Hal – Hal Yang Diperhatikan Dalam Merancang Alat Di Pabrik
1.
Hal
– Hal Yang Diperhatikan Dalam Merancang Alat Di Pabrik
Hal
– hal yang diperhatikan dalam merancang suatu alat di pabrik yaitu sebagai
berikut:
a.
Bahan Baku
Pemilihan bahan yang tepat adalah bagian yang sangat
penting dalam desain teknik (engineering design). Ada banyak faktor yang harus
diperhatikan sebelum melakukan kegiatan perancangan, di antaranya: kekuatan (strength), kekakuan (stiffness), ketahanan (durability), ketahanan
terhadap korosi (corrosion
resistance), harga (cost),
kemampuan bentuk (formability),
dan lain-lain. Adapun panduan dalam pemilihan bahan, yaitu: Sesuai dengan sifat
mekanik, fisik, dan kimia yang dibutuhkan, ketersediaan suplai bahan, ketersediaan suplai bahan dasar, tidak memilih bahan yang konsentrasi toxic-nya
tinggi. (pilih yang non-toxic), dan memilih material yang bersahabat dengan
alam, dengan tanpa menurunkan kualitas produk.
b.
Tipe Perancangan
Dalam
merancang pabrik ada tiga tipe perancangan alat, yaitu Original design (New) (desain asli).
Yang dipertimbangkan adalah metodenya yang baru, caranya yang baru, keunggulan
produk dibanding dengan yang sudah ada sebelumnya, aplikasinya yang luas,
materialnya yang baru, atau komponennya yang juga baru. Contoh I: turbin gas
dengan high temperatur steel (super
alloy). Contoh II: Peralatan komunikasi yang menggunakan fiber
optik.
Adaptive design (perancangan yang diadaptasi): pengembangan rancangan
yang sudah ada sebelumnya. Contoh: pembuatan mesin setrika otomatis yang
mekanisme kerjanya seperti sebuah mesin fotokopi, ini merupakan sesuatu yang
baru karena sebelumnya tidak ada mesin setrika yang memiliki mekanisme kerja
seperti itu. Varian design (perancangan
campuran/acak): perubahan bentuk, ukuran, warna, tanpa perubahan fungsi utama. Contoh:
desain mouse yang bermacam-macam bentuk dan warnanya, padahal fungsinya
tetap sama yaitu sabagai penggerak pointer di worksheet.
c. Sistem Penukar Panas dan Sistem Utilitas
Kedua sistem proses utama di atas, baik
sistem pereaksian maupun sistem proses pemisahan & pemurnian membutuhkan
kondisi operasi pada suhu dan tekanan tertentu. Menaikkan atau menurunkan
tekanan biasanya dilakukan dengan cara menaikkan suhu pada suatu ruang yang
volum dan isinya dijaga tetap. Suatu sistem penukar panas dibutuhkan agar
sistem proses utama bisa berlangsung.
d. Menghitung
Kapasitas Produksi serta Memilih Sistem Proses
Tujuan utama usaha merancang dan
membangun pabrik kimia adalah mendapatkan nilai tambah dari segi ekonomi dari
suatu bahan baku. Peningkatan nilai ekonomi dilakukan dengan cara mengolah
bahan baku menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi
sehingga perusahaan pengolah memperoleh laba (profit). Pada pabrik yang
memproduksi barang kimia dasar seperti pupuk urea, asam sulfat, etanol dan
sejenisnya, patokan mutunya semata-mata hanyalah komposisi dan kemurnian. Harga
jual produk dan bahan baku untuk masing-masing kemurnian tertentu dan tetap.
Bagi pabrik-pabrik seperti ini, pilihan untuk mendapatkan laba lebih banyak
bukan dengan meningkatkan mutu melainkan dengan cara menghemat ongkos produksi
dan memperbanyak jumlah produk yang dihasilkan per tahunnya. Jumlah produk yang
dihasilkan per satuan waktu tertentu inilah yang dinamakan kapasitas produksi.
e. Pemilihan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik secara umum bisa
dikelompokkan berdasarkan dua alasan pemilihan, mendekati tempat bahan baku
berada atau mendekati tempat pasar berada. Alasan pemilihan tersebut perlu
mempertimbangkan biaya pengiriman dan transportasi, sarana dan prasarana di
daerah sekitar serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Pemilihan lokasi
mendekati bahan baku atau mendekati pasar juga berdasarkan keuntungan ekonomi
(profit) dan keuntungan sosial kemasyarakatan (benefit) dari akibat pemilihan
lokasi. Dalam rangkaian tulisan ini hanya dibahas analisis keuntungan ekonomi
(profit). Untuk keperluan tersebut perlu perhitungan yang cermat dalam neraca
massa dan energi pabrik produksi serta pemilihan sistem proses dan sistem
pemroses yang paling efisien.
f.
