Dasar Teori Aliran Fluida Untuk laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I (OTK I)
Dasar Teori Aliran Fluida Untuk laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I (OTK I)
Fluida
adalah suatu zat yang dpat mengalir bisa berupa cairan atau gas. Fluida
mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai gas,mempunyai volume
yang sama dengan volume uladuk yang membatasi gas tersebut. Pemakaian mekanika
kepada medium kontinyu,baik benda padat maupun fluida adalah didasari pada
hukum gerak newton yang digabungkan dengan hukum gaya yang sesuai.
Fluida
adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam
fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan
mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama
perubahan bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress), yang
besarnya bergantung pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif
terhadap arah tertentu. Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua
tegangan geser tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam keadaan
kesetimbangan. Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai
densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang
suhu dan tekanan yang relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible.
Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel temperatur dan
tekanan, fluida tersebut digolongkan compressible.
Zat
cair biasanya dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas umumnya
dikenal sebagai zat yang compresible. Perilaku zat cair yang mengalir
sangat bergantung pada kenyataan apakah fluida itu berada di bawah pengaruh
bidang batas padat atau tidak. Di daerah yang pengaruh gesekan dinding kecil,
tegangan geser dapat diabaikan dan perilakunya mendekati fluida-ideal, yaitu incompresible
dan mempunyai viskositas 0.Aliran fluida ideal yang demikian disebut aliran
potensial. Pada aliran potensial berlaku prinsip-prinsip mekanika Newton dan
hukum kekekalan massa.
Salah
satu cara untuk menjelaskan gerak suatu fluida adalh dengan membagi –bagi
fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang dapat dinamakan
partikel fluida danmengikuti gerak masing-masing partikel ini.
Suatu
massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi-bagi menjadi tabung aliran,bila
aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap tidak berubah bentuknya
dan fluida yang pada suatu saan berada didalam sebuah tatung akan tetap berada
dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran didalam tabung aliran adalah
sejajar dengan tabung dan mempunyai besar berbanding terbalik dengan luas
penampangnya.
Prinsip-prinsip
dasar mekanika fluida yang paling berguna dalam penerapan mekanika fluida
adalah persamaan-persamaan neraca massa atau persamaan kontinuitas,
persamaan-persamaan neraca momentum linear dan neraca momentum angular (sudut),
dan neraca energi mekanik. Persamaan-persamaan itu dapat dituliskan dalam
bentuk diferensial yang menunjukkan kondisi pada suatu titik di dalam elemen
volume fluida, atau dapat pula dalam bentuk integral yang berlaku untuk contoh
volume tertentu atau massa tertentu.
Bilangan
Reynold aliran digunakan untuk menunjukkan sifat utama aliran, yaitu apakah
aliran adalah laminar, turbulen, atau transisi serta letaknya pada skala yang
menunjukkan pentingnya secara relatif kecenderungan turbulen berbanding dengan
laminar.
Rapat
jenis atau density (ρ) adalah ukuran konsentrasi suatu zat dan
dinyatakan dalam satuan massa per satuan volume. Sifat ini ditentukan dengan
cara menghitung ratio massa zat yang terkandung dalam suatu bagian tertentu
terhadap volume bagian tersebut.
Viskositas
fluida adalah ukuran ketahanan suatu fluida terhadap deformasi atau perubahan
bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju
perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan
seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya – gaya kohesi
pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin
bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunnya viskositas
dari zat cair tersebut.
Cairan
dengan rapat massa yang akan lebih mudah
mengalir dalam keadaan laminer. Dalam
aliran fluida perlu ditentukan
besarannya, atau arah vektor kecepatan aliran pada suatu titik ke titik yang
lain. Agar memperoleh penjelasan tentang medan fluida, kondisi rata-rata pada
daerah atau volume yang kecil dapat ditentukan dengan instrument yang sesuai.
Pengukuran
aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran, volume
aliran. Pemilihan alat ukur aliran
tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga, kemudahan
pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut.
Dalam
pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit, gradien
kecepatan, turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan pengukuran-pengukuran,
misalnya: langsung, tak langsung, gravimetrik,volumetrik, elektronik,
elektromagnetik dan optik.
Pengukuran debit secara langsung terdiri
dari atas penentuan volume atau berat fluida yang melalui suatupenampang dalam
suatu selang waktu tertentu. Metoda tak langsung bagi pengukuran
debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan
dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran perhitungan debit.
Metode pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan gravimerik atau
penentuan volumetrik dengan berat atau
volume diukur atau penentuan dengan mempergunakan tangki yang dikalibrasikan
untuk selang waktu yang diukur.
Aliran
fluida dapat diaktegorikan:
1.
Aliran laminar
Aliran
dengan fluida yang bergerak dalam lapisan–lapisan, atau lamina–lamina dengan
satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas
berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan. Sehingga aliran laminar
memenuhi hukum viskositas Newton yaitu :
τ = µ dy/du
2.
Aliran turbulen
Aliran
dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan
saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam
skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi
membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan
kerugian – kerugian aliran.
3.
Aliran transisi
Aliran
transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Pada
fluida air, suatu aliran diklasifikasikan laminar apabila aliran tersebut
mempunyai bilangan Reynold (Re) kurang dari 2300. Untuk aliran transisi berada
pada bilangan 2300 < Re < 4000, disebut juga sebagai bilangan Reynold
kritis.Sedangkan untuk aliran turbulen mempunyai bilangan Reynolds lebih dari
4000.
Pipa
adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan
untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Fluida yang di alirkan
melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa lebih besar atau
lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di dalam pipa tidak penuh
maka aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka atau karena tekanan di dalam
pipa sama dengan tekanan atmosfer (zat cair di dalam pipa tidak penuh), aliran
temasuk dalam pengaliran terbuka.Karena mempunyai permukaan bebas, maka fluida
yang dialirkan dalah zat cair. Tekanan dipermukaan zat cair disepanjang saluran
terbuka adalah tekanan atmosfer.
Perbedaan
mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada pipa adalah adanya
permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada saluran terbuka.
Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga masih ada rongga yang
berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya sama dengan aliran pada
saluran terbuka. Misalnya aliran air pada gorong-gorong. Pada kondisi saluran
penuh air, desainnya harus mengikuti kaidah aliran pada pipa, namun bila mana
aliran air pada gorong- gorong didesain tidak penuh maka sifat alirannya adalah
sama dengan aliran pada saluran terbuka. Perbedaan yang lainnya adalah saluran
terbuka mempunyai kedalaman air (y), sedangkan pada pipa kedalam air tersebut
ditransformasikan berupa (P/y). Oleh karena itu konsep analisis aliran pada
pipa harus dalam kondisi pipa terisi penuh dengan air. Zat cair riil
didefinisikan sebagi zat yang mempunyai kekentalan, berbeda dengan zat air
ideal yang tidak mempunyai kekentalan. Kekentalan disebabkan karena adanya
sifat kohesi antara partikel zat cair. Karena adanya kekentalan zat cair maka
terjadi perbedaan kecepatan partikel dalam medan aliran.
Partikel
zat cair yang berdampingan dengan dinding batas akan diam (kecepatan nol)
sedang yang terletak pada suatu jarak tertentu dari dinding akan bergerak.
Perubahan kecepatan tersebut merupakan fungsi jarak dari dinding batas. Aliran
zat cair riil disebut juga aliran viskos. Aliran viskos adalah aliran zat cair
yang mempunyai kekentalan (viskositas). Viskositas terjadi pada temperature
tertentu.
0 Response to "Dasar Teori Aliran Fluida Untuk laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I (OTK I)"
Post a Comment