Praktikum Kimia Organik " Pembuatan senyawa Alkana "
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Judul Praktikum
Pembuatan Senyawa Alkana
1.2 Tanggal Praktikum 30 Mei 2013
1.3 Tujuan Percobaan Cara pembuatan alkana,Mengetahui sifat-sifat dari
bahan yang digunakan,Menuliskan reaksi dan mekanismenya.
BAB II
LANDASAN
TEORI
Alkana
adalah hidrokarbon alifatik jenuh
yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya
merupakan ikatan tunggal.
Komponen utama minyak bumi dan gas alam yang merupakan sumber energi
terbesar, termasuk golongan hidroksida. Seperti tersirat pada
namanya,hidrokarbon banyak mengandung karbon dan hidrogen , ada tiga kelompok
hidrokarbon : jenuh, tak jenuh, dan aromatik. Pembagian ini berdasarkan pada jenis ikatan
karbon-karbon ganda, ganda dua, atau tiga atau keduanya. Hidrokarbon aromatik
adalah kelompok khusus dari senyawa siklik tak jenuh yang mempunyai struktur
seperti benzena.
Hidrokarbon jenuh dapat berupa asiklik dan siklik, dan dinamakan
berturut-turut alkana dan sikloalkana. Istilah ini untuk alkana kadang-kadang
digunakan juga, yakni parafin, Istilah ini diturunkan dari lilin parafin, yaitu
campuran hidrokarbon jenuh berantai panjang.
Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n+2 ; n = jumlah atom C
2.1 Deret Homolog Alkana
Adalah suatu
golongan / kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat
yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH 2 .
1.
Sifat-sifat Deret Homolog
o Mempunyai
sifat kimia yang mirip
o Mempunyai
rumus umum yang sama
o Perbedaan
Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
oMakin panjang rantai karbon,makin tinggi titik didihnya
|
T abel 2.1 Tata nama dan rumus senyawa alkana
rumus
|
nama
|
rumus
|
nama
|
CH 4
|
metana
|
C 6 H 14
|
heksana
|
C 2 H 6
|
etana
|
C 7 H 16
|
heptana
|
C 3 H 8
|
propana
|
C 8 H 18
|
oktana
|
C 4 H 10
|
butana
|
C 9 H 20
|
nonana
|
C 5 H 12
|
pentana
|
C 10 H 22
|
dekana
|
(Hart. Kimia Organik:1990)
2.
Sifat-sifat
Alkana
·
merupakan
senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air
·
makin banyak
atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi
·
pada tekanan
dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas,
C 5 H 12 - C 17 H 36 berwujud cair,
diatas C 18 H 38 berwujud padat
·
mudah
mengalami reaksi subtitusi dengan atom-atom halogen (F 2, Cl 2,
Br 2 atau I 2 )
· dapat mengalami oksidasi (reaksi pembakaran)
3.
Isomer
Alkana
Alkana yang mempunyai
rumus molekul sama, tetapi rumus struktur beda
CH 4,
C 2 H 6, C 3 H 8 tidak mempunyai
isomer
Tabel 2.2
Jumlah isomer
alkana
|
jumlah isomer
|
C 4
H 10
|
2
|
C 5
H 12
|
3
|
C 6
H 14
|
5
|
C 7
H 16
|
9
|
C 8
H 18
|
28
|
C 9
H 20
|
35
|
(A.Hadyana:1992)
2.2 Tata Nama Alkana
Pada masa pemulaan kimia organik,setiap karyawan baru diberi nama
berdasarkan pada sumber atau guna dari senyawa tersebut.Kebanyakan struktur
diberi nama dengan cara itu. Misalnya ,limonena, kumanin, dan penisilin.
Sekarang pun, cara penamaan ini masih digunakan untuk memberi nama yang pendek
dan mudah pada struktur yang rumit.
Nama-nama lain diberikan tanpa dasar yang berarti. Asam barbiturat, yang
menurunkan obat penenang barbiturat, mungkin penemunya memberikan nama temannya
barbara. Kubana dan prismana dinamakan menurut bentuknya,
Lama kelamaan cara penamaan ini sulit dipertahankan , sehingga metode
bersistem dalam penamaan perlu dibuat . Yang terbaik , adalah bahwa sistem ini
harus mengaruh pada nama khas strukturnya ,seorang dapat menuliskan namanya.
