatkan kecepatan.
Extended Nip Presses (atau ENP) merupakan alternatif yang relatif modern untuk menekan roll konvensional. Atas gulungan biasanya gulungan standar, sedangkan roll bawah sebenarnya roll CC besar dengan sepatu diperpanjang melengkung dengan bentuk gulungan atas, dikelilingi oleh sabuk karet berputar daripada penutup roll standar. Tujuan dari ENP adalah untuk memperpanjang waktu tinggal lembaran antara dua rol dengan demikian memaksimalkan dewatering. Dibandingkan dengan pers roll standar yang mencapai hingga 35% padatan setelah menekan, sebuah ENP membawa ini hingga 45% dan lebih tinggi-memberikan penghematan uap yang signifikan atau meningkatkan kecepatan.
3. Bagian
Pengering/Dryer Section
Bagian pengering dari mesin kertas, mengeringkan pulp
melalui serangkaian uap panas yang
membentang lembaran, menghapus kelembaban. Tambahan ukuran agen, termasuk resin
, lem , atau pati , dapat ditambahkan ke lembaran untuk mengubah
karakteristiknya.
Ukuran meningkatkan itu kertas tahan air, menurunkan
kemampuan untuk bulu, mengurangi kasar, dan meningkatkan pencetakan sifat dan
kekuatan ikatan permukaan. Beberapa mesin kertas juga menggunakan sebuah
‘pelapis tipe’ untuk menerapkan pelapisan dari pengisi seperti kalsium karbonat
atau lempung cina . Kertas meninggalkan mesin yang terguling untuk diproses
lebih lanjut.
4. Bagian
Kalender
Kalender terdiri dari beberapa gulungan, di mana tekanan dan
panas yang diterapkan pada kertas lewat. Calenders digunakan untuk membuat
permukaan kertas ekstra halus dan
mengkilap. Hal ini juga memberikan hal ketebalan yang lebih seragam.
Tekanan diterapkan pada lembaran dengan giling menentukan hasil akhir kertas.
Setelah calendering, lembaran memiliki kadar air sekitar 6% (tergantung pada
memberikan). Ini adalah luka ke gulungan disebut gendang, dan disimpan untuk
pemotongan dan pengiriman akhir. setelah di produksi kertas yang banyak di
gunakan untuk perkantoran dan penerbitan di potong lagi agar menjadi kertas
yang biasa di gunakan seri A biasa digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran
serta penerbitan. Dasar ukuran adalah A0 yang luasnya setara dengan satu meter
persegi. Setiap angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran dari angka
sebelumnya.Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. ukuran yang
paling banyak digunakan adalah A4.
Limbah
Yang Dihasilkan dari Proses Produksi Kertas
Dalam
proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah
yangsangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya
karena mengurangitingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah
suhu air.Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat kayu
atau selulosa daribahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran
antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk melarutkan bahan
tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untukmenghasilkan kertas yang putih.
Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas
klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida,hidrogen
peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan filter dan pewarna, buburkertas
dibuat menjadi kertas.
Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian.Pencemaran
lingkungan yang disebabkan industri kertas antara lain :
a.
Membunuh
ikan, kerang dan invertebrata akuatik lainnya
b.
Memasukkan
zat kimia karsinogen dan zat pengganggu aktivitas hormon ke dalam lingkungan
c.
Menghabiskan
jutaan liter air tawar
d.
Menimbulkan
risiko terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya dari limbah industri
yang mencemari lingkungan.
Zat pencemar dari proses pembuatan kertas yang berpotensi
mencemari lingkungan dibagimenjadi 4 kelompok yaitu :
1.
Efluen limbah cair
a.
Padatan
tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen, debu dan sejenisnya
b.
Senyawa
organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin, alkohol, terpentin,
zatpengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggi.
c.
Limbah
cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas
d.
Bahan
anorganik terlarut seperti NaOH, Na2SO4, klorin dan lain-lain
e.
Limbah
panas
f.
Mikroorganisme
seperti golongan bakteri coliform
2.
Partikulat
a.
Abu
dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
b.
Partikulat
zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca
3.
Gas
a.
Gas
sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari
berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia
b.
Oksida
sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime Kiln
c.
Uap
yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan
4.
Solid
Wastes
a.
