Tahap Produksi Minyak Bumi
TAHAPAN PRODUKSI / METODE PRODUKSI
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pada prinsipnya, yang dipelajari dalam teknik
produksi adalah cara-cara mengangkat fluida dari dalam reservoir ke permukaan.
Hal utama yang harus diperlihatkan didalam memproduksi suatu sumur adalah “laju
produksi”, dimana besarnya harga laju produksi yang diperoleh dengan metode
produksi tertentu harus merupakan laju produksi optimum, baik ditinjau dari
sumur itu sendiri maupun dari lapangan secara keseluruhan.
Dua hal pokok yang mendasari teknik produksi adalah:
1. Gerakan fluida dari formasi ke dasar sumur,
melalui media berpori
2. Gerakan fluida dari dasar sumur ke permukaan,
melalui media pipa
Gerakan fluida dari fotrmasi ke dasar sumur akan dipengaruhi:
1. Sifat-sifat fisik batuan dan fluida reservoir
di sekitar lubang bor
2. Gradien tekanan antara reservoir dan lubang
bor
Kedua faktor di atas akan menentukan besarnya kemampuan
reservoir untuk mengalirkan fluida ke dasar sumur yang disebut Inflow Performance
Relationship (IPR).
Pada
gerakan fluida dari dasar-sumur sampai ke permukaan melalui media pipa, yang
perlu diketahui adalah penurunan tekanan yang terjadi selama fluida mengalir
didalam pipa. Besarnya penurunan tekanan yang terjadi dapat dihitung dengan
menggunakan berbagai meode yang tersedia (Vertical Flow Performance).
Pada
sumur “sembur alam” yang diproduksikan, terdapat dua kondisi permukaan yang
umum ditemui, yaitu sumur diproduksikan dengan menggunakan “jepitan” (Choke/Bean
Performance) atau sumur diproduksi tanpa choke di permukaan. Choke biasanya
dipasang pada awal masa produksi, kemudiian dengan bertambahnya waktu ukuran
choke akan bertambah sampai akhirnya choke akan dilepas seluruhnya agar tetap
diperoleh laju produksi yang optimum.
“Sembur
buatan” dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat produksi agar
tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus berkurang dengan
bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan untuk berproduksi
sejak awal ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan sumur buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan
melewati choke, fluida akan melalui pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk
dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama yang harus diperhatikan dalam
aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan tekanan sepanjang aliran pipa
penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam memperkirakan penurunan tekanan
yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi yang telah tersedia (Horizontal
Flow Performance).
Fluida produksi dari kepala sumur dialirkan
dengan pipa alir (flow line) ke tempat pengumpulan (block station)
dan fluida tersebut dapat terdiri dari minyak, air dan gas. Sesuai dengan
permintaan dari pabrik pengilangan minyak (refinery) ataupun pesyaratan
yang harus dipenuhi sebelum dikapalkan, maka antara minyak, air, dan gas harus
dipisahkan. Hampir semua perusahaan pipa minyak menghendaki agar minyak yang
ditransport tidak mengandung lebih dari 2-3% air dan padatan. Proses pemisahaan
fluida produksi meliputi berbagai cara pemmisahaan padatan-padatan dari minyak,
pemisahan air dan gas dari minyak serta pemecahan emulsi. Bebagai peralatan
digunakan untuk proses pemisahan yang terdiri dari masing-masing komponen,
maupun merupakan gabungan-gabungan dari pada komponen yang membentuk satu
sistim pemisahan. Minyak yang telah dipisahkan dialirkan dan ditampung pada
yangki penimbunan (storage tank), kemudian akan dikirim ke refinery atau
ke terminal pengapalan dengan jalan mengalirkan melalui pipa salur (pipe
line).
