Praktikum Kimia Dasar " Hukum-Hukum Dasar Ilmu Kimia "
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Judul Praktikum : Hukum-Hukum Dasar Ilmu Kimia
1.2.
Tanggal praktikum : 29 Mei 2015
1.3.
Pelaksana prtaktikum : Raudhatul Raihan
1.4.
Tujuan praktikum : Adapun tujuan dari praktikum ini
ialah untuk membuktikan beberapa hukum dasar kimia, di antaranya hukum
Lavoisier dan hukum Proust.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stoikiometri reaksi adalah hokum alam
yang relevab dengan bidang kimia. Konsep paling fundamental dalam kimia. Konsep
adalah hokum konservasi massa, yang menyatakan bahwa tidak terjadi adalah
perubahan kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa. Fisika modern
menunjukkan bahwa yang sebenarnya yang terjadi adalah konservasi energy dan
massa saling berhubungan suatu konsep yang menjadi penting dalam kimia niklir.
Konservasi energu menuntun ke suatu konsep-konsep penting mengenai
kesetimbangan, termodinamika dan kinetika.
Hukum tambahan dalam kimia
mengembangkan hokum konservasi massa. Hokum perbandingan tetap dari Joseph
Proust menyatakan bahwa zat kimia murni tersusun dari unsur-unsur dengan
formula tertentu kita sekarang mengetahui bahwa susunan structural unsure-unsur
penting.
Dalam kimia, stoikiometri (kadang
disebut stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari hubungan
kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia yang bereaksi.
Hukum perbandingan berganda dari John
Dalton menyatakan bahwa zat-zat kimia tersebut akan ada dalam proporsi yang
berbentuk bilangan bulat kecil. Walaupun dalam banyak sistem rasio ini
cenderung membutuhkan angka besar dan sering diberiakn dalam bentuk
padatan/pecahan. Senyawa ini seperti dikenal sebagai senyawa non-stoikiometri.
Hukum-hukum dasar ilmu kimia adalah
sebagai berikut :
A.
Hukum Boyle
Pada abad ketujug belas,
Robert Boyle mempelajari gas secara sistematis dan kuantitatif. Dari
serangkaian percobaannya. Penyelidikan Boyle tentang hubungan tekanan volume
dari sampel gas menggunakan peralatan seperti yang diketahui. Tekanan yang di
kenakan pada gas oleh merkuri yang ditambahkan ke dalam tabung, sama dengan
tekanan atmosfer.
Kenaikan tekanan yang disebabkan oleh penambahan lebih lanjut sejumlah
merkuri. Menghasilkan penurunan volume gas dan penurunan ketinggian merkuri
yang tidak sama didalam tabung. Boyle memperhatikan bahwa, jika suhu dijaga
denagn konstan, volume dan sejumlah tentu gas menurun, sejalan kenaikan tekanan
totalnya (P), yaitu tekanan atmosfer ditambahkan dengan tekanan yang disebabkan
oleh penambahan merkuri. Hubungan antara tekanan volume. Berbanding.
Sebaik-baiknya, bila tekanan dengan volume gas akan meningkat. Pernyataan matematis yang
memperihatkan hubungan kebaikan antara tekanan dan volume.
B.
massa
Hukum kekekalan
Hukum kekekalan massa ditentukan
oleh Antonie Laurent Lavoisier (1743-1794) yang berbunyi : “Dalam suatu reaksi,
massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, dengan kata lain massa tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, artinya selama reaksi terjadi
tidak ada atom – atom pereaksi dan hasil reaksi yang hilang.
C.
Hukum
perbandingan volume
Seorang ahli kimia dari
Inggris bernama Henry Cavendish (1731
-1810 ) telah menemukan prbandingan volume-volume gas yang bereaksi. Apabila 2
volume gas hydrogen direaksikan dengan 1 volume gas oksigen, dihasilkan 2
volume uap air, jadi perbandingan volume gas hydrogen, gas oksigen dan uap air
adalah 2 : 1 : 1.
