Praktikum Kimia Dasar " Kecepatan Reaksi "
BAB I
1.1
Judul Praktikum
Kecepatan
Reaksi
1.2
Tanggal Praktikum
24 April
2015
1.3 Tujuan Praktikum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kecepatan
reaksi adalah berkurangnya konentrasi pereaksi persatuan waktu atau betambahnya
konsentrasi hasil reaksi persatuan waktu. Pengertian diatas dapat dibuktikan
dari penjelasan berikut :
Misalkan
suatu reaksi : pA + qB rC + sD
Dalam reaksi diatas, A dan B bertindak sebagai pereaksi, makin
lama, jumlah A dan B makin berkurang. Sebaliknya, C dan D bertindak sebagai
hasil reaksi, makin lama, jumlah C dan D makin bertambah. Jadi pereaksi akan
berkurang dan hasil reaksi akan bertambah.
Kecepatan reaksi dapat dirumuskan dengan :
V pereaksi : atau
Dimana :
V pereaksi :
laju reaksi pereaksi
V hasil reaksi :
laju reaksi hasil reaksi
[ pereaksi ] :
konsentrasi pereaksi
[ hasil reaksi ] :
konsentrasi hasil reaksi
t : waktu
:
selisih atau perbedaan
(Karyadi,
Benny.1994)
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan
Reaksi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi yaitu :
2.2.1 Luas permukaan
Semakin halus zat yang bereaksi, maka makin luas permukaannya. Dan reaksi
akan berlangsung dengan cepat. Hal tersebut diatas dapat dibuktikan pada saat
penambahan serbuk besi pada larutan HCl, akan terjadi reaksi dengan terjadinya
atau terbentuknya gelembung-gelembung gas atau udra yang membuat larutan HCl
kelihatan keruh. Sebaliknya apabila zat yang bereaksi dalam bentuk padatan
contohnya seperti lempengan Zn, maka akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih
lama daripada partkel atau zat yang lebih halus.
2.2.2
Suhu atau Temperatur
Kenaikan temperatur berpengaruh besar pada kenaikan pergerakan partikel,
sehingga laju reaksi makin besar. Disamping itu, prubahan tempratur juga akan
mempengaruhi nilai konstanta kecepatan reaksi. Temperaturnya makin besar, maka
konstantanya juga makin besar. Jadi apabila tempraturnya besar, maka kecepatan
reaksinya kan besar pula. Umumnya kenaikan suhu sebesar 10 ̊ C menyebabkan
kenaikan laju atau kecepatan reaksi sebesar dua sampai tiga kali. Kenaikan laju
reaksi inidapat diterangkan dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu
zat kimia selalu bergerak-gerak. Karena itu, kemungkinan terjadi tabrakan antar
molekul selau ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi ynag
dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan ynag
efektif. Energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau
unuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan.
Energi kinetik dari molekul-molekul tidak sama, ada yang besar ada yang
kecil. Karena itu pada suhu tertentu ada molkul-molekul yang bertabrakan secara
efektif dan yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada
tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia dan ada yang tidak menghasilkan reaksi
kimia. Menaikkan suhu berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh
molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya,
molekul molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang
lebih besar makin serung terjadi. Dengan demikian, bventuran antar molekul yang
mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi menyebabkan reaksi kimia juga makin
tinggi dan berati bahwa laju reaksi makin tinggi.
2.2.3
Katalis
Seperti pada pembahasan sebelumnya, penaikan suhu
dapat mempercepat kecepatan reaksi. Akan tetapi reaksi pada suhu tinggi dapat
merusak kualitas hasil reaksi, dan juga kurang ekonomis. Salah satu cara untuk
mempercepat laju reaksi adalah dengan cara penurunan energi aktif suatu reaksi.
Hal ini dapat dilakukan dengan katalis. Dimana yang dimaksud enag katalis
adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami
perubahan kimia secara permanen.
