Praktikum Kimia Organik " Menentukan kadar Vitamin C "
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Judul
Praktikum
Menentukan
Kadar Vitamin C
1.2
Tanggal Praktikum
07 Mei 2012
1.3
Tujuan Praktikum
Menentukan kadar vitamin C dalam tablet vitamin C,tomat,
dan jeruk
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Vitamin C
Vitamin merupakan
mikronutrien organik esensial. Nama vitamin pertama kali digunakan bagi
mikronutrien organik spesifik yang dibutuhkan untuk mencegah penyakit
kekurangan gizi yang di sebut beri-beri, selain itu juga untuk menjegah terjadi
nya sariawan, dan lain sebagainya. Karena faktor ini mempunyai sifat-sifat
suatu arin, maka Casimir Funk,seorang ahli biokimia Polandia menyebutnya
vitamine. Kemudian setelah sejumlah mikronutrien organik esensial lainnya
ditemukan huruf “e”,ditiadakan karena ditemukan bahwa tidak semua vitamin
merupakan amin.
Vitamin C larut dalam
air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin C juga
di kenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C
termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi dengan panas,
cahaya dan logam. Oleh karena itu penggunaan vitamin C sebagai antioksidan
semakin sering dijumpai.
Adapun
vitamin dibedakan menjadi 2 kelas ,yaitu:
1.
Vitamin yang larut dalam air :
- Tiamin(vitamin B1)
- Riboflavin (vitamin B2)
- Asam nikotinat
- Asam pantotenat
- Piridoksin (vitamin B6)
- Biotin
- Asam folat
- Tiamin(vitamin B1)
- Riboflavin (vitamin B2)
- Asam nikotinat
- Asam pantotenat
- Piridoksin (vitamin B6)
- Biotin
- Asam folat
-
Vitamin B12
- Asam askorbat (vitamin C)
- Asam askorbat (vitamin C)
2.
Vitamin yang larut dalam lemak :
- Vitamin A
- Vitamin D
- Vitamin E
- Vitamin K
- Vitamin A
- Vitamin D
- Vitamin E
- Vitamin K
Asam askorbat (vitamin
C) banyak diperlukan dalam metabolisme. Sumber vitamin C adalah buah sitrun
,arbei, semangka, cabai, tomat,apel, jeruk, kol merah, dan sayur – sayuran yang
berdaun hijau. Meskipun telah diketahui sejak tahun 1970-an, bahwa suatu faktor
di dalam jeruk mencegah penyakit sariawan. Faktor tersebut belum diisolasi dan
diidentifikasi sampai tahun 1933 ,ketika C. Glenking dan Waught di Amerika
,akhirnya mengisolasi faktor anti sariawan dari sari jeruk .Vitamin C mungkin
merupakan vitamin yang larut dalam air yang paling kurang stabil. Vitamin C
tahan terhadap pembekuan.
Vitamin C atau asam
askorbat telah lama diketahui oaring mamfaatnya. Zat ini pada suhu kamar
berbentuk Kristal dengan titik leleh 190-1920C dan mempunyai rasa
asam yang tajam.
Vitamin ini juga dapat di hasilkan dari sintesa.
Bahan dasar yang di gunakan adalah D-Glukosa. Metodenya cukup panjang, langkah
terpenting adalah oksidasi D-Sorbitol menjadi L-Sorbosa dengan menggunakan
bakteri “Aseto Suboksidan”.
Asam askorbat
adalah salah satu jenis senyawa kimia yang disebut vitamin C, selain asam
dehidroaskorbat. Ia berbentuk bubuk kristal kuning keputihan yang larut dalam
air dan memiliki sifat-sifat antioksidan.
Pada umumnya sel
eukarida dengan inti sel memiliki konsentrasi asam askorbat yang jauh lebh
pekat, yang diserap melalui transporter SVCTI, dibandingkan dengan konsentrasi
di dalam plasma darah. Misalnya pada konsentrasi plasma atau eritrosit sekitar
40-80 rtm, konsentrasi asam askorbat pada sitoplasma
limposit dapat
mencapai 4 mm.Diantara para mamalia, manusia, memiliki rasio plasma asam
askorbat lebih kecil dan asam urat lebih tinggi, oleh karena mutasi genetik
dengan eksperesi oksidase L-gulonolakton dan unkase.
Asam askorbat juga memainkan peran yang sangat penting sebagai koenzim dan pendonor elektron di dalam reaksi organik enzimatik dioksigenase seperti hidroksilasi pada karnitina.
