-->

Industri Petrokimia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi. Indusrtri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Di Indonesia, perusahaan petrokimia lokal terbesar adalah Pertamina. Industri petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang Purified Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa Tengah.
Industri petrokimia dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
a  Industri petrokimia hulu
mengolah produk dasar (produk primer) menjadi produk setengah jadi (produk antara). Contoh : Methanol, Etilena, Propilena, Butadina, Benzena, Toluena, Xylena, Fuel Coproducts, Pyrolisis Gasolina, Pirolisis Fuel Oil.
b. Industri  petrokimia hilir
Mengolah produk setengah jadi menjadi produk yang siap pakai. Contohnya seperti plastik, pelarut (seperti solvent), zat peledak, karet sintetis, nilon dll.
Untuk memperoleh produk petrokimia dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu:
1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan  dasar petrokimia
2. mengubah bahan dasar menjadi produk setengah jadi
3. mengubah produk setengah jadi menjadi produk akhir

Bahan baku terbagi kedalam dua jenis, yaitu bahan baku yang berasal dari kilang minyak dan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi. Bahan baku yang berasal dari kiliang minyak diantaranya adalah :
1.       Fuel gas
2.      Gas propane dan butane
3.       Mogas
4.      Nafta
5.      Kerosin/ minyak tanah
6.      Gas oil
7.       Fuel Oil
8.      Short residue/ waxy residue
Bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi diantara adalah:
1.       Metana (CH4
2.      Etana (C2H6)
3.      Propana (C3H8)
4.      Butana (n-C4H10)
5.      Kondensat (C5H12 – C11H24)

Bahan baku yang berasal dari kilang minyak diperoleh dari Kilang Minyak Cilacap, Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan dan lain sebagainya. Sedangkan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi diperoleh dari Lapangan Gas Arun, Lapangan Gas Badak/ Bontang, dan Lapangan gas Natuna.

1.2. Tujuan
1.      Untuk mengetahui proses pengambilan  minyak bumi
2.      Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam minyak bumi
3.      Untuk mengetahui fungsi alat utama dalam proses pengilangan minyak bumi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Industri Petrokimia
Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya minyak dan gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin.
Sementara itu, yang dimaksud industri petrokimia adalah industri yang berhubungan dengan minyak bumi yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masyarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.Bahan Baku Industri Petrokimia
Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:
a.       Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia
b.      Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan
c.       Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfaatkan.
Pada dasarnya hampir semua produk petrokimia umumnya berasal dari tiga jenis bahan baku dasar, yaitu : olefin, aromatika, dan gas – sintesis(syn-gas).
1.      Olefin (alkena – alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Di antara olefin yang terpenting (paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena (butena), dan butadiena.
Olefin pada umumnya dibuat dari etena, propana, nafta, atau minyak gas ( gas- oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propana dapat berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul C-6 hingga C-10 ; sedangkan gas oil berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul dari C- 10 hingga C – 30 atau C-40.
CH2 = CH2                                                      CH2 = CH - CH3
Etilena                                                             Propilena
CH3 - CH = CH - CH3                                    CH2 = CH - CH = CH2
Butilena                                                           Butadiena


2.      Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika adalah benzena dan turunanaya. Aroamatika dibuat dari nafta melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatika yang terpenting adalah benzene (C6H6), toluene (C6H6CH3), dan xilena (C6H4(CH3)2). Ketiga jenis senyawa ini secara kolektif disebut BTX.
3.      Gas Sintetis
Gas sintetis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H). Syn – gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut steam reforming atau oksidasi parsial. Steam reforming adalah campuran metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan pada suhu dan ekanan tinggi dengan bantuan katalis ( bahan pemercepat reaksi). Sedangkan, oksidasi parsial yaitu metana direaksikan dengan sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan tinggi.
Reaksi stean reforming :         CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial :          2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)
Petrokimia dari Ofelin
Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar etilena :
a)      Polietilena
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi. Plastik polietilena antara lain digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus / sampul. Plastik polietilena ( maupun plastik lainya) yang kita kenal, selain mengandung polietilena juga menggandung berbagai bahan tambahan, misalnya bahan pengisi, plasticer,dan pewarna.
b)      PVC
PVC atau polivinilklorida juga merupakan plasik, yang antara lain digunakan untuk membuat pipa (paralon) dan pelapis lantai.
c)      Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari – hari biasa kita kenal sebagai alkohol. Etanol digunakan untuk bahan bakar atau bahan antara untuk berbagai produk lain, misalnya asam asetat.
Alkohol dibuat dari etilena:
CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH
d)     Etilena glikol atau glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin.

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar propilena:
a)      Polipropilena
Plastik polipropilena lebih kuat dibandingkan dengan plastik polietilena. Polipropilena antara lain digunakan untuk karung plastik dan tali plastik.
b)      Gliserol
Zat ini antara lain digunakan sbagai bahn kosmetik ( pelembab ) industri makanan, dan bahn peledak ( nitrogliserin).
c)      Isopropil alkohol
Zat ini digunakan sebagai bahan – antara untuk berbagai produk petrokimia lainya, misalnay aseton( bahan pelarut, digunakan sebagai pelarut pelais kuku / kutek).