Uji Kelayakan Ekonomi
Suatu pabrik layak didirikan jika telah
memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan tentu saja dapat
mendatangkan profit. Dalam hal ini kita akan memfokuskan pada kelayakan secara
ekonomi saja. Untuk mendirikan suatu pabrik diperlukan modal yang cukup besar.
Modal ini bisa berasal dari investor maupun dari pinjaman bank. Modal yang digunakan
ada 2 macam yaitu modal tetap dan modal kerja. Modal tetap meliputi pembelian
alat-alat, instalasi, pemipaan, instrumentasi, isolasi (jika perlu), listrik,
utilitas, bangunan, tanah, engineering and construction, contractor’s fee dan
contingency. Modal kerja besarnya tergantung pada jenis pabrik dan
kapasitasnya. Modal kerja ini meliputi raw material inventory, in process
inventory, product inventory, extended credit dan available cash.
2.
Vessel
Pressure vessel adalah
tempat yang digunakan untuk menyimpan fluida, baik itu dalam kondisi yang
bertekanan ataupun tidak bertekanan. Di dalam vessel memiliki bagian alat,
yaitu:
a.
Anchor bolts adalah baut yang di pasangkan pada
concentrate pondasi guna mengokohkan kedudukan vessel agar tidak bergerak.
Lebih lengkap tentang bolt.
b.
Access opening adalah bentuk lingkaran (seperti lubang)
pada skirt vessel, yang memungkinkan si operator untuk masuk dan melakukan
maintenance. Beberapa istilah lain menyebutkan nya dengan access hole.
c.
Base plate adalah plat datar bagian dari vessel yang
letaknya plaing bawah, ia bersentuhan langsung dengan pondasi.
d.
Baffle adalah plat penahan aliran yang terdapat didalam equipment vessel.
Biasanya baffle terdapat setelah nozzel dengan tujuan agar aliran nozzel tidak
langsung muncrat, tapi tertahan dan jatuh ke bawah.
e.
Davit adalah alat yang fungsi utamanya untuk pengangkut di vessel,
biasanya di letakan dengan sambungan soket yang nantinya dapat untuk mengangut
blind flange. Kalau untuk column, biasanya di sebut column davit, ia berfungsi
untuk mengangkat relief valve, trays dan internal vessel lainya.
f.
Hinges adalah mekanisme untuk mengangkat atau memindahkan blind flange
yang merupakan penutup dari mainhole.
g.
Downcomers adalah plat kotak yang di baut pada shell
dan trays, biasanya berada di dalam cloumns. Ia bertugas untuk mengiring fluida
dan untuk mencegah agar aliran uap tidak melewatinya. istilah lain menyebutnya
dengan downpour.
h.
Flange adalah salah satu jenis dari sambungan yang menghubungkan vessel
dengan pipa atau ekuipment lainya. Flange ini merupakan bagian dari nozzle.
lebih lengkap tetang flange.
i.
Head adalah ujung penutup dari vessel ataupun tank.
j.
Hemispherical head adalah tipe dari head yang
berbentuk setengah bola.
k.
Ladder dan cages adalah tangga serta kurungannya (cages),
cages berfungsi untuk mencegah agar operator tidak jatuh dari tangga, disamping
itu memiliki efek psikologis berupa keamanan bagi si operator ketika menaiki
tangga.
l.
Legs adalah pipa (atau bahan plat lain) yang berfungsi untuk menyangga
pada vertical vessel, mengantikan fungsi skirt. kalau skirt di ibaratkan rok,
maka leg ini adalah seperti halnya kaki.
m.
Manhole adalah nozzle, bedanya ia tidak di koneksikan dengan pipa hanya
ditutup dengan blind flange. Yang nantinya manhole ini berfungsi untuk ruang
akses bagi operator yang akan masuk ke dalam vessel baik untuk maintenace atau
pemasangan internal vessel.
n.
Nozzle adalah ruang keluaran atau masukan dalam vessel, terbuat dengan
atau tanpa potongan pipa yang di las dengan flange.
o.
Platforms adalah tempat dudukan atau pijakan yang
berada di luar vessel.
p.