Asam askorbat juga
digunakan sebagai terapi anti kanker pada jenis-jenis tertentu oleh karena sifatnya
yang menekan sitokina dan enzim pada degradasi asam guna mencegah metastatis.
2.2 Struktur Vitamin C
Struktur vitamin C terdiri dari beberapa unsur-unsur kimia hidrogen, oksigen
dan asam yang disebut dengan struktur kimia asam askorbat. Vitamin ini juga
merupakan kelompok vitamin antioksidan, yang berkemampuan menangkis berbagai
radikal bebas yang menyerang tubuh Anda.
Asam askorbat (vitamin C) dan asam
L-askorbat (vitamin C) mempunyai struktur yang mirip monosakarida, tetapi
struktur ini mempunyai beberapa gambaran yang tak lazim.
Struktur kimia dari vitamin C dapat
dengan mudah terurai oleh paparan cahaya, tercampur unsur logam dalam
pengemasannya ataupun penyimpanannya, dan teroksidasi oleh panas. Sehingga
hal-hal tersebutlah yang patut Anda hindari dan jaga pada saat menyimpan vitamin C baik dalam bentu tablet/kapsul maupun vitamin C yang
masih terkandung di dalam buah atau sayuran (Team Teknik
Kimia,2012).
2.3 Peran Vitamin C
Peranan utama vitamin C adalah dalam
pembentukan kolagen interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak
terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair
endodtelim.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen,
yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit,
urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang
baik dapat menyembuhkan patah tulang,
memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.
Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi
asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga
gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi),
cepat lelah, otot
lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan
masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit
jantung, artritis
(radang sendi), dan pilek.
Bila saat ini orang mulai mempertanyakan berapa penentuan
kadar vitamin c yang dibutuhkan oleh tubuh, maka pada awal munculnya vitamin
ini sebenarnya berasal dari penelitian yang tak sengaja dilakukan oleh seorang
ilmuwan yang memperoleh penghargaan Nobel dalam ilmu Fisiologi Kedokteran, yakni Szent Gyorgyi pada tahun 1937.
Vitamin C telah dikenal sebagai penjaga stabilitas imun
tubuh terhadap serangan infeksi. Dan vitamin C ini diketahui sebagai agen atau
unsur alam yang mampu mencegah timbulnya penyakit sariawan adalah sejak tahun 1928 hingga 1932.
Vitamin C adalah
nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta
untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk
utamanya yatu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi
oleh panas, cahaya dan logam, oleh karena itu pengguna vit C sebagai
antioksidan dan semakin sering dijumpai.
Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin itu merupakan agen yang dapat mengubah dan mencegah sariawan. Siapa sangka vitamin c ternyata juga berperan penting dalam fungsi otak, karena otak banyak mengandung vitamin c . Dua penelitian di Texas womans University menemukan murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada jumlah vitamin c yanglebih rendah (G.Winarno, 1989).
2.4 Kegunaan Vitamin C
Menurut para ahli, vitamin C di
samping penggunaannya untuk menyembuhkan penyakit, asam askorbat juga dapat
menyembuhkan tekanan darah tinggi dan kanker. Terutama sekali untuk
menyembuhkan penderita influenza.
Jumlah yang di perkenankan untuk di
konsumsi perhari sekitah 45 gr. Vitamin C bersifat asam proton yang terletak
pada gugus hidroksil pada atom C nomor 3 yang dapat di subtitusikan oleh logam,
misalnya na sehingga dapat di peroleh natrium askorbat. Sifat kimianya yang lain
ialah bersifat sebagai reduktor.
Vitamin C mudah sekali teroksidir
menjadi dehidro asam. Sifat inilah yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
menentukan kadarnya dalam bahan-bahan tertentu, misalnya dalam jeruk dan tomat.
Beberapa kegunaan vitamin C yang
telah diketahui sejak awal penemuannya hingga sekarang adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kekebalan (imun) tubuh dari infeksi umum
penyakit.
2. Menjaga imunitas terhada penyakit influenza
khususnya.
4. Menstabilkan struktur colagen yang ada dalam jaringan
serabut tubuh manusia.
5. Dalam kadar yang cukup
mempertahankan kesolidan tulang rawan, kelembaban kulit, cepat menyembuhkan perdarahan
ringan dan menormalkan patah tulang.
6. Sumber energi zat besi yang memadai
bagi tubuh.