Secara garis besar eksploitasi energy panas
bumi diarahkan pada dua tujuan yang sampai sekarang sudah dikembangkan. Kedua
tujuan tersebut adalah:
1. Pemanfaatan energy panas bumi untuk pembangkit
tenaga listrik dan
2. Pemanfaatan untuk selain pembangkit tenaga
listrik.
Keduanya dipisahkan dengan batas temperature sekitar 160 – 180
˚C.
1.2. Tujuan
Agar dapat mengetahui bagaimana proses-proses yang dilalui pada
tahapan produksi.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa saja tahapan produksi itu ?
2. Jelaskan tahapan produksi sembur alam (Natural
Flowing) !
3. Jelaskan tahapan produksi sembur buatan
(Artificial Lift) !
4. Sebutkan peralatan baawah permukaan !
5. Sebutkan peralatan permukaan !
BAB II
Tahapan Produksi
Secara
umum tahapan atau metode produksi dibagi menjadi dua, yakni :
a. Tahapan sembur alam (Natural Flowing)
b. Tahapan sembur buatan (Artificial Lift),
antara lain meliputi metode yang umum:
· Gas Lift
· Pompa hisap (Sucker Rod Pump)
· Pompa benam (Submergible Pump)
Apabila tekanan reservoir cukup besar,
sehingga mampu mendorong fluida reservoir sampai ke permukaan disebut sebagai
sumur “sembur alam”. Keadaan demikian umumnya dapat ditemui pada awal masa
produksi duatu sumur, tetapi keadaan ini tidak dapat terus dipertahankan,
disebabkan tekanan reservoir yang akan terus menerus berkurang dari waktu ke
waktu.
“Sembur buatan” dilakukan dengan maksud untuk
mempertahankan tingkat produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi
suatu sumur akan terus berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan
sumur yang bersangkutan untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil,
sehingga perlu dilakukan sembur buatan.
2.1. SEMBUR ALAM (NATURAL FLOWING)
Bila tekanan reservoir cukup besar, sehingga
mampu mendorong fluida reservoir sampai ke permukaan disebut sebagai “sumur
sembur alam”. Sumur sembur alam dapat diproduksikan dengan atau tanpa “jepitan”
(choke) di permukaan. Sebagian besar sumur sembur alam menggunakan choke di
permukaan dengan berbagai alasan, antara lain:
a. Sebagai pengaman
b. Untuk mempertahankan produksi, sebesar
yang diinginkan
c. Mempertahankan batas atas laju produksi,
untuk mencegah masuknya pasir
d. Untuk memproduksikan
reservoir pada laju yang paling efisien
e. Untuk mencegah water atau gas
coning
Biasanya choke dipasang pada awal
produksi (choke / bean performance), kemudian dengan bertambahnya
waktu ukuran choke akan bertambah, dan pada akhirnya choke akan dilepaskan
seluruhnya agar tetap diperoleh laju produksi yang optimum.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
menentukan laju produksi maupun menganalisa kelakuan sumur sembur alam, yaitu:
· Inflow Performance Relationship
· Tubing (Vertical Flow) Performance
· Sistim di permukaan
· Fasilitas peralatan di permukaan
· Fasilitas peralatan baawah permukaan
Semua faktor di atas berkaitan erat satu
dengan yang lain, dan akan mempengaruhi aliran minyak, gas, dan air dari
reservoir sampai ke fasilitas di permukaan.
Fonseca (1972) memberikan diskusi berikut
tentang fasilitas yang ada di lapangan untuk melengkapi kontinuitas sistim dan
cara control masing-masing:
a. Antara batuan reservoir dan sumur minyak
terdapat peralatan bawah permukaan yang terdiri dari casing, tubing,
packer, bridge plug, bottom-hole choke, katup-katup, seating nipple,
peralatan pengaman dan lain-lain. Semua peralatan yang dipasang ini disebut
sebagai kondisi mekanis suatu sumur dan didesain sedemikian rupa sehingga akan
terjadi hubungan antara reservoir dan sumur; dan memungkinkan untuk melakukan
control yang efektif terhadap formasi produktif, meliputi kemungkinan workover khusus,
stimulasi, dan operasi rekomplesi untuk problema produksi.