Dan, dengan mengetahui namanya, seseorang dapat menuliskan strukturnya
dengan benar.
Akhirnya, sistem tatanama dibuat dan sekarang dikenal oleh ahli kimia
organik di seluruh dunia. Sistem ini dibuat oleh international Union of Pure
and Applied Chemistry atau dikenal dengan sistem IUPAC.
Apabila ahli kimia hanya menggunakan nama IUPAC , kita hanya perlu
mempelajari sistem ini saja. Sayangnya beberapa nama biasa masih terus
digunakan.Misalnya ,hampir tidak ada orang menyebut asam etaboat untuk asam
asetat. Nama biasa yang baru untuk senyawa seperti kubana agak sulit diganti
dengan nama sistematiknya yaitu penta siklo oktana. Dalam buku ini akan
ditekannya penamaan dengan sistem IUPAC, ditambah dengan nama-nama yang umum
digunakan sehari-hari.
a. Berdasarkan aturan dari IUPAC
(nama sistematik)
1. Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian
o Bagian pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang
o Bagian kedua (di bagian belakang)
merupakan nama rantai induk
2. Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika terdapat atau lebih rantai
terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk
diberi nama alkana sesuai
dengan panjang rantai.
3. Cabang diberi
nama alkil yaitu nama alkana
yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –il.
Gugus alkil
mempunyai rumus umum : C n H
2n+1 dan dilambangkan dengan R
4. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1 ujung
rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
5. Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus
dinyatakan dengan awalan di, tri,
tetra, penta dst.
6. Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan
urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan normal, sekunder dan tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-butil dianggap berawalan b-.
- Awalan iso- tidak
diabaikan. Jadi isopropil
berawal dengan huruf i- .
-
Awalan normal, sekunder dan tersier
harus ditulis dengan huruf cetak
miring .
7. Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih
sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.
b. Berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan 3 langkah sebagai berikut :
1. Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang
terbanyak.
2. Penomoran, dimulai dari salah 1 ujung sehingga cabang mendapat nomor
terkecil.
3. Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai urutan abjad, kemudian
diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan
angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,) antara angka
dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-).
2.3 Smber dan Kegunaan Senyawa Akana
Alkana adalah komponen
utama dari gas alam dan minyak bumi.
Kegunaan alkana, sebagai :
Ø Bahan bakar
Ø Sumber
hidrogen
Ø Pelumas
Ø Bahan baku untuk senyawa organik lain
Ø Bahan baku
industri
(Fesseden,kimiaorganik:1989)
a.
Sifat-sifat
Alkana
1. Sifat
fisik
Ø Semua
alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang
baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana
bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih
kecil daripada 1.
Ø Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud
gas, suku ke 5 hingga suku ke 16
berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
Ø Semakin banyak atom C, titik didih semakin
tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak
cabang, titik didih semakin kecil.
2. Sifat kimia
Ø Pada
umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
Ø Dalam
oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan
uap air..Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2),
atom -atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen (Sukarmin,kimiaSMA:1998.)
2.4 Konformasi
Alkana
Bentuk molekul
mempengaruhi sifat-sifatnya,Sehingga akhir-akhir ini ahli kimia memperhatikan
geometri molekul-molekul.Pada molekul sederhana seperti etana,misalnya,Sejumlah
sruktur dimungkinkan sebagai konsetuensi adanya notasi ikatan
karbon-karbon.Semua penyusunan itu dinamakan konformasi-konformasi.Dua
kemungkinan penting untuk etana di tuliskan.
Proyeksi Newan .Dengan
semangat berguna untuk menggambarkan konformasi.pada proyeksi Newman,Seseorang
harus melihat ikatan karbon karbon dari salah satu ujung rantai.Ikatan pada
karbon didepan bersumber dari pusat lingkanan,Sedangkan ikatan pada karbon di belakang
digambarkan melalui proses proyeksi kuda-kuda dan dengan model pengisi ruang.