2.5 Sumber-Sumber Vitamin C
Untuk menetapkan penentuan kadar vitamin c dalam beberapa bahan sebagai sumber vitamin C ini, perlu Anda ketahui dengan benar. Penentuan kadar vitamin c dalam per 100mg buah-buahan adalah sebagai berikut :
· Buah jeruk, sebesar : 53mg/100gram
buahnya.
· Buah kiwi, sebesar : 100mg/100gram
buahnya.
· Buah kelengkeng, sebesar :
84mg/100gram buahnya.
· Buah jambu biji, sebesar :
183mg/100gram buahnya.
· Buah anggur, sebesar : 34mg/100gram
buahnya.
· Buah melon, sebesar : 42mg/100gram
buahnya.
· Buah mangga, sebesar : 28mg/100gram
buahnya.
· Buah pisang, sebesar : 9mg/100gram
buahnya.
· Buah sukun, sebesar : 29mg/100gam
buahnya..
(Anshary Isfan,1999 ).
2.6 Buah-buahan lainnya yang memiliki kandungan
vitamin C yang tinggi
1. Jambu biji
Buah
ini memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi dari jeruk. Satu setengah
cangkir buah ini mengandung 188 mg vitamin C dan 56 kalori. Mengonsumsi jambu
biji dalam keadaan segar memang menyehatkan, namun ada cara lain yang lebih
baik untuk menyantap buah ini. Sajikan setup jambu biji yang ditambah dengan
kayu manis. Dijamin akan menjadikan rasa buah ini lebih istimewa.
2. Paprika merah
Layaknya
jeruk, paprika merah juga berkhasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Sayuran ini menawarkan dosis gizi lebih tinggi vitamin C dibandingkan jeruk.
Satu setengah cangkir paprika merah mengandung 142 mg vitamin C (lebih dari
satu jeruk sedang) dan 20 kalori. Jika Anda termasuk vegetarian, setengah
cangkir mengandung 116 mg vitamin C. Paprika bisa diaplikasikan kedalam jenis masakan
apapun, bisa dicampur dengan salad, tumisan dan masakan panggang lainnya.
3. Kiwi
Buah
asal Selandia Baru ini kaya akan vitamin C. Kiwi mengandung 70 mg gizi dan 46
kalori. Buah ini biasanya dimakan mentah, tapi Anda juga bisa mengolah buah ini
sebagai makanan penutup, atau bisa juga ditambahkan dalam menu salad dan
campuran aroma untuk yogurt segar di cangkir Anda.
4. Stroberi
Buah
eksotis ini penuh dengan serat dan antioksidan, termasuk vitamin C. Setengah
cangkir stroberi mengandung 49 mg vitamin dan 27 kalori. Ketika udara dingin,
stroberi juga bisa disajikan bersama panganan hangat, seperti dalam crepes atau
pancake.
5. Kubis Brussel
Sayuran
ini mungkin bukan pilihan favorit anak-anak, tetapi kubis Brussel (ukurannya
lebih kecil dari kubis biasa) mengandung 48 mg dari Vitamin C, 300 ug
Vitamin K dan 28 kalori (Harold
Hart,1990).
2.7 Konsumsi
Vitamin C
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap
orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja, kebiasaan
yang berpengaruh di antaranya adalah merokok,
minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat
tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin,
antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan
25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama
buruknya adalah kafein. Selain itu stres,
demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan
kebutuhan vitamin C.
Vitamin ini mudah larut dalam air sehingga bila vitamin yang dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis yang rata-rata dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tapi bisa juga lebih tergantung kondisi tubuh dan daya tahan masing-masing orang yang berbeda-beda. Batas maksimum yang diizinkan untuk mengkonsumsi vitamin C adalah 1000 mg/hari.
Sementara
kebutuhan tubuh yang sewajarnya terhadap vitamin C adalah 1000 mg asupan
vitamin C dalam sehari. Anda dapat menghitung berapa penentuan kadar vitamin c
yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tubuh, dari variabel kandungan vitamin C dalam masing-masing buah-buahan tersebut.
Kekurangan vitamin
ini dapat menyebabkan gusi berdarah, sariawan, nyeri otot atau gangguan syaraf.
Kekurangan lebih lanjut mengakibatkan anemia, sering mengalami infeksi dan
kulit kasar. Sementara kelebihan vitamin C dapat
menyebabkan diare.