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengadsorbs i
zat yang direaksikan. Katalis dapat dibedakan menjadi katalis homogen dan
heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang sefase dengan zat yang
dikatalisis. Contohnya larutan FeCl3 pada reaksi penguraian hidrogen peroksida
(H2O2). Sedangakan reaksi atau katalis heterogen adalah katalis katalis yang
tidak sefase dengan zat yang dikatalisis. Umumnya katalis heterogen berupa zat
padat, dan reaksi berlangsung pada permukaan katalis padat tersebut. Salah satu
contoh katalis heterogen yaitu serbuk MnO pada peruraian kalium klorat (KclO3)
2 KClO3 (s) Mno2 2 KCl (s) + 3O2 (g)
Keburukan
dari katalis yaitu katalis dapat diracuni sehingga menjadi tidak aktif. Seabgai
contoh, pengubah katalistik yang dipasang pada knalpot kendaraan bermotor dapat
diracuni oleh timah hitam. (Purba, Michael.2007)
2.2.4
Konsentrasi
Salah satu faktor yamg mempengaruhi kecepatan reaksi adalah konsentrasi.
Karena laju reaksi terjadi oleh adanya tumbukan / tabrakan, maka faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan reaksi mirip dengan faktr yang mempengaruhi
tumbukan.
Konsentrasi berkaitan dengan jumlah partikel yang bereaksi. Makin besar
konsentrasi berarti makin banyak partikel sehingga makin banyak yang bergerak
dan makin banyak yang bergerak dan makin banyak yang bertumbukan.
2.2.5
Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalm wujud gas. Kecepatan dari
reaksi tersebut juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan
memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dan dengan demikian dapat
memperbesar laju reaksi.
2.3 Sifat zat
Pengaruh
zat pada sifat kecepatan reaksi tergantung dari :
·
Massa
molekul relatif ( Mr )
Senyawa
dengan Mr yang kecil laju reaksinya akan lebih cepat dibanding senyawa Mr yang
besar.
·
Wujud
Zat
Kecepatan
reaksi wujud gas lebih cepat dibanding cair, dan wujud cair lebih cepat
dibanding padat.
·
Bentuk
ion
Kecepatan
reaksi bentuk ion lebih cepat dibanding molekul yang tidak terionisasi.
2.4 Pembentukan Senyawa Antara
Misalnya
pada reaksi 2SO2 + O2
2SO3 yang
berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan katalis NO dengan tahap
reaksi sebagai berikut :
2NO + O2 2NO ( Cepat )
NO2
+ SO3 SO3 + NO
(Cepat)
NO2 adalah senyawa antara
yang habis bereaksi dengan SO2 sedangkan NO dapat diperoleh kembali
( Tetty Afianti,2012 ).
2.5 Jenis Perubahan Konsentrasi
Reaksi Per Satuan Waktu ( Rate of
Reaction )
Dalam ilmu fisika dikenal kecepatan
(velocity) dan laju (speed). Dalam ilmu kimia, juga dikenal 2 jenis rate of
reaction, yaitu laju reaksi dan kecepatan reaksi. Untuk membedakan kecepatan
reaksi dan laju reaksi. Anda dapat menyimak data hasil penguraian N2O5
pada reaksinya :2N2O5 (g) 4NO2 (g)
+ O2 (g).
2.5.1 Laju Reaksi
Dalam
ilmu kimia laju reaksi memberikan informasi tentang perubahan konsentrasi
reaksi setiap waktu. Perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dapat
diukur setiap saat, misalnya setiap detik, setiap menit, setiap jam dan
sejenisnya. Beberapa contoh persamaan laju reaksi :
1.
2N2O5
(g) 4NO2 (g)
+ O2 (g)
2.
CHCl3
(g) + Cl2 (g) CCl (g) + HCl (g)
3.
H2
(g) + I2 (g) 2HI (g)
2.5.2 Kecepatan Reaksi
Reaksi
penguraian N2O5 dapat diungkapkan dalam bentuk kecepatan
reaksi sebagai berikut :
Kecepatan
=
Oleh karena konsentrasi pereaksi
menurut sejalan dengan waktu maka [N2O5] - [N2O5]1
berharga negatif, tetapi karena persamaan berharga negatif maka kecepatan
reaksi menjadi positif.
2.6 Variabel-Variabel Kcepatan
Reaksi
Untuk mengukur kecepatan reaksi, anda
harus menetapkan dulu variabel-variabel penyelidikanya , seperti variabel bebas
( besaran yang akan diselidiki ) variabel terikat ( besaran yang tergantung
pada variabel bebas ) dan variabel kontrol ( besaran yang harus dikendalikan ).
( Budiyanto,2013 )
2.7 Energi
Pengaktif dan Teori Tumbukan :
Suatu reaksi akan
berlangsung melalui tumbukan antara molekul-molekul zat.
·
Untuk
melakukan suatu tumbukan, maka molekul harus memiliki energi yang tetap.