b. Antara sumur minyak dan sistim flowline terdapat
peralatan permukaan untuk menngontrol sumur, meliputi fasilitas pengamanan dan
fasilitas untuk memungkinkan dilakukannya operasi khusus sehubungan dengan
kelakuan sumur produksi. Komponen utama dari sistim ini adalah flowline
choke yang mengontrol tekanan aliran di permukaan (tubing dan casing),
dan pada dasar lubang.
c. Antara flowline dan fasilitas
permukaan, terdapat peralatan untuk memisahkan fasa-fasa yang berbeda (gas,
minyak, dan air).
Gambar 3.2 memperlihatkan skema sistim aliran keseluruhan pada sumur minyak.
2.2. SEMBUR BUATAN (ARTIFICIAL LIFT)
Maksud “sembur buatan” (artificial lift)
adalah untuk mempertahankan tekanan produksi dasar-sumur yang berkurang
sehingga formasi dapat memberikan fluida reservoir yang diinginkan. Pada tahap
awal suatu sumur dapat mampu melakukan tugas ini dengan tenaganya sendiri. Pada
tahap masa aliran yang lebih akhir, sumur hanya mampu memproduksikan sebagian
dari fluida yang diinginkan. Selama tahap masa aliran sumur ini dan terutama
sesekali setelah sumur mati, suatu metode sembur buatan yang sesuai harus
dipasang sehingga tekanan aliran dasar-sumur yang diperlukan dapat
dipertahankan.
Mempertahankan tekanan aliran dasar-sumur yang
diperlukan adalah dasar untuk perencanaan (desain) setiap instalasi sembur
buatan. Jika suatu tekanan “drawdown”yang ditentukan sebelumnya dapat
dipertahankan, sumur akan memproduksikan fluida yang diinginkan. Banyak tipe
metode sembur buatan yang tersedia, antara lain:
a. Pompa sucker-rod tipe beam,
b. Pompa sucker-rod tipe piston,
c. Pompa hidrolik sumur-minyak,
d. Pompa listrik sentrifugal submergible,
e. Pompa rod berputar,
f. Plunger lift,
g. Gas lift, dan lain-lain.
2.2.1. Gas
Lift
Sumur-sumur minyak yang laju produksinya sudah
rendah atau bahkan sudah tidak mampu mengalirkan minyak ke permukaan dapat
ditingkatkan / di“hidup”kan lagi dengan menggunakan gas (gas lift)
ataupun pompa. Pemakaian pompa dan gas lift pada suatu
lapangan perlu memperhatikan karakteristik fluida yang akan diproduksikan,
kemiringan sumur, laju produksi yang diinginkan, kekompakan formasi, dan
lain-lain. Produksi dengangas lift, yaitu suatu metode fluida pengangkat
dimana gas tekanan relative tinggi (mminimum 250 psi) digunakan sebagai media
pengangkat melalui proses mekanis.
Gas-lift adalah proses pengangkatan fluida dari sumur dengan
menggunakan gas yang diinjeksikan ke dalam sumur. Proses pengangkatan ini
berlangsung karena:
a. Penurunan gradient fluida dalam tubing
b. Pengembangan gas yang diinjeksikan, dan
c. Pendorongan minyak oleh gas injeksi bertekanan
tinggi
Gas-lift dapat diterapkan hampir pada setiap lapangan asalkan ada
cukup gas dan bukan minyak-berat. Ada dua metode gas-lift yang dapat
diterapkan, yaitu:
a) Continuous gas lift. Dalam cara ini gas dengan tekanan dan volume
tertentu diinjeksikan ke dalam sumur secara terus-menerus (kontinyu) selama
proses pengangkatan minyak. Cara ini sesuai untuk sumur-sumur yang mempunyai PI
tinggi dan tekanan dasar-sumur tinggi.
b) Intermittent gas lift. Dalam cara ini gas diinjeksikan secara
periodik. Waktu dari injeksi diatur oleh suatu alat di permukaan yang disebut
sebagai “intermitter”, atau oleh katup (valve) yang dipasang pada
tubing dan sensitive terhadap perbedaan tekanan antara casing dan tubing.