Bila kelebihan vitamin C akibat penggunaan suplemen dalam waktu yang cukup lama
dapat mengakibatkan batu ginjal, sedangkan bila kelebihan vitamin C yang
berasal dari buah-buahan umumnya tidak menimbulkan efek samping.
Makanan yang
mengandung vitamin C umumnya adalah buah-buahan dan sayuran
segar.Karena itu
vitamin C sering di sebut fresh food vitamin. Buah yang
mengandung vitamin C tidak selalu berwarna kuning, misalnya pada jambu biji
yang merupakan buah dengan kandungan vitamin C paling tinggi yang dapat kita
konsumsi. Bahkan, pada beberapa buah, kulitnya mengandung vitamin C lebih
tinggi daripada buahnya. Misalnya pada kulit buah apel dan jeruk walaupun tidak semua kulit buah bisa dimakan.
Buah yang masih mentah lebih banyak kandungan vitamin C nya. Semakin tur buah,
semakin berkurang kadar vitamin C nya.
Produk buah-buhan dan sayur-sayuran sesudah dipanen
mengalami proses hidup meliputi perubahan fisiologis, enzimatis, dan kimiawi.
Perubahan fisiologis yang dapat mempengaruhi sifat dan kualitas produk setelah
dipanen adalah fotosintesa, respirasi, tranpirasi dan proses menuanya produk
setelah dipanen.
Masalah utama dalam penyimpanan buah jeruk pada suhu
kamar adalah penurunan kualitas akibat menurunnya berat serta nilai gizi
seperti vitamin C dan kadar gula. Hal ini disebabkan oleh proses transpirasi
dan respirasi yang berlangsung cepat dan terus menerus .
Tidak dijumpai gugus karboksil pada asam askorbat ,tetapi kenyataannya ialah suatu asam. Hidroksil pada C-3 bersifat sangat asam,karena anion yang dihasilkan dari lepasnya proton dimanfaatkan oleh resonansi yang menyerupai anion karboksilat.
Manusia,kera, dan
beberapa vertebrata lain kekurangan enzim yang diperlukan untuk biosintesis
asam askorbat dari D-glukosa, sekalipun umumnya hewan tingkat tinggi dan
tanaman mempunyai enzim tersebut. Karena itu asam askorbat diberikan dalam
makanan manusia serta jenis lain yang tak mampu mensintesisnya. Asam
Askorbat banyak
terdapat pada buah jeruk dan tomat. Kekurangan asam askorbat dalam makanan
menyebabkan sariawan (gusi bengkak).
Penyakit yang
mengakibatkan melemahnya saluran darah,pendarahan (hemorrahageng), goyah gigi,
kurangnya kemampuan penyembuhan luka, dan sukseskan akhirnya kematian. Asam
askorbat kemungkinan penting dalam sintesis kolagen. Kolagen adalah protein
penyusun kulit, jaringan peghubung, tulang dan tulang.Pada abad 18, pelarut
inggris diharuskan memakan limau segar untuk mencegah tersebarnya penyakit
sariawan yang mematikan. (Fessenden,1989).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
1.1
Alat
–Alat dan Bahan-Bahan
3.1.1 Alat-Alat
1. Erlemeyer
1000 mL dan 250 ml
2. Labu
ukur 1000 mL dan 100 mL
3. Spatula
4. Buret
5. Gelas
kimia
3.1.2
Bahan-Bahan
1. Tablet
vitamin C yang sudah di hamcurkan 1 gr, encerkan dan ambil 10 mL
2. Sari
jeruk dan tomat 25 mL
3. Aquades
untuk mengencerkan
4. Natrium
tiosulfat
5. Amilium
3 tetes
6. 3
mL HCL 4 N
7. 10
mL KI 2%
3.2 Cara Kerja
1. Sari
tomat dan jeruk di encerka di dalam labu ukur dan di saring.
2. Filtrat
sari tersebut di ambil 25 mL dan di tambah 3 mL HCL 4 N, 10 mL KI 2%, dan 3
tetes amilium.
3. Kemudian
di titrasi dengan natrium tiosulfat.
4. Tablet
vitamin C di hancurkan dan di ambil 1 gr, dan di encerkan dalam labu ukur 100
mL.
5. Hasil
pengenceran di ambil 10 mL dan di encerkan kembali dalam labu ukur 100 ml.
6. Hasil
pengenceran kedua diambil 10 mL dan di tambah 3 mL HCL 4 N, 10 mL KI 2%, dan 3
tetes amilium.
