Praktikum Kimia Organik " Esterifikasi "
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Judul Praktikum
1.2
Tanggal Praktikum
6 Juni 2014
1.3
Tujuan Praktikum
Untuk
mensintesa ester dan menentukan sifat-sifatnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
ESTERIFIKASI
Esterifikasi adalah salah satu jenis reaksi dimana
reaksi tersebut untuk menghasilkan ester.
Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang diturunkan
dari asm karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus –COOH, dan pada
sebuah ester hidrogen gugus ini dinganti oleh sebuah hidro karbon dari beberapa
jenis. Ester dapat dihasilkan dengan mereaksikan antara sebuah alkohol dengan
asam karboksilat. .
Macam-macam reaksi esterifikasi
Ø Reaksi
antara asam karboksilat dengan suatu alcohol
Ø Reaksi
antara asil klorida dengan alcohol atau fenol
Ø Reaksi
antara suatu anhidrida asam dengan fenol
Ester diturunkan dari asam
karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah
ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari
beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada
gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika
diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen).
Contoh ester umum – etil
etanoat
Ester yang paling umum dibahas
adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen pada gugus -COOH telah digantikan
oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil etanoat (A, Hadyana, 1992).
Sifat kimiawi reaksi
Ester dihasilkan apabila asam
karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini
biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen
klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester
aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen).Reaksi esterifikasi
berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan untuk reaksi antara
sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol R’OH (dimana R dan R’ bisa sama atau
berbeda) adalah sebagai berikut:
Jadi, misalnya, jika kita membuat etil etanoat dari
asam etanoat dan etanol, maka persamaan reaksinya adalah:
2.2 Cara-cara
lain untuk membuat ester
Ester juga bisa dibuat dari reaksi-reaksi antara alkohol
dengan asil klorida atau anhidrida asam.
1. Pembuatan ester dari alkohol dan asil klorida
(klorida asam)
Jika
kita menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah alkohol, maka reaksi yang
terjadi cukup progresif (bahkan berlangsung hebat) pada suhu kamar menghasilkan
sebuah ester dan awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam dan beruap.
Sebagai
contoh, jika kita menambahkan etanol krlorida kedalam etanol, maka akan
terbentuk banyak hidrogen klorida bersama dengan ester cair etil etanoat.
2. Pembuatan ester dari alkohol dan anhidrida
asam
Reaksi-reaksi
dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat dibanding reaksi-reaksi yang
serupa dengan asil klorida, dan biasanya campuran reaksi yang terbentuk perlu
dipanaskan.
Mari kita ambil contoh etanol yang bereaksi dengan anhidrida
etanoat sebagai sebuah reaksi sederhana yang melibatkan sebuah alkohol:Reaksi
berlangsung lambat pada suhu kamar (atau lebih cepat pada pemanasan). Tidak ada
perubahan yang bisa diamati pada cairan yang tidak berwarna, tetapi sebuah
campuran etil etanoat dan asam etanoat terbentuk.
Reaksi esterifikasi
Fischer adalah reaksi pembentukan ester dengan cara merefluks sebuah asam
karboksilat bersama sebuah alkohol
dengan katalis
asam. Asam yang digunakan
sebagai katalis biasanya adalah asam sulfat
atau asam Lewis
seperti skandium(III) triflat.
Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam
karboksilat terhadap alkohol, seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai
ketimbang asilasi dengan anhidrida asam (ekonomi atom yang rendah)
atau asil klorida (sensitif
terhadap kelembapan). Kelemahan utama asilasi langsung adalah konstanta kesetimbangan kimia yang
rendah. Hal ini harus diatasi dengan menambahkan banyak asam karboksilat, dan
pemisahan air
yang menjadi hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean-Stark atau
penggunaan saringan molekul.
Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa tetrabutilamonium
tribromida (TBATB) adalah katalis yang amat efektif. Misalnya,
asilasi 3-fenil propanol dengan asam asetat glasial dan TBATB dengan refluks
menghasilkan ester dalam 15 menit, dengan rasio hasil 95%, tanpa
harus memisahkan air. Para ahli percaya bahwa asam bromida yang
dihasilkan oleh TBATB dapat memprotonasi alkohol terhadap asam karboksilat
sehingga karboksilatnya-lah yang bertindak sebagai nukleofil,
tidak seperti mekanisme esterifikasi standar.