·
Energi
minimum yang harus dimiliki oleh molekul-molekul untuk melakukan suatu reaksi
disebut energi pengaktifan / energi aktifasi (Ea).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
dan Bahan
3.1.1
Alat
1.
Tabung
reaksi 6 buah
2.
Rak
tabung 1 buah
3.
Stopwatch
1 buah
4.
Pipet
volume
3.1.2
Bahan
1.
Paku,
serbuk besi dan lempengan Zn
2.
Larutan
HCl 1 M
3.
Larutan
H2SO4 1 M
3.2
Cara kerja
3.2.1
Bentuk
zat yang bereaksi
a.
2
ml HCl dimasukkan kedalam 3 tabung, kemudian ditambahkan serbuk besi, paku, dan
lempengan Zn secara bersamaan kedalam ketiga tabung.
b.
Diamati
perubahan yang terjadi, dan waktu terjadinya perubahan dicatat.
3.2.2
Perbedaan
jenis zat yang bereaksi
a.
2
ml H2SO4 0,5 M, dimasukkan kedalam 3 buah tabung reaksi, kemudian serbuk besi,
paku, dan lempengan Zn dimasukkan secara bersamaan
b.
Diamati
tabung reaksi, sambil dicatat waktunya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil dan Pembahasan
4.1.1. Hasil
a.
Bentuk
zat yang beraksi
Bahan
|
Hasil
|
a.
HCL
1M 2ml + paku
|
Terdapat gelembung gas kecil dalam waktu 1 menit.
|
b.
HCL
1ml 2ml + lempeng zn
|
Terdapat gelembung gas dalam waktu 13 detik.
|
c.
HCL
1M 2ml + serbuk besi
|
Terjadi perubahan warna pada HCl menjadi keruh.
|
b.
Perbedaan
jenis zat yang bersifat
Bahan
|
Hasil
|
a.
H2SO4 1M 2ml + paku
|
Terdapat
gelembung gas dalam waktu 4 detik
|
b.
H2SO4 1M 2 ml + lempeng Zn
|
Terdapat
gelembung gas dalam waktu 4 detik
|
c.
H2SO4 1 M 2ml+ serbuk besi
|
Terdapat
perubahan warna pada larutan H2SO4 sedikit keruh
|
4.1.2.
Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan HCL dan H2SO4 karena kedua
bahan ini merupakan asam kuat jika asam kuat ditambahkan paku, lempeng zn
ataupun serbuk besi akan terjadi reaksi kimia berupa timbulnya gelembung gas.
Waktu yang digunakan untuk terjadinya reaksi
ini berdasarkan percobaan adalah tergantung pada bahan yang digunakan
untuk percobaan.
Pada percobaan pertama HCL tambah paku
berlangsung selama 1 menit, baru terjadi reaksi sedangkan ditambah paku selama 4
detik sudah terjadi reaksi jadi reaksi lebih cepat terjadi jika kita
menggunakan karena
Lebih reaktif dari pada HCL, memiliki dua jumlah ion H
dan HCL hanya memiliki satu jumlah ion H. jadi otomatis lebih asam sehingga lebih
cepat beraksi. Begitu juga dengan HCL tambah lempeng zn dan tambah lempeng zn lebih
cepat terjadi reaksi pada tambah lempeng zn yaitu 4
detik:13 detik.
Pada
percobaan terakhir yaitu HCLditambah serbuk besi dan ditambah serbuk besi,
dipercobaan ini adanya serbuk besi yang mengendap didalam larutan dan menyebabkan
larutan lebih keruh dari pada larutan yang lain, endapan serbuk besi tersebut
yang menjadi penyebab larutan itu menjadi keruh.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Penambahan
senyawa logam pada larutan HCl atau H2SO4 akan
menghasilkan gelembung-gelembung gas.
2.
Faktor-faktor
seperti luas permukaan, konsentrasi, sifat zat, sangat memepengaruhi kecepatan
reaksi.
3.
Senyawa
berbentuk padatan cenderung lebih lama bereaksi daripada senyawa berbentuk
serbuk.
4.
Ukuran
patikel yang lebih kecil akan menyebabkan terjadinya perubahan warna pada
larutan seperti serbuk besi pada percobaan ini membuat larutan HCl dan H2SO4
menjadi keruh.
5.
Larutan
H2SO4 memiliki
kecepatan reaksi yang lebih tinggi daripada HCl
0 Response to "Praktikum Kimia Dasar " Kecepatan Reaksi ""
Post a Comment