Reinforcing pad adalah plat yang dibentuk seperti lekukan
shell atau head yang akan di las dengan nozzel, berfungsi untuk memperkuat
nozzle.
q.
Saddle adalah seperti halnya kaki pada manusia, ia merupakan penyangga
dari horizontal vessel yang terbuat dari susunan plat.
r.
Shell adalah sisi melingkar dari vessel atau tank.
s.
Sleve opening adalah lubang yang dibuat pada skirt, yang
memungkinkan agar pipa yang melewati skirt dapat keluar. Mirip dengan access
opening, bedanya ini untuk pipa bukan orang.
t.
Skirt adalah penyangga, sama dengan saddle hanya bedanya untuk skirt
menyangga vertical vessel yang bentuknya seperti rok karena menyelubungi
vessel.
u.
Skirt vents adalah lobang kecil pada skirt untuk
menghindari terakumulasinya gas yang berbahaya di dalam skirt.
v.
Tray adalah pemisah, adalah bagian dalam pada vessel, fungsinya untuk
menahan fluida yang masuk ke equipment, supaya fluida yang masuk dari nozzel
tidak langsung jatuh kebawah. Tray ini memungkinkan untuk melewati gas agar
naik ke atas, sedangkan fluida cair akan tetap tertahan .
w.
Vortex braker adalah alat yang berada di dalam vessel
pada ruang keluaran vessel, biasanya di bagian (nozzel yang mengalir ke) bawah
yang fungsinya memecah pusaran guna mengcegah cavitasi.
x.
Weir plate adalah pemisah dalam horizontal vessel. Weir
plate bertugas memisahkan oil dan water agar tidak tercampura seperti halnya
pada jenis separator vessel. untuk mengerti seperti prinsip kerja separator
vessel.
Adapun analisa tegangan pada vessel perlu
diketahui untuk menentukan apakah vessel itu nanti aman atau tidak ketika di
operasikan, yang pada akhirnya akan menentukan pula berapa tebal plat yang
digunakan dalam bagian - bagian
vessel.
3. Bejana
Bejana tekan (Pressure Vessel)
merupakan wadah tertutup yang digunakan untuk berbagai macam keperluan dalam
dunia industri maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bejana tekan dirancang untuk
mampu menampung cairan atau gas yang memiliki temperatur atau tekanan yang berbeda
dari keadaan lingkungannya.
Faktor-faktor dari
desain bejana:
a.
Bejana Tekan (Pressure Vessel)
Bejana tekan atau istilah dalam teknik adalah tabung tertutup
berbentuk silinder, sebagai penampung tekanan dalam maupun tekanan luar. Adapun
komponen-komponen dari suatu bejana tekan, terdiri dari beberapa bagian utama
seperti; dinding (shell), kepala bejana (head), lobang
orang/lubang pembersih (manhole), nosel-nosel (nozzles), dudukan
penyangga (support) dan aksesoris lainnya yang digunakan sebagai alat pendukung,
baik komponen yang berada di dalam maupun luar, sebagai suatu alat proses
pemisahan dan penampungan, baik untuk pemisah minyak mentah, air dan gas atau
fluida lainnya yang akan dipisahkan dalam bejana tekan ini juga akan mengendap
secara gravitasi di dalam bejana tekan tersebut sehingga terpisah secara
sendirinya.
b.
Dimensi Bejana Tekan (Pressure Vessel)
Dalam menentukan dimensi
atau ukuran dari suatu bejana tekan, maka akan dibahas mengenai rumus-rumus
yang berkaitan dalam menentukan ukuran atau dimensi dalam merencanakan suatu
bejana tekan yaitu kapasitas, diameter, panjang, tebal dinding dan tebal
dinding kepala bejana dari suatu bejana tekan.
Didalam kriteria perancanaan bejana tekan ini ditentukan kriteria
sebagai berikut :
1. Jenis bejana tekan = separator 3 Fasa.
2. Kapasitas produksi (V) = m3
3. Diameter (Di) = mm
4. Panjang (L) = mm
5. Tekanan Perencanaan (Pd) = bar = MPa
6. Tekanan operasi (Po) = bar = MPa
7. Max. tekanan test (Pi) = bar = MPa
8. Temperatur perencanaan (t) = 0C
9. Temperatur operasi (ti) = 0C
10.
Corrosion Allowance (CA) = mm
c.