2.2.1 Pembentukan Ester Etanol
Etanol ester malonat
biasanya dibuat dengan mengolah ester
itu dengan natrium etoksida, yang disiapkan dengan melanjutkan logam
natrium dalam etanol tak berair (bukan etanol 95% yang biasa ).(mengapa bukan?) Etanol berlebih
berperan sebagai pelarutuntuk reaksi itu.Kemudian ditambahkan dietil
malonat.Ion etoksida merupakan basa yang lebih kuat dari pada ion enolat,Oleh
karena itu kesetimbangan asam basa terletak pada sisi anion enolat yang
terstabilkan resonansi.
2.2.2
Alkilasi
Reaksi alkilasi adalah khas penukar gantian Sn2 oleh suatu nukleofil Metil halida dan alkil halidaprimer menberikan sendemen terbaik,sementara alkil halida sekunder memberikan sendemen terendah karena danya reaksi eliminasi yang menyaingi. (Alkil halida tersier akan memberikan semata-mata produk eliminasi , dan anil halida tidak reaktif pada kondisi( Sn2).
Adapun reduk alkali
masih mengandung sebuah hidrogen. Hidrogen
kedua ini dapat diikat oleh basa,dan suatu gugus R kedua dapat disubtitusikan
pada ester manolat.Gugus R kedua ini sama ataupun berlainan dengan gugus
pertama.
CH3CH2(CO2C2H5)2 Na OC2H5
dietil
etil malonat
2.2.3
Hidrolisis
Dan Dekarboksilat
Telah disebut di depan bahwa suatu senyawa dengan gugus
karbonil atau karboksil yang berposisi beda terhadap suatu gugus karbonil akan
mengalami dekarboksilasi bila dipanasi. Mekanisme dekarboksilasi. Jika ester
malonat (tersubtitusi ataupun tidak) dihidrolisis dalam larutan asam yang
panas,Terbentuklah suatu dari asam –β dan dapat mengalami dekarboksilasi.
Suatu rendemen yang lebih baik dari asam karboksilat
kadang-kadang diperoleh bila diester itu disabunkan terlebih dahulu dan garam
dinatrium yang dihasilkan dipanaskan bersama asam dalam air.
Bagaimana bila produk dekarboksilasi tidak diinginkan,Tetapi
dari asamnya diinginkan ?Suatu dari asam dapat diperoleh dengan penyabunan dari
esternya (Dalam basa ),
Kemudian diikuti pengasaman larutannya yang diinginkan. Dengan cara ini tak
dikenakan pemanasan dan asam tersebut tidak cenderung mengalami dekarboksinas
(Ralp.J. Fesseden, 1982 ).
2.3
Ester
Dari Alkohol
1. Ester
korboksilat
Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam karboksilat
membentuk asam karboksilat.Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. Ester
hasilnya akan dibahas lebih terperinci.
2. Nitrat
Ester anorganik dari alkohol ialah senyawa yang dihasilkan
oleh reaksi antara alkohol dan asam mineral ( seperti HN3 atau H2SO4 ) atau
halida asam dari asam mineral seperti SOCl2.Untuk memahami bagaimana suatu
ester anorganik dari alkohol itu terbentuk, perhatikan pembentukan suatu alkil
nitral ( RoNO2 ) ,Jangan dikacaukan dengan nitro alkana , RNO2 ,dalam mana
korbon terikat pada N. Suatu
esterifikasi nitrat berlangsung dengan (i ) suatu reaksi ionisasi dari HNO3
yang menghasilkan ion nitro nium ( NO2 ),diikuti, ( 2 ) serangan pada NO2 oleh
oksigen alkohol. Reaksi ke dua ini adalah khas reaksi asam basa levis,Hilangnya
proton dari dalam zat antara adisi menghasilkan ester nitrat.