Metode ini lebih cocok untuk sumur-sumur dengan tekanan dasar-sumur rendah.
Beberapa kelebihan gas lift dibandingkan dengan
metode sembur buatan lain, yaitu:
a) Biaya peralatan awal untuk instalasi gas-lift biasanya
lebih rendah, terutama sekali untuk pengangkatan sumur dalam (deep lift).
b) Pasir (bahan abrasif) yang ikut terproduksi
tidak merusak kebanyakan instalasi gas-lift.
c) Gas-lift tidak tergantung/dipengaruhi oleh
design sumur
d) Umur peralatan lebih lama
e) Biaya operasi biasanya lebih kecil,terutama
sekali untuk deeplift
f) Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi atau
yang memproduksikan buih gas (gas-cut foam).
Meskipun demikian metode gas-lift mempunyai batasan berikut :
a. Gas harus tersedia
b. Sentralisasi kompresor sulit untuk sumur-sumur
dengan jarak terlalu jauh.
c. Gas injeksi yang tersedia sangat korosif ,
kecuali diolah sebelum digunakan
2.2.1.1 Continuous Gas Lift
Gambar
3.3 memperlihatkan tipe instalasi aliran continue. Ada enam katup
(valve) didalam sumur. Empat katup bagian atas digunakan sebagai katup
pengosongan sumur (unloading valve) dari fluida workover , untuk mencapai katup
operasi kelima (operating valve). Satu katup tambahan dibawah “titik injeksi”
(point of injection) ditambahkan untuk kondisi keamanan atau kondisi sumur yang
berubah. Karena terdapat satu katup dibawah katup operasi, permukaan fluida
pemati sumur (kill fluid) mencapai “titik keseimbangan” (point of balance)
antara tekanan casing dan tekanan didalam tubing. Tanpa katup ini didalam sumur
, permukaan cairan didalam casing akan tetap pada kedalaman katup-lima
(operating valve). Empat katup pengosongan fluida tetap tidak beroperasi sampai
katup ini diperlukan untuk mengosongkan sumur lagi pada kasus lain,seperti
setelah penutupan sumur (shut-in).
Continuous
gas-lift ini sering digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai kondisi :
a) Produktifitas tinggi dan tekanan static tinggi
(permukaan fluida dalam sumur pada saat static dapat mencapai 70% dari
kedalaman sumur).
b)
Productivity index (PI) rendah,tetapi tekanan dasar sumur tinggi
Productivity index (PI) rendah,tetapi tekanan dasar sumur tinggi
2.2.1.2 Intermittent Gas Lift
Pada metode ini gas diinjeksikan secara
terputus yaitu gas diinjeksikan selama beberapa saat , kemudian injeksi
dihentikan selama selang waktu tertentu , dan kemudian diinjeksikan lagi,dan
seterusnya. Pengaturan frekuensi atau siklus injeksi tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan:
a. Surface-controller dengan menggunakan “jam”
(clock)
b. Choke, yang bekerja atas perubahan tekanan
casing atau tubing.