Kapasitas Bejana
Kapasitas atau volume
produksi yang dapat ditampung secara terus menerus oleh bejana tekan dengan
diasumsikan terlebih dahulu diameter dan panjang bejana dengan rumus sebagai
berikut:
Total
Volume (V) = 0.7854 x D2 x L …….………..…. [1]
d. Panjang Bejana
Panjang
bejana tekan dapat dihitung berdasarkan asumsi atau perkiraan waktu aliran gas
yang masuk sampai gas keluar, dengan waktu yang sama untuk besarnya butiran
dengan ukuran diameter (Dp), jatuh dari atas bejana tekan ke permukaan cairan,
sehingga untuk panjang separator bisa dicari dan diameter ini berfungsi untuk
mengurangi kecepatan.
L = ………..………………………..…..[2]
e. Ketebalan Dinding (Shell)
Ketebalan badan dinding
bejana yang mengalami tekanan internal tidak boleh lebih tipis dari pada nilai
yang dihitung dari rumus berikut, disamping itu provisi harus dibuat untuk
setiap beban lain, jika beban itu diperkirakan terjadi, untuk menghitung ketebalan
dinding badan bejana maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:
1)
Jika yang diameter dalam yang digunakan, maka;
t = ...……………….……………….
[3]
2)
Jika yang diameter luar yang digunakan, maka;
t =
………………………..…………. [4]
f. Ketebalan Dinding kepala bejana tekan
Ketebalan dinding kepala
bejana tekan terbentuk setengah lingkaran (Sphere dan Hemispherical Head)
dapat kita cari dengan rumus sebagai berikut:
1)
Jika yang diameter dalam yang digunakan, maka;
t = ………………………………………..…… [5]
2)
Jika yang diameter luar yang digunakan, maka;
t = ……………….…………………
[6]
Dimana :
R = Radius luar (mm)
Untuk Ketebalan dinding kepala bejana tekan terbentuk setengah
lingkaran (Ellipsoidal) dimana perbandingan diameter (D) dan tinggi (h)
adalah 2:1 dapat kita cari dengan rumus sebagai berikut :
1)
Jika yang diameter dalam yang digunakan, maka;
t = …………...……………………
[7]
2)
Jika yang diameter luar yang digunakan, maka;
t = ……………..………………… [8]
g. Letak Posisi Saddle
Untuk bejana tekan jenis
separator agar kedudukannya seimbang, kuat, dan permanen, maka digunakan dua
penyangga (saddle). Untuk merencanakan penyangga supaya lebih hemat dari
segi material maka tidak usah menggunakan plat pengkaku (stiffener ring)
bila tidak diperlukan. Bila separator cukup besar maka letak penyangga harus
dekat dengan kepala bejana tekan. Penyangga bila menggunakan plat pengkaku,
maka minimum dianjurkan menggunakan ASME adalah 1200 terkecuali separator kecil
menggunakan standar G-6
A = minimum 0.2 x L
h. Bahan Baku (Material) Bejana Tekan
Secara
umum pemilihan material harus berdasarkan kondisi layanan (service) dan
MDMT/temperatur desain. Material bejana tekan biasanya berdasarkan spesifikasi
dari data sheet dalam nama yang umum, dengan komposisi nominal atau
dengan nama dagang. Dalam data sheet mekanik, bahan-bahan generik ini
harus dibuat dengan material-material yang berdasarkan ASME/ASTM. Spesifikasi
ASME memiliki penunjukan numerik sama dengan spesifikasi ASTM, tetapi didahului
oleh SA bukan A untuk bahan besi (misalnya; SA516-70) dan SB bukannya B untuk
bahan non ferrous (misalnya; B424). Spesifikasi ASME harus sesuai dengan ASME
Section II, bagian A.
i. Klasifikasi Bejana Tekan
Klasifikasi bejana tekan di bagi menurut posisi atau tata
letak bejana tekan yang terdiri dari dua macam posisi yaitu : posisi vertikal
dan posisi horizontal.
1.
Posisi
tegak (vertical)
Posisi vertical
yaitu posisi tegak lurus terhadap sumbu netral axis, dimana posisi
ini banyak digunakan didalam instalasi anjungan minyak lepas pantai (offshore),
yang mempunyai tempat terbatas.
2.
Posisi
datar (horizontal)
Bejana tekan pada
posisi horizontal banyak ditemukan dan digunakan pada ladang sumur minyak
didaratan karena mempunyai kapasitas produksi yang lebih besar.
0 Response to "Hal – Hal Yang Diperhatikan Dalam Merancang Alat Di Pabrik"
Post a Comment