Asam nitrat merupakan zat pengoksidasi kuat , dan oksidasi
alkohol ( kadang-kadang dengan ledakan ) dapat menyertai pembentukan ester nitrat. Bila digalakkan ( detonasi ),
senyawa-senyawa ini mengalami reaksi oksidasi reduksi antara molekul yang
sangat cepat yang menghasilkan gas-gas dengan volume besar ( N2, CO2,H2O,O2 ).Nitrat
organik dan nitrit organik juga digunakan sebagai vasodilator ( zat-zat yang
membesarkan pembuluh darah ) dalam pengobaran macam-macam tertentu penyakit
jantung.
3. Sulfat
Reaksi antara asam sulfat pekat dengan alkohol dapat
menghasilkan ester sulfat monoalkil atau dialkil. Monoester diberi nama alkil
hidrogen sulfat,asam alkil sulfat atau alkil bisulfat. Ketiganya sinonim. Nama
diester dibentuk dari nama gugus alkil yang ditambahi kata sulfat. Alkil hidrogen sulfat bersifat
asam, sedangkan dialkil sulfattidak.
Bila suatu alkohol dicampur dengan
H2SO4, berlangsng sederetan reaksi revensibel ,produk manayang lebih melimpah
bergantung pada struktur alkohol, konsentrasinya relatif pereaksi-pereaksi, dan
temperatur campuran reaksi, pada umumnya, alkohol primer menghasilkan ester
sulfat pada temperatur rendah,ester pada temperatur sedang, dan alkena pada
temperatur tinggi ( dalam semua kasus tak dapat dihindari diprolehnya campuran
produk ).Alkohol tersier dan sebagaian besar alkohol sekunder menghasilkan produk ( Joan S. Fessenden 1982).
Reaksi esterifikasi ini berlangsung lambat dan dapat balik
atau revorsible. Senyawa ester yang terbentuk tidak banyak. Oleh karena itu
baunya sering kali tertutupi atau terganggu oleh bau asam karboksilat. Semua
ester cukup tidak larut dalam air dan cenderung membentuk sebuah lapisan tipis
pada permukaan kecuali ester-ester yang sangat kecil,asam dan alkohol yang
berlebih akan larut dan terpisah di
bawah lapisan ester.
Ester-ester kecil seperti pelarut organik sederhana memiliki
bau yang mirip dengan pelarut-pelarut organik kecil otanoat merupakan sebuah
pelarut yang umummisalnya pada lem, semakin besar ester maka aromanyacenderung
lebih kearah perasa buah buatan misalnya “buah pir “ dari percobaan yang sudah
dilakukan sesuai dengan teori yaitu reaksi asam karboksilat dengan alkohol dan
sedikit asam kuat sebagai katalisator ( biasanya H2304 ) menghasilkan suatu
ester, rCO2R, Dalam reaksi ini gugusan hidrosil dari asam karboksilat diganti
oleh gugusan alkoksil ( OR ) dari alcohol (
Hart, Kimia Organik ,1982 )
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1. Alat-alat yang di gunakan
1. Labu
distilasi
2. Corong
pisah
3. Penagas
es
4. Gelas kimia
5. Penangas
air
6. Gelas piala
7. Erlemeyer
8. Sumbat karet
9. Pipet volume
10. Kondesor
11. Filler
12. Stopwatch
13. Termometer
14. Magnet steal
3.1.2 Bahan-bahan yang digunakan
1.
Etanol 29 ml
2.
H2SO4 pekat
3.
Asam asetat glacial
3.2 Cara Kerja
1. Dimasukkan kedalam labu distilasi 29 ml
etanol ditambah 14 ml asam asetat glaseal ditambah 5 ml H2SO4 pekat. Direfluk
selama 60 menit.
2. Didestilasi campuran perlahan-lahan sampai
suhu 78 C.
3. Setelah selesai direfluk dan didestilasi
akan terbentuk dua lapisan
4. Kemudian lapisan yang berada diatas
dipisahkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Cara Kerja
|
Hasil
|
1.
29
ml etanol + 14 ml CH3COOH + asam sulfat 5 ml
2.
Campuran di refluks selama 60 menit
3.
Dipisahkan
dengan corong pemisah
4.
