Praktikum Destilasi
ABSTRAK
Distilasi
merupakan pemisahan berdasarkan titik didih suatu senyawa volatile. Pemisahan
berdasarkan prinsip komponen yang mempunyai titik didih yang rendah diuapkan
merupakan proses yang umumnya sering digunakan pada tiap proses pabrik yang bertujuan
untuk memurnikan suatu cairan. Pada percobaan ini distilasi dilakukan untuk
menghilangkan kadar air dalam methanol dengan cara methanol diuapkan karena
methanol mempunyai titik didih yang lebih rendah dari pada air. Proses ini
dilakukan dengan suhu 90oC yang diberikan pada campuran methanol 30
% sebanyak 250 ml sehingga selama 2 jam menghasilkan distilat sebanyak 58 ml.
Kata Kunci ; Distilasi dan Methanol
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Praktikum : Distilasi
1.2 Tanggal
Praktikum : 11 Juni 2012
1.3 Tujuan
Praktikum :
1. Dapat
mengkaji pengaruh perbandingan refluk (R) terhadap komposisi methanol dalam
distilat selama waktu operasi lima menit
2.
|
Dapat membuat laporan praktikum secara tertulis
dengan baik dan benar.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum
Raoult dan Hukum
Dalton.
Distilasi
pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar
abad pertama masehi yang
akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari
Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus
dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang
proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk
modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah,
terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi
senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini
menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala
mikro, The Hickman Stillhead dapat
terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan(721-815)
yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan
tentang uap anggur yang
dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia
yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan
diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
|
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah
pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk
penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll.
Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk
penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah
digunakan sejak lama untuk pemekatanalkohol dengan penerapan panas terhadap
larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.
(Wernen.1987)
2.1.2 Jenis – jenis Distilasi
Ada 4
jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi
ekstraktif dan
distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam
berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi
reaktif.
1. Distilasi
Sederhana
Pada
distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas[4]. Distilasi ini dilakukan padatekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.
2. Distilasi
Fraksionisasi
Fungsi
distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk
campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja
pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan
rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana
adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan
secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang
berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di
bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
3. Distilasi
Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran
senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang
fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang
tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan
air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk
alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak
sitrus dari
lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah
juga dengan pemanasan Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu
distilat.
4. Distilasi
Vakum
Distilasi
vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas
150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut
dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena
komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi
tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun
tekanan pada sistem distilasi ini. (Wernen.1987)
2.3 Azeotrop
Azeotrop
adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang
konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil distilasi
menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam pemberian
atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik
didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop
bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus
selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang
dihasilkan dari saling memengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan.
Azeotrop
dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya
penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap
oleh penangkap
Dean-Stark. Air akan
tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan
memisahkan air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
2.4 Efektifitas Distilasi
Secara
teori, hasil distilasi dapat mencapai 100% dengan cara menurunkan tekanan
hingga 1/10 tekanan atmosfer. Dapat pula dengan menggunakan
distilasi azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut
organik dan
dua distilasi tambahan, dan dengan menggunakan penggunaan cornmeal yang dapat menyerap air baik
dalam bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun, secara praktek tidak ada
distilasi yang mencapai 100%. (Mc Cabe.1987)
2.5
Distilasi Skala Industri
Umumnya
proses distilasi dalam skala industri dilakukan dalam menara, oleh karena itu
unit proses dari distilasi ini sering disebut sebagai menara
distilasi (MD).
Menara distilasi biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter dan tinggi berkisar antara 6-15 meter. Masukan dari menara distilasi
biasanya berupa cair jenuh, yaitu cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit
saja sudah akan terbentuk uap dan memiliki dua arus keluaran, arus yang diatas
adalah arus yang lebih volatil (mudah menguap) dan arus bawah
yang terdiri dari komponen berat. Menara distilasi terbagi dalam 2 jenis
kategori besar;
1. Menara Distilasi tipe Stagewise,
menara ini terdiri dari banyak piringan yang memungkinkan kesetimbangan
terbagi-bagi dalam setiap piringannya, dan
2. Menara Distilasi tipe Continous,
yang terdiri dari pengemasan dan kesetimbangan cair-gasnya terjadi di sepanjangkolom menara.
2.6 Methanol
Metanol merupakan senyawa volatile yang mempunyai titik didih 64.7 °C, 148.4 °F (337.8 K), juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentukalkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan
beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan
pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol
industri.
Metanol
diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah
kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.
Reaksi
kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air
adalah sebagai berikut:
2 CH3OH
+ 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O
Api dari
metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila
berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak
terlihat. Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan
additif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan
"racun" ini akan menghindarkan industri dari pajak yang dapat
dikenakan karena etanol merupakan bahan utama untuk minuman keras (minuman
beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena
ia dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului proses multi
tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas
hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon
monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan metanol. Tahap pembentukannya
adalah endotermik dan tahap sintesisnya
adalah eksotermik.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Alat
dan Bahan
3.1.1
Alat – alat
·
Gelas Ukur
·
Labu Ukur
·
Alat distilasi
·
Picno Meter
·
Neraca Analitik
3.1.2 Bahan
– bahan
·
Methanol 99%
·
Aquades
3.2 Prosedur Kerja
A.
Membuat Kurva Standar
1.
Membuat larutan
methanol 15% dalam air dengan volume total 50 ml. kemudian dihitung volume
methanol absolute dalam air dengan persamaan:
2.
Mengukur volume
methanol absolute kemudian ditambahkan aquades
3.
Menghitung densitas
larutan 15% methanol
4.
Menbuat larutan 25% dan
30% dengan cara yang sama
|
B. Membuat
methanol 35% sebagai sampel yang akan didistilasi
1.