Penghentian injeksi gas diperlukan untuk
member kesempatan terhadap cairan masuk dan terkumpul didalam tubing diatas
titik-injeksi. Setelah terkumpul baru diinjeksikan gas dan gas akan mendorong
fluida kepermukaan dalam bentuk kolom cairan (slug). Lamanya penghentian
tergantung pada produktifitas formasi. Jika produktifitas farmasi besar, maka lamanya
penghentian injeksi kecil (singkat). Sedangkan bila produktifitas sumur kecil ,
maka pernghentian injeksi memerlukan waktu yang lama
Intermittent gas-lift dapat digunakan pada dua
kondisi sumur , yaitu :
a. PI tinggi ( ≥ 0,5) dengan tekanan dasar-sumur
rendah , atau
b. Pi rendah dengan tekanan dasar sumur rendah
Dalam metode intermittent pada gambar 3.4 sebelum gas diinjeksikan , minyak dibiaran dulu membentuk kolom (slug) diatas katup (gas-lift) didalam tubing. Karena gas diinjeksikan dan tekanan naik didalam annulus,maka katup membuka pada tekanan-bukanya yang diikuti oleh aliran gas kedalam tubing. Gas ini akan mendorong kolom minyak keatas. Selama pendorongan ini sebagian cairan akan mengalir kembali kebawah. Pada waktu kolom tadi mencapai permukaan,kolom berikutnya telah terbentuk karena aliran dari formasi. Gas diinjeksikan , katup terbuka sehingga gas akan mendorong kolom minyak dan demikian seterusnya kolom demi kolom diangkat kepermukaan.
2.2.2. Pompa
Sucker-Rod Tipe Beam
Sekitar 80-90% dari semua sumur sembur buatan
diproduksikan dengan pemompaan sucker-rod,yang paling umum adalah sistim
pemompaan beam. Walaupun sistim sucker-rod beam secara mekanis sederhana dan
telah terbukti berumur lama (awet) dan ekonomis dalam operasi , banyak faktor
yang harus dipertimbangkandalam perencanaan sistim yang tepat. Design engineer
harus mengetahui sepenuhnya fungsi dan segi rumit tiap bagian dari sistim
keseluruhan jika kinerja optimum yang diharapkan. Walaupun kelihatan
sederhana,kelakuan sistim beam dan sucker-rod kompleks sekali didalam praktek
lapangan.
Metode pemompaan sumur-minyak dapat dibagi
kedalam dua kelompok utama , yaitu :
a) Sistim rod , dimana gerakkan peralatan
pemompaan bawah-permukaan berasal dari permukaan dan ditransmisikan kepompa
dengan memakai rangkaian-rod (rod string).
b) Sistim tanpa rod , dimana gerakan pemompaan
dari pompa bawah permukaan dihasilkan dengan menggunakan selain sucker-rod.
Dari dua kelompok diatas yang pertama diwakili
sistim pemompaan beam , dan kedua diwakili sistim pemompaan hidrolik dan
sentrifugal.
Sistim pemompaan terdiri dari lima bagian
yaitu :
1) Pemompa penggerak sucker rod dibawah
permukaan
2) Rangkaian sucker rod yang
mentransmisikan gerakan pemompaan dipermukaan dan tenaga untuk pompa bawah
permukaan (subsurface pump). Juga termasuk rangkaian tubing atau casing yang
diperlukan didalam mana sucker rod beroperasi dan menyalurkan fluida yang
dipompakan dari pompa kepermukaan.
3) Peralatan pemompaan dipermukaan yang merubah
geraan rotasi dan penggerak utama (prime mover) menjadi gerakkan osilasi
linier.
4) Unit tranmisi tenaga atau “speed reducer”
5) Prime mover yang menyediakan tenaga yang
diperlukan kepada sistim.
Gambar 3.5 memperlihatkan
berbagai komponen suatu sisitim lengkap pemompaan beam. Butir (3) dan (4)
diatas menunjukkan unit pemompaan beam.
Gambar 3.6 memperlihatkan
susunan peralatan dipermukaan (surface equipment) untuk tipe
konvensional.
Gerakan rotasi dari “crank arm” dirubah jadi
gerakan osilasi (naik turun) dengan menggunakan “walking beam”. Crank
arm dihubungkan ke walking beam dengan menggunakan pitman arm dan walking
beam disangga oleh “Sampson post” dan “saddle bearing”.