Tertarik oleh penelitian Cavendish,
seorang ahli kimia dari Perancis bernama Joseph Louis Gay Lussac (1778-1850)
satunya dengan mereaksikan gas hidrogen membentuk amonia. Dari hasil percobaan
Gay-Lussac menemukan pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas
nitrogen dan hidrogen yang bereaksi menghasilkan gas amonia, yaitu 1: 3: 2.
Percobaan menggunakan gas-gas akan mendapatkan simpulan yang sama.
Kemudian, Gay-Lussac menyimpulkan bahwa
gas-gas bereaksi dalam perbandingan volume yang tetap jika diukur pada suhu dan
tekanan yang sama. Perbandingan volume yang gas yang bereaksi dan gas hasil
reaksi merupakan bilangan sederhana. Simpulan tersebut juga dihukum Gay-Lussac.
(Mulyono, 2006)
D.
Hukum
perbandingan tetap
Pada tahun 1799, Joseph
Louis Proust melakukan pengamatan terhadap susunan tembaga karbonat. Ia
menemuka bahwa susunan tembaga karbonat yang berasal dari proses sintesis dalam
laboratorium. Hasilnya perbandinga massa Cu : C : O = 5,3 : 1,0 : 4,0 dalam
setiap senyawa
CuCO3. Berdasarkan data tersebut, dia merumuskan suatu hukum
mengenai komposisi senyawa. Hukum tersebut dikenal sebagai hukum perbandingan
tetap. Hukum yang dirumuskan Proust itu menyebutkan bahwa setiap senyawa kimia
selalu mengandung unsure-unsur dengan perbandingan massa yang sama. Hukum
perbandingan tetap disebut juga hukum Proust.
Terdapat golongan senyawayang tidak
mengikuti hukum perbandingan tetap. Contohnya, FeO yang mengandung massa Fe nya
hanya 95 % dari massa yang seharusnya. Hal ini dikarenakan dalam struktur
kristal FeO terdapat ruang kosong yang tidak ditempati atom Fe. Golongan senyawa
ini dinamakan Bertolida.
E.
HUKUM KEKEKALAN MASSA VS PENYIMPANGAN
Ketika energi
seperti panas atau cahaya diizinkan masuk kedalam atau keluar dari sistem
asumsi hukum kekekalan massa yang berubah karena tetap dapat digunakan. Hal ini
karena massa yang berubah karena adanya perubahan energi.
a.
Penyimpangan
Kekekalan massa dan materi kemudian
diketahui ternyata kurang tepat. Penyimpanan dapat terjadi pada sistem terbuka
dengan proses yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti
reaksi nuklir. Setelah penemuan Albert Einstan, diketahui bahwa materi dapat
kehilangan massa selama reaksi tertentu untuk menghasilkan energi, yaitu dengan
persamaan :
E = m . c2 ………………………………………………….(2.1)
Dimana :
E = jumlah
energi yang terlibat
m = jumlah massa
yang terlibat
C = konstan
kecepatan cahaya
BAB III
METOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat
dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
1. Erlenmeyer 250 ml 1 buah
2.
Sumbat karet 1 buah
3.
Tabung reaksi kecil 1 buah
4.
Tabung reaksi praktis 1 buah
5.
Magnet U 1 buah
6.
Cawan porselin 1 buah
7.
Lampu spiritus 1 buah
8.
Kaki Tiga
9.
Neraca digital
10. Spatula
11. Cawan penguap
3.1.2 Bahan-bahan
1.
Larutan Kl 0,1 M 5 ml
2.
Larutan Pb(NO3)2 0,1 M 5 ml
3.
Serbuk besi
4.
Serbuk belerang
5.
Larutan NaCl 0,5 M 5 ml.
3.2 Cara Kerja
1. Hukum
Lavoiser
a.
5
ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M dimasukkan kedalam tabung
reaksi kecil. Pada erlenmeyer dimasukkan 10 ml larutan NaCl 0,1 M. Dimasukkan
Pb(NO3)2 dalam erlenmeyer lalu ditutup dengan aluminium
foil.
b.
Ditimbang lalu erlenmeyer beserta isinya dan
dicatat massanya.
c.