Hasil
ester yang didapat
|
Labu terasa panas, dan suhu meningkat 53 c
Hasil refluk menghasilkan
volume distilasi 44 ml
Terbentuk 2 lapisan
Setelah dipisahkan menghasilkan 116 ml ester
|
4.2
Pembahasan
Dari hasil yang telah didapat maka
dapat dikatakan bahwa suatu asam dengan suatu alkohol bila dicampurkan akan
menghasilkan ester dalam bentuk kesetimbangan dengan proses sebagai berikut.
Pada saat dicampurkan 14 ml CH3COOH
+ 2 ml etanol + 5 ml H2SO4 pekat tercatat volume 48 ml
kemudian distilasi campuran seperti mendidih dan dibawah labu distilasi, karena
telah dipanas pada suhu 530C, karena sifat H2SO4 poros,
karena H2SO4 bersifat membakar campuran tetap bening
karena karena sifat dari ketiga larutan memiliki warna bening, H2SO4
bersifat berbagai katalis.
Pada saat tidak lebih dari 700C
karena jika lebih dari 760C etanol akan menguap dan volume dari
campuran berkurang dalam jumlah ester dari yang dihasilkan akan sedikit, jadi
pada saat suhu mencapai 740C pun dimatikan, pada percobaan ini suhu
mencapai 760 pada waktu 60 menit.
Setelah direfluk volume menjadi 44
ml berkurang 4 ml dari volume, awal, menandakan bahwa ada cairan yang menguap
kemudian campuran seperti bau balon yang sering digunakan untuk mainan
anak-anak. Bau inilah yang disebut bau ester, karena ester memiliki bau yang
menyengat yang sering ditambahkan pada makanan seperti ester yang terbentuk
setelah dilakukan penambahan pada corong pemisah adalah sebanyak terbentuk
ester.
Ester yang dihasilkan ini merupakan
ester sentetik karena dihasilkan dari hasil sintetis dilabolatorium, sedangkan
ester yang dihasilkan dari esterifikasi bahan disebut ester alami.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
dari hasil pembahasan maka,dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tujuan
larutan di distilasi supaya larutan terjadipemisahan antara ester dan air
2. Pencampuran
antara etanol, CH3COOH dan H2SO4 tersebut menghasilkan perubahan suhu yang
sangat tinggi
4. Percampuran suatu asam karboksil dengan
suatu alkohol akan menghasilkan ester.
5. Ester yang terbentuk dalam pecobaan ini
sebanyak 1,6 ml.
5.2 Saran
Dengan terselesainya laporan akhir praktikum
kimia organik yang berjudul”Reaksi-reaksi Umum Senyawa Organik” ini,
penulis berharap agar penulisan laporan ini dapat menambah wawasan pembaca dan
praktikan khususnya dalam memahami reaksi reduksi yang terjadi pada keton .
Praktikan diharapkan untuk lebih berhati-hati
dalam melakukkan praktikum agar tidak terjadi kesalahan saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
A.
Hadyana, pudjuattinadja ph. D. 1992. Kimia untuk Universitas. Jakarta:Erlangga
Fesseden.1989. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Harold, Hast. 1983. Kimia organik Edisi
III, Jilid2. Jakarta: Erlangga.
Hart. 1990. Kimia Organik. Jakarta:
Erlangga
S. Joan, fesseden. 1982. Kimia organik Edisi III
jilid I.Jakart: Erlangga.
LAMPIRAN II
TUGAS
1. Berilah
tahap-tahap dari pembentukan etil nitrit (CH3CH2ONO ) dari asam nitrit ( HNO2)
dan etanol.
2. Ramalkan
produk esterifikasi dari reduksi berikut : CH3CH2ONO + CH3OH. Jika 10 gr
metanol direaksikan, Berapa liter ester yang terbentuk pada STP ?
JAWABAN
1. H NO2 + C2H5 OH
C2H5NO2 +HOH
Sehingga
:
HNO2 + C2H5NO2 C2H5NO2 +HOH
2.
CH3CH2ONO
+ CH3OH CH3-C-O-H + NH2-CH3
O
n
CH3OH = gr /Mr = 10 /32 = 0,3125.
n
CH3OH = 1/1 x 0,3125 =0,325
n
=V /STP
V
=n – Stp =0,3125 x 22,4 =71
0 Response to "Praktikum Kimia Organik " Esterifikasi ""
Post a Comment