“Horse head” dan “bridle”
(susunan kabel penggantung) digunakan untuk memastikan bahwa pemasangan “sucker
rod string” (rangkaian sucker rod) adalah vertical sepanjang
waktu sehingga tidak ada momen lengkung yang digunakan terhadapa bagian
tersebut dari rangkaian sucker rod diatas “stuffing box”.
Kombinasi “polished rod” danstuffing-box digunakan untuk
mempertahankan sekat (seal) cairan yang baik untuk permukaan.
Gambar 3.7 adalah salah satu instalasi pompa bawah-permukaan (subsurface
pump) tipe “tubing-pump”, yang terdiri dari empat elemen dasar:
a) Working barrel
b) Plunger
c) Katup hisap/masuk (standing valve)
d) Katup buang/keluar (traveling valve)
Gambar diatas memperlihatkan lokasi standing valve dan traveling
valve pada saat langkah naik (upstroke), sebelah kiri; dan langkah turun
(downstroke), sebelah kanan.
2.2.3. Pompa
Listrik Sentrifugal Submergible (ESP)
Electric Submergible Pump (ESP) merupakan pompa jenis sentrifugal yang
sigerakkan oleh tenaga motor listrik. Pompa ini disebut pompa submergible
karena dalam operasinya pompa dan motor berada di bawah fluid level atau
tercelup di dalam fluida.
Pada mulanya pompa ini dikembangkan terutama
untuk memompa air ditambang, atau pada kapal. Perkembangan selanjutnya, pompa
ESP memungkinkan digunakan pada sumur dalam dan memberikan laju produksi yang
besar. Selain untuk sumur produksi, pompa ESP digunakan pada
proyek-proyek water-flooding dan pressure maintenancedimana
dipasang pada sumur-sumur injeksi. Selain itu dapat digunakan pada sumur yang
dikomplesi tidak menggunakan tubing (tubingless completion)
dan produksi dilakukan melalui casing.
System pompa ESP atau pompa listrik sentrifugal terdiri dari
tujuh elemen dasar, yaitu:
a. Motor listrik
b. Protector
c. Separator gas
d. Pompa sentrifugal bertingkat banyak (multistage)
e. Kabel listrik
f. Switchboard
g. Transformer
Pada pemakaian normal, pompa ESP atau
sentrifugal dimasukkan ke dalam tubing dan dicelupkan ke dalam fluida sumur.
Instalasi ini dapat dipakai pada lubang bengkok (crooked hole) atau
sumua-sumur yang dibor secara berarah (directional).
Keuntungan pompa ESP adalah biaya perawatan
rendah, demikian juga biaya pemasangan, terutama untuk lokasi yang jauh di
pedalaman dan pada operasi lepas pantai.Gambar 3.8 mempelihatkan
unit pompa listrik sentrifugal secara keseluruhan.
Pada dasarnya pompa ESP adalah pompa
setrifugal bertingkat banyak, dimana poros pompa sentrifugal dihubungkan
langsung dengan motor penggerak. Motor penggerak menggunakan tenaga listrik
yang disuplai dari permukaan dengan perantaraan kabel listrik dan sumber
listrik diambil dari pembangkit tenaga listrik (power plant) setiap
lapangan minyak.
Sistim peralatan pompa ESP dibagi menjadi dua,
yaitu:
· Peralatan bawah permukaan
· Peralatan permukaan
2.2.3.1 Peralatan Bawah Permukaan
Lima komponen peralatan di bawah permukaan
diperlihatkan pada gambar 3.9, terdiri dari:
1) Motor listrik sebagai unit penggerak
Sebagai unit penggerak pppompa adalah tipe
motor induksi tiga-fasa yang berii minyak untuk pendingin dan pelumas. Untuk
pendinginan dapat juga digunakan fluida sumur pada saat mengalir ke permukaan,
sehingga unit pompa dipasang di atas zona produksi.