Dimiringkan
lalu erlenmeyer sehingga kedua larutan tercampur dan bereaksi. Amati perubahan
yang tejadi.
d.
Timbang
lagi labu erlenmeyer dengan isinya dan catat massanya.
e.
Cara
kerja diatas diulangi dengan menggantikan larutan NaCl 0,5 M dengan larutan KI
0,1 M.
2 .
Hukum Proust
a.
Serbuk
belerang sebanyak 2 gram dan dimasukkan kedalam cawan porselin kemudian
dimasukkan serbuk besi sebanyak 5 gram, diaduk sampai merata.
b.
Campuran
tersebut dipanaskan dan perhatikan apa yang terjadi, dengan menggunakan ambil
serbuk besi yang tidak bereaksi, ditimbang berapa berat serbuk besi tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No.
|
Cara Kerja
|
Hasil Percobaan
|
1
|
Hukum Lavoiser
a. 5 ml Pb(NO3)2 didalam
tabung reaksi 10 ml NaCl 0,1 M dimasukkan kedalam Erlenmeyer kemudian Pb(NO3)2
dimana larutan dimasukan kedalam erlenmeyer
|
a.
Pb(NO3)2 + NaCl
· Massa sebelum dicampur
127,2406 gram
· Massa sesudah dicampur
127,2406 gram
Warnanya berubah menjadi keruh
|
b. Diulangi dengan menggunakan NaCl dengan KI 0,1 M
|
Pb(NO3)2 + KI
· Massa sebelum dicampur
127,67 gram
· Massa sesudah dicampur
127,67
|
|
2
|
Hukum Proust
a. 2 gram serbuk belerang + 5 gram serbuk besi
dan dipanaskan
|
Massa yang dicampur adalah 7,0102
Massa Fe + S sesudah dibakar 5,06
|
4.2
Pembahasan
1. `Hukum Lavoiser
Pb(NO3)2
+ NaCl, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal yaitu 127,24 gram setelah
dicampurkan dengan tabung reaksi kecil yang berisi Pb(NO3)2
mempunyai berat 127,24 gram, maka hukum lavoiser sudah terbukti benar "
massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama". Pada saat
(Pb(NO)3)2 dicampurkan dengan NaCl warnanya akan berubah
menjadi keruh, hal ini dikarenakan (Pb(NO)3)2 adalah
padatan dan bersifat asam, sedangkan NaCl bersifat garam dan ketika dicampurkan
akan menghasilkan warna keruh.
Pb(NO3)2
+ KI, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal yaitu 127,67 gram setelah
dicampurkan dengan tabung reaksi kecil Pb(NO3)2 + KI yang berisi mempunyai berat 127,67 gram, maka
hukum lavoiser sudah terbukti benar " massa zat sebelum reaksi dan sesudah
reaksi adalah sama".
2.
Hukum Proust
Fe + S, sewaktu ditimbang
mempunyai berat awal campuran yaituy 7 gram, setelah dipanaskan timbul aroma
yang sangat menyengat, yang ditimbulkan dari aroma belerang. Setelah keduanya
menyatu dan kemudian pemanasan dihentikan dan diambil besi yang tidak bereaksi
didalam campuran FeS yaitu 5 gram. Hal ini membuktikan kebenaran hukum Proust
“bahwa perbandingan massa unsur dalam senyawa adalah tetap ( tidak berubah).”
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Pb(NO3)2
+ NaCl, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal yaitu 127,24 gram setelah
dicampurkan dengan tabung reaksi kecil yang berisi Pb(NO3)2
mempunyai berat 127,24 gram, maka hukum lavoiser sudah terbukti benar "
massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama".
2.
Dan
dapat disimpulkan pula bahwa perbandingan massa unsur dalam senyawa adalah
tetap ( tidak berubah).
3.
Untuk
percobaan Proust belerang terbakar sempurna karena proses pembakaran dan nyala
api yang sempurna.
0 Response to "Praktikum Kimia Dasar " Hukum-Hukum Dasar Ilmu Kimia ""
Post a Comment