Sludge
dari pengolahan limbah primer dan sekunder
b.
Limbah
padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya
Pengelolaan
Limbah
1.
Pengelolaan
Limbah Cair
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu cair, padat, dan emisi udara. Limbah cair yang
dihasilkan dari proses produksi diolah dengan menggunakan Instalasi Pengelolaan
Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan limbah cair berdasarkan unit operasinya
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a.
Fisik
Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah
proses screening (penyaringan). Screening merupakan cara yang efisien dan murah
untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Screening dilakukan
pada sisa-sisa potongan kayu yang masih berukuran besar sehabis diolah pada
proses chipper. Setelah dilakukan penyaringan, umumnya kayu yang masih
berukuran besar akan dikembalikan lagi ke proses chipper, untuk diolah lagi dan
mendapatkan ukuran kayu yang dikehendaki. Bahan tersuspensi yang mudah
mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Pengendapan
primer biasanya terjadi di bak pengendapan atau bak penjernih. Bak pengendap
yang hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak memberi keluwesan
operasional. Karena itu memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Parameter
desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap
partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Bak penjernih bulat
yang dirancang dengan baik dapat menghilangkan 80% zat padat yang tersuspensi
dan 50-995 BOD. Beberapa contoh Limbah atau proses-proses yang menggunakan
pengolahan unit ini ialah : Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna
coklat dan mengandung sisa cairan pemasak aktif. Serat ini masih mengandung
mata kayu dan serat-serat yang tidak dikehendaki (reject). Sisa cairan pemasak
dalam serat dibersihkan dengan mengguna- kan washer, sedangkan pemisahan kayu
dan reject dipakai screen. Larutan hasil pencucian bubur pulp di brown stock
washers dinamai weak black liquor yang disaring sebelum dialirkan ke unit
pemekatan.
b.
Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor,
logam-logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan secara kimia karena pada
proses ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat bahan terlarut
tersebut dari sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari ukuran sangat
halus menjadi gumpalan (flok) yang dapat diendapkan maupun dipisahkan dengan
filtrasi. Beberapa limbah-limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan
unit ini ialah : Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan
kimia chlorine dioksida, ekstraksi caustic soda, hidrogen peroksida. Dalam
proses pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan pencucian untuk
meningkatkan efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas yang diputihkan
dialirkan ke unit pengering, sisa klorin dioksida akan dinetralkan dengan
injeksi larutan sulfur dioksida.
Jika pengambilan air dilakukan dari sungai, maka biasanya
industri pulp seharusnya memberikan bahan pengendap secukupnya dan sedikit
larutan hypo untuk membunuh bakteri dan jamur sebelum mengalami proses pengendapan
di dalam settling basin dan penyaringan sehingga dihasilkan air proses yang
bersih dan bebas jamur. Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH
(sodium hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk memisahkan
serat selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan dari proses pemasakan
diolah dan menghasilkan bahan kimia, dengan daur ulang. Pada proses daur ulang
terjadi limbah cair. Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2
dan cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan
berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang umumnya beracun.
c.
Biologi
Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi
adalah menggumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik terlarut
yang biodegradable dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Pengolahan
secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan mutu estetika buangan
(bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air).
2.
Pengelolaan
Limbah Padat
Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat
berupa batu dari kapur dan mengandung soda. Ini harus dibuang di lingkungan
aman dan nyaman. Limbah padat itu harus dibuang ke tempat pembuangan akhir yang
secure land fill (aman). Jika tidak, peristiwa fatal seperti di Love Canal,
Niagara Falls (AS), bisa terulang. Daerah bekas land fill dekat Love Canal
dijadikan tempat pembuangan limbah sebuah pabrik (1940-1950). Setelah pabrik
itu pindah lokasi, land fill itu dijadikan permukiman bagi 500 keluarga.
Beberapa waktu kemudian zat-zat beracun keluar dari tanah land fill dan
mengancam nyawa warga di sekitarnya. Untuk menghindari jatuhnya korban, daerah
itu dikosongkan. Pemerintah menghukum perusahaan kimia tersebut dengan denda
dan ganti rugi bagi warga yang jumlahnya ratusan juta dollar AS. Peristiwa land
fill di Love Canal itu mendorong Kongres AS menerbitkan undang-undang super
fund (1970- an) untuk melindungi penduduk dari limbah industri. Dua jenis
limbah padat lainnya, diolah dengan menggunakan Bark Boiler dan Lime Klin. Bark
Boiler digunakan untuk pembakaran kulit kayu. Sedangkan Lime Klin digunakan
untuk pengolahan lumpur kapur.