2) Protector
Sebagai bagian penyekat dan pada dasarnya
mempunyai empat fungsi berikut:
· Mencegah fluida sumur masuk ke dalam motor
· Menghubungkan pump housing dengan
motor housing dengan menyambung poros penggerak motor ke poros pompa.
· Tempat bantalan dorong pompa (pump thrust
bearing) mengangkat daya dorong axial yang dihasilkan
pompa
· Ruang tempat pengembangan dan penyusutan
minyak-motor pada saat unit dijalankan atau dimatikan.
3) Separator gas
Memisahkan gas bebas dari fluida dan
mengarahkan keluar dari pump intake. Merupakan bagian yang
terpasang antara protector dan pompa dan bertindak
sebagai pump intake.
4) Pompa sentrifugal bertingkat banyak (multistage)
Pada pompa sentrifugal bertingkat banyak,
setiap tingkatnya terdiri dariimpeller berputar dan stationary
diffuser. Tipe tingkat yang digunakan menentukan volume fluida yang akan
diproduksikan.
5) Kabel-listrik
Mensuplai tenaga ke motor listrik. Kabel ini
disolasi dan tahan pada temperature sumur lebih dari 300 ˚F, tersedia dalam
bentuk bilat atau pipih; memiliki perisai (armor) dari baja, perunggu,
atau monel tergantung pada keperluan dan kondisi sumur.
2.2.3.2 Peralatan Permukaan
Peralatan di atas permukaan terdiri dari:
1) Switchboard
Terdiri dari unit sederhana tombol penghubung
magnetic (push-button magnetic contactor) dengan proteksi terhadap
kelebihan-beban (overload) hingga rangkaian yang lebih rumit dengan sekering
pemutushubungan (fused disconnect), pencatat ammeter, proteksi di
bawah voltase (under-voltage) dan proteksi kelebihan-beban, lampu
sinyal, pengaturan waktu (timer) untuk pemompaan intermittent,
dan instrument operasi otomatis control jarak jauh.
2) Transformer
Untuk mengubah voltase utama ke voltase yang
diperlukan motor.
3) Junction box
Terletak antara kepala sumur (wellhead)
dan switchboard untuk alasan keamanan, tahan cuaca dan di vent
untuk mengeliminasi gerakan gas. Gas dapat bergerak ke atas melalui kabel dan
melewati permukaan kabel switchboard yang menyebabkan bahaya
kebakaran atau kemampuan meledak (potential explosion).
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Pada sumur “sembur alam” yang diproduksikan,
terdapat dua kondisi permukaan yang umum ditemui, yaitu sumur diproduksikan
dengan menggunakan “jepitan” (Choke/Bean Performance) atau sumur
diproduksi tanpa choke di permukaan. Choke biasanya dipasang pada awal masa
produksi, kemudiian dengan bertambahnya waktu ukuran choke akan bertambah
sampai akhirnya choke akan dilepas seluruhnya agar tetap diperoleh laju
produksi yang optimum.
“Sembur buatan” dilakukan dengan maksud untuk
mempertahankan tingkat produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi
suatu sumur akan terus berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan
sumur yang bersangkutan untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil,
sehingga perlu dilakukan sumur buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan
melewati choke, fluida akan melalui pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk
dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama yang harus diperhatikan dalam
aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan tekanan sepanjang aliran pipa
penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam memperkirakan penurunan tekanan
yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi yang telah tersedia (Horizontal
Flow Performance).
3.2. Kritik dan Saran
Dalam makalah ini penulis mengharapkan apa yang bermanfaat dalam
makalah ini hendaknya pembaca bias mengambil ilmu sebagai penambahan wawasan
tentang metode perhitungan cadangan.
0 Response to "Tahap Produksi Minyak Bumi"
Post a Comment