Melakukan pengenceran
dan didapat volume absolute methanol dan kemudian dicampurkan dengan aquades
sampai volume campuran 250 ml
2.
250 ml methanol
dihitung densitasnya
C. Tahap
Operasi Destilasi
1.
Mempersiapkan alat
hingga siap dioperasikan
2.
Umpan sampel yang telah
dibuat dimasukkan kedalam labu didih
3.
Air pemanas diatur
sampai suhu 90oC
4.
Air pendingin sebagai
condenser dialirkan
5.
Saat air pemanas sudah
mencapai 90oC, alat dijalankan dengan timer 120 menit (2 jam)
6.
Saat distilat terbentuk
selama 2 jam, distilat dikeluarkan kemudian ditimbang dan dihitung volumenya
hingga diketahui dan dicatat.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Konsentrasi (%)
|
Volume absolute (ml)
|
Densitas (gr/ml)
|
Berat Sampel (gr)
|
Xe
|
15
25
30
|
7.5
12.5
15.01
|
0.9358
0.9388
0.9396
|
23.95
23.47
23.49
|
0.0567
0.1900
0.2975
|
4.2 Pembahasan
Distilasi
merupakan salah satu cara untuk memisahkan campuran cairan atas komponen –
komponennya. Pada cara ini, campuran cairan yang terdiri dari 2 atau lebih
komponen dipanaskan pada titik didihnya, sehingga sebagian cairan menguap.
Prinsipnya adalah komponen yang memiliki cairan titik yang rendah akan menguap
dan diembunkan kembali pada kondensor sehingga menjadi distilat. Pada percobaan
ini, distilat adalah methanol, dikarenakan methanol mempunyai titik didih yang
lebih rendah dari pada air..
|
Gambar 1. Grafik Xe Terhadap
Densitas Methanol
Grafik diatas
menunjukkan perubahan Xe seiring dengan
meningkatnya densitas yang disebabkan variasi dari konsentrasi methanol atau
jumlah volume methanol absolute dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi
disebabkan karna banyaknya volume methanol absolute dalam air. Ini yang
mnyebabkan grafik menunjukkan peningkatan Xe dengan kenaikan densitasnya.
Teknik
distilasi yang diterapkan dalam prakteknya ini secara garis besar dapat dibagi
manjadi 2 cara. Cara yang pertama adalah memproduksi uapa dengan memanaskan
campuran yang akan dipisahkan, campuran
yang akan diperoleh kemudian diembunkan tanpa mengembalikan cairan yang
diperoleh ke ketetl pendidih. Pada cara yang kedua sebagian cairan yang diperoleh
dikembalikan ke ketel dengan cara sedemikian rupa sehingga cairan yang kembali
ini (refluk) bertemu secara intim dengan uap yang dihasilkan ketel yang akan
diembunkan. Metode pertemuan cairan dengan uap ini sangat penting dan diberi
nama reaktifikasi. Namun percobaan yang dilalkuakan ini teidak menggunakan
refluk tetapi distilasi sederhana. Umumnya distilasi reaktifikasi hanya
didapati pada pabrik dikarenakan membutuhkan alat proses yang kompleks.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar methanol absolute yang dilarutkan dalam air maka
semakin besar densitasnya
2. Waktu proses mempengaruhi hasil dari proses distilasi
3. Xe merupakan volume methanol dalam air, maka jika konsentrasi
methanol besar itu bearti volume yang terdapat dalam larutan tersebut juga
besar.
5.2 Saran
1. Sebaiknya proses distilasi dilakukan dengan waktu proses yang
lama agar methanol yang didapat maksimal
2. Suhu pemanasan yang diberikan jangan sampai melewati cairan air
atau titik didih air karena pada distilat nanti akan didapati banyaknya akadar
air yang aikut menguap dan kemurnian methanol akan berkurang
|
DAFTAR PUSTAKA
Penuntun Praktikum Proses Teknik Kimia II. 2012. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh.
Wernen
L. Mc Cabe. 1987. Operasi Teknik Kimia II.
Erlangga: Jakarta
Gean
Koplis, Christie. 1983. Transfort Process and Operation. London
: Alya and Bacon
|
LAMPIRAN I
DATA PENGAMATAN
Tabel
Densitas Methanol Berdasarkan Konsentrasi
Methanol (%)
|
Densitas (gr/ml)
|
15
25
30
|
0.9358
0.9388
0.9396
|
250 ml methanol 35 % dipanaskan 2 jam dengan suhu 90 oC
menghasilkan distilat 58 ml dengan massa 20.45 dan densitas 0.818 gr/ml.
|
LAMPIRAN II
PERHITUNGAN
A.
Persen (%) Methanol Untuk Pengenceran
-
15%,
-
25%
-30%
B.
Menghitung Densitas Methanol
Berat picno kosong =
22.93 gr
Volume picno =
25 ml
-
15 %
Berat picno + sampel = 46.85 gr
Berat sampel = 46.85 gr – 22.93 gr = 23.95 gr
|
-
25 %
Berat picno + sampel = 46.95 gr
Berat sampel = 46.85 gr – 22.93 gr = 23.47 gr
-
30 %
Berat picno + sampel = 46.42 gr
Berat sampel = 46.42 gr – 22.93 gr = 23.49 gr
C.
Menghitung Densitas Distilate Sebanyak 58 ml
-
Wadah kosong = 59.33 gr
-
Wadah + distilate = 104.35 gr
-
distilate = 104.35 gr - 59.33 gr =
45.02 gr
-
Pada picnometer
Picno kosong = 23.42 gr
Picno + distillate = 43.87 gr
Distillate = 43.87 gr - 23.42 gr =
20.45 gr
D.
Menghitung Xe
-
15 %
-
25 %
-
30 %
0 Response to "Praktikum Destilasi"
Post a Comment