3.
Pengelolaan
Limbah Emisi Udara
Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses
produksi pulp, biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas
treatment di unit pulping, Electro Static Dust Precipitator pada Recovery
Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit. Beberapa limbah atau proses
yang menghasilkan emisi udara ini, beserta penanganannya ialah : Kondensat
tercemar yang berasal dari proses digester dikumpulkan dan dialirkan ke unit
penanganan kondensat di evaporator plant. Non Condensable gas (NCG) dibakar
sebagian menjadi limbah di lime klin (tanur kapur). Uap tekanan tinggi yang
dihasilkan dari pembakaran bahan organik digunakan untuk memutar turbin dan
menghasilkan listrik dan steam tekanan menengah untuk pemanasan dalam proses di
seluruh unit operasi produksi.
Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap
diisap blower dan diarahkan ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua
tahap. Di menara ini digunakan larutan sodium hidroksida dan diinjeksikan
dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia berupa
klorin dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas
klorin dioksida.
Limbah
yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler, baik dari multi fuel
boiler, recovery boiler, maupun lime kiln. Untuk tujuan ini, pabrik pulp harus
memiliki alat electrostatic precipitator. Sedangkan cerobong asap dari
dissolving tank recovery boiler dilengkapi dengan scrubber yang dialiri weak
wash dari recaust plant.
BAB III
PERMASALAHAN
Digester
Digester adalah unit pulp lengkap untuk memproduksi pulp
dengan memasak serpihan kayu dalam cara yang mirip dengan digester komersial.
Unit ini mudah dioperasikan dan fitur kontrol yang tepat dari variabel
pembuatan pulp untuk memastikan pengulangan hasilyang baik. Digester prinsipnya
seperti panci masak didapur tempat ibu atau istri anda masak.Potongan kayu yang
disebut chips dimasak dengan suhu dan tekanan yang tinggi dalamsuatu larutan
kimia penghancur. Larutan dan proses masak ini akan melembutkan danakhirnya
memisahkan serat kayu yang diinginkan dari "lignin" yaitu unsur kayu semacam
lem yang menahan serat kayu bersatu.
Jenis digester diantaranya dari segi aliran bahan baku
reaktor biogas, biodigester dibedakan menjadi :
a.
Batch digester: chips diproses pada satu tempat, mulai
dari pencampuran bahan kimia pemasak, sampai chips menjadi bubur.
b.
Continuous digester: chips diumpankan pada suatu
rangkaian panjang, kemudian secara bertahap akan melewati setiap chamber yang
kondisi pemasakannya berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Dari
segi konstruksi, digester dibedakan menjadi :
a.
Fixed dome : digester ini memiliki volume tetap
sehingga produksi gasakan meningkat tekanan dalam reactor.
b.
Floating dome : pada tipe ini terdapat bagian pada
konstruksi reactor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan
tekanan reactor.
Dari
segi tata letak penempatan digester dibedakan menjadi :
a.
Seluruh
digester di permukaan tanah biasanya berasal dari tong-tong bekas minyak tanah
atau aspal.
b.
Sebagian
tangki biodigester di bawah permukaan tanah biasanya digester ini terbuat ari
campuran semen, pasir, kerikil, dan kapur.
c.
Seluruh
tangki digester di bawah permukaan tanah. Model ini merupakan model yang paling
popular di Indonesia.
Jenis-jenis
Digester antara lain :
BAB IV
KESIMPULAN
1.
Kertas
adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang
berasal dari pulp.
2.
Serat
yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
3.
Digester
adalah unit pulp lengkap untuk memproduksi pulp dengan memasak serpihan kayu
dalam cara yang mirip dengan digester komersial.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2009. Teknologi Ramah
Lingkungan Untuk Industri Pulp & Kertas
2. Prades, Elki. 2009. Ilmu Pulp dan
Kertas
3. Setyo, Daru. 2008. Pengetahuan
Tentang Kertas
4.
www.google.com
0 Response to "Makalah Kertas"
Post a Comment