Pada etana dengan
konformasi bersilang,setiap ikatan C-H dari satu atom karbon menyilang sudut H-
C-H karbon yang lain.Sedangkan pada konformasi berimput,Setiap ikatan C-H dari
satu karbon berjajar dengan ikatan C-H berikutnya.Dengan memutus salah satu
sebesar 60%,Kita dapat mengubah konformasi bersilang menjadi kompormasi
berimpit.Diantara ke dua konformasi ini masih terdapat banyak konformasi antana
pada etana.
Konformasi bersilang
dan berimpit pada etana dinamakan isomer-isomer rotasi.Karena mereka dapat
berubah dari bentuk yang satu kebentuk yang lain denganmemutus ikatan
karbon-karbon.Putaran pada ikatan tunggal dapat terjadi dengan mudah,karena
tumpang tindih orbital sp3 di antara ke dua karbon tidakakan di pengaruhi oleh
putaran ikatan.Memang,kalor pada suhu kaman cukup besar untuk mengubah
bentuk-bentuk menyilang dan merimpit secara cepat.Karena alasan ini,Kedua
bentuk tersebut tidak dapat dipisahkan dengan suhu kaman.Bagai manapun
juga,Kita mempengaruhi bahwa kemantapan kedua bentuk itu tidak sama. Konformasi
bersilang lebih disukai,dan pada suhu kaman 99% dari molekul etana.
berada pada
penyusunansilang ini.Semua elektron ikatan pada kedua karbon adalah yang
terjauh dalam penyusunan silang.Yang perlu diingat mengenai isomer-isomer
konformasi adalah bahwa keduanya berbeda suhu sama lain karena adanya gerak
putaran pada ikatan tunggal dalam satu molekul yang sama.Sering kali,energi
untuk melakukan rotasi selama ini tersedia pada suhu kaman.Karena itu tidak ada
mungkin untuk memisahkan konformasi-konformasi tersebut pada suhu kaman (Kimia
Organik ,edisi 111,1982)
2.5 Sruktur Alkana
Alkana yang paling
sederhana adalah metana.suatu deret alkana dapat dibentuk dengan memanjangkan
rantai karbondan dengan jumlah hidrogen yangsesuai untuk melengkapi valensi
karbonnya.
Semua alkana mempunyai
persamaan CnH2n+2,n menyatakan jumlah atom karbon,Alkana dengan rantai lurus
dinamakan alkana normal.Setiap anggota dari deret ini ke anggota deret
berikutnya selalu bertambah dengan gugus –cH2-,Suatu deret dari senyawa
inidinamakan deret homolog.Senyawa dari deret ini mempunyai sifat-sifat kimia
dan fisika yang serupa,Yang berubah secara bertahap bila ditambahkan atom
karbon pada rantainya (Kimia
Organik,edisi V1,1983)
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan bahan
3.1.1
Alat
1.
Pipet kapiler
2.
Tabung
reaksi
3. Motar
stemper
4. Api
bunsen
5. Kapas
3.1.2. Bahan
1.
NaOH
2.
Natrium Benzoat
3.2 Cara Kerja
1. 2
gr NaOH +2 gr Natrium benzoat di
haluskan secara bersamaan
2. Diambilkan
1 gr,dimasukkan ke dalam erlemenyer dan tambahkan 4 ml aquades kemudian
panaskan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Cara
kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1. 2
gr NaOH +2 gr natrium carbonat dihaluskan
secara bersamaan.
2. Ambilkan
1gr,masukkan ke dalam erlemeyer dan tambahkan 4 ml aquades,kemudian panaskan
|
pada
suhu 200 C muncul gelembung
Terjadi
perubahan dari
putih susu
Terjadi
penguapan yang ditandai dengan adanya uap pada dinding erlemeyer
Tidak
ada cairan yang muncul.
Berbau menyengat
|
4.2 Pembahasan
1. pada percobaan ini yang dilakukan adalah tentang
cara bagaimana pembuatan senyawa alkana atau suatu senyawa jika direaksikan
dengan suatu senyawa yang lain akan terbentuk senyawa alkana,Dipercabaan ini
yang pertama dilibatkan adalah antara NaOH denga Natrium Benzoat kemudian
dimasukkan kedalam tabuna reaksi,