7. Kemudian
di titrasi dengan natrium tiosulfat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Untuk sari tomat
No
|
Prosedur
|
Hasil
|
1.
|
Hancurkan
tomat, saring
|
Sari
tomat berwarna merah
|
2.
|
Ambil
25 mL fitrat + 3 mL HCL + 10 mL KI 2 % + 3 tetes amilium
|
Setelah
di saring menjadi bening
|
3.
|
Titrasi
dengan Natrium Tiosulfat
|
Setelah
di titrasi warna menjadi keruh.
Volum
titrasi 12 mL
|
4.1.2 Untuk sari jeruk
No
|
Prosedur
|
Hasil
|
1.
|
Peras
jeruk, saring
|
Sari
jeruk berwarna orange
|
2.
|
Encerkan
10 mL filtrate
|
Setelah
di saring berwarna agak keruh
|
3.
|
Titrasi
dengan natrium tiosulfat
|
Setelah
di titrasi menjadi lebih keruh.
Volum
titrasi 18 mL
|
4.1.3 Untuk tablet vitamin C
No
|
Prosedur
|
Hasil
|
1.
|
Ambil
1 gr vitamin C yang telah di hancurkan, encerkan.
|
Vitsmin
C larut dalam air
|
2.
|
Ambil
10 mL, encerkan kembali
|
Berwarna
orange
|
3.
|
Ambil
10 mL hasil pengenceran + 3 mL HCL + 10 mL KI 2 % + 3 tetes amilium
|
Larutan
tetap berwarna keruh
|
4.
|
Titrasi
dengan natrium tiosulfat
|
Menjadi
lebih keruh setelah di titrasi sebanyak 17 mL
|
4.2 Pembahasan
Pada percobaan yang
telah di lakukan, dapat di ketahui bahwa kadar vitamin C pada setiap sampel
(bahan) berbeda-beda, tergantung dari jenis sampel yang di gunakan. Seperti
pada sampel jeruk dan tomat, vitamin C yang terkandung dari kedua buak tersebut
dapat di ketahui setelah kedua buah tersebut di hancurkan dan di saring.
Hasil pengenceran dan
penyaringan tersebut di titrasi hingga mengalami perubahan warna menjadi keruh
dan telah di ketahui bahwa larutan tersebut telah baku.
Begitu juga dengan tablet
vitamin C. Tablet vitamin C yang telah di hancurkan harus di encerkan sebanyak
2 kali untuk mendapatkan hasi kadar vitamin C yamg tidak terlalu tinggi.
Perbedaan volum titrasi
yang di gunakan pada sampel disebabkan karena kandungan kadar vitamin C yang
berbeda-beda pada tiap sampel. Semakin banyak volum titrasi yang digunakan pada
saat titrasi, maka semakin tinggi kadar vitamin C yang terdapat dalam sampel
tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
dari hasil pembahasan maka,dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin
tinggi kadar vitamin C yang terdapat dalam sampl, semakin tinggi kadar natrium
tiosulfat yang di butuhkan untuk titrasi.
2. Warna
larutan berubah setelah di tambahkan indicator dan di titrasi.
3. Perubahan warna yang terjadi antara ketiga bahan yang
dititrasi adalah sama, yaitu berubah warna menjadi keruh.
4. Volume yang dibutuhkn dalam titrasi sari jeruk dan sari
tomat berbeda.
5.2 Saran
Dengan
terselesainya laporan akhir praktikum kimia organik yang berjudul”Menentukan Kadar Vitamin C” ini,
penulis berharap agar penulisan laporan ini dapat menambah wawasan pembaca dan
praktikan khususnya dalam memahami reaksi reduksi yang terjadi pada keton .
Praktikan diharapkan untuk lebih berhati-hati
dalam melakukkan praktikum agar tidak terjadi kesalahan saat praktikum
DAFTAR
PUSTAKA
Fesseden. 1989. Kimia Organik.
Jakarta: Balai Pustaka
F. G Winarno . 1989. Kimia Pangan Dan
Gizi. Jakarta : Gramedia.
Harold, Hart. 1990. Kimia Organic.
Jakrta: Erlangga.
Isfan, Anshary. 1999. Kimia 1.
Jakarta: Erlangga
Team Teknik Kimia. 2012. Penuntun
Praktikum Kimia Organic. Universitas Malikussaleh.
0 Response to "Praktikum Kimia Organik " Menentukan kadar Vitamin C ""
Post a Comment