Berikut adalah beberapa produk petrokimia yang berbahan dasar butadiena:          
a)      Karet sintetis , seperti SBR ( styrene-butadiene-rubber) dan neoprena
b)      Nilon, yaitu nilon 6,6

Proses Pembuatan Nilon 6,6











2.3. Proses Pembuatan Ban
Gambaran umum proses pembuatan Ban:










  1. Mixing / Banbury
Dalam pembuatan produk ban unggulan, baik untuk kendaraan mobil maupun motor, Tire Manufacturing  menggunakan beberapa material sebagai bahan baku utama dan beberapa bahan kimia sebagai bahan pelengkap produksi. Material yang digunakan antara lain Natural dan Synthetic Rubber, Carbon Black, Silica, Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa material kimia lain. Pada tahap awal, proses yang dilakukan adalah pencampuran Natural &Synthetic Rubber dengan Ingredient yang sebelumnya sudah ditimbang sesuai dengan berat yang ditentukan pada spesikasi produk yang ingin dibentuk. Kemudian diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material tersebut masuk kedalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat yang berfungsi untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang disebut compound. Sebelum compound tersebut disusun pada rak, terlebih dahulu melewati proses pendinginan dan diberi cairan adhesive agar compound tersebut tidak lengket setelah tersusun.
  1.  Extruding
Adonan hasil mixing  tadi dibuat menjadi tread  dan sidewall.  Prosesnya adalah injeksi dan extruding hingga terbentuk profil. Hasil akhir dari tahapan ini adalah side walltread dan fillerSide wall merupakan salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk menambah fleksibilitas ban, lapisan karet pembungkus carcass dari shoulder area  ke rim cushion dan bead area, berfungsi untuk fashion jika dihias dengan white ribbon atau white letter, penahan tekukan untuk beban berat, daya tahan lama dan tahan retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan keempukan radial.
  1. Calender
Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel belt, JLB & cap ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh mesin Calender dengan bahan dasar benang (polyester dan nylon) juga steel cord. Polyester maupun nylon yang akan diproses, sebelumnya harus melalui proses pelebaran terlebih dahulu agar material tersebut terbuka untuk kemudian di masukan ke dalam oven dengan suhu 160°C agar pada saat diberikan compound dan bahan-bahan seperti polyester, nylon, dan steel cord dapat merekat dengan sempurna.





  1. Bead 
Sementara proses calender  berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead wire  yaitu melapisi kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu keluar dari mesin, bead wire  sudah berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran rim. 
  1. Cutting
 Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir  dari proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang telah diproses sebelumnya dalam bentuk gulungan panjang di mesin Calender yang kemudian di potong – potong untuk
merubah arah atau sudut benang dari 0° menjadi 90°. Ply berfungsi sebagai carcass atau kerangka untuk menahan, membentuk sistem suspensi dan beban ban.Sedangkan Cap Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon dan compound yang dipotong – potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap Ply berfungsi sebagai bahan untuk mempertahankan bundar ban waktu berjalan, meredam suara bising dari steel belt, membuat nyaman, dan untuk memperkecil rolling resistance.
  1. Building
Kemudian sampailah pada tahap perakitan semua komponen-komponen  aplikasi yang telah dibuat pada proses semi manufaktur. Semua komponen seperti rakitan bead, lembaran ply yang telah di potong dengan sudut 90°, steel beltsinnerlinertread dan side wall semua di rakit menjadi satu kesatuan utuh sebagai bagian dari ban setengah jadi atau biasa disebut denganGreen Tire (GT). Proses perakitan (Tire Building) terdiri dari 2 tahap, tahap pertama sering disebut dengan istilah 1st stage yang kemudian menghasil produk berupa carcass, kemudian carcass diproses kembali di tahap kedua atau 2nd stage dengan menambahkan steel beltcap ply dan tread menjadi GT. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dioperasikan oleh satu operator di masing – masing tahap.
  1. Curing 
Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses pembentukan ban. GT yang dihasilkan dari proses perakitan kemudian di kirim ke area Curing untuk dimasak. Proses Curing sendiri terdiri dari beberapa tahap. Pertama GT datang dari bagian Perakitan, sebelum masuk ke proses curing, GT harus diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai diperiksa diambil 4 ban setiap 1 rak GT untuk dilakukan proses painting Chem Trend yaitu pengolesan cairan tire-lubricant pada bagian dalam GT yang bertujuan agar GT tidak menempel di bagian karet bladder pada saat proses curing berlangsung. Kemudian GT dikirim ke masing-masing operator untuk di proses di mesin press curing. Proses curing sendiri merupakan pemasakan atau vulkanisasi yaitu penyatuan polimer (rubber) dengan carbon black dan sulphur dengan dibantu oleh persenyawaan bahan kimia untuk mendapatkan beberapa karakteristik compound yang diperlukan dari bagian-bagian ban. Proses curing (pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan sejumlah tekanan steamyang sangat tinggi, GT akan ditempatkan pada cetakan (mold) dengan temperatur sesuai dengan yang diinginkan untuk produksi. Setelah cetakan tertutup, GT akan melebur ke dalam cetakan tread dan side wall. Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai prosescuring selesai secara keseluruhan. Setelah proses pemasakan selesai, mold akan terbuka secara otomatis. Ban yang sudah jadi akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk kemudian sampai di bagian Pemeriksaan (Finishing).








  1. Finishing / quality control

Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau tidak. Proses ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja sangat dibutuhkan. Selain visual, kontrol juga dilakukan dengan pemeriksaan balance  dan menggunakan sinar X. Ban tidak mungkin bisa 100% balance  seperti pelek, namun ada batasannya. Jika melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses produksi. Selain itu, kami juga memiliki laboratorium untuk memeriksa sampel ban yang diambil secara acak demi menjaga kualitas.

1 Response to "Industri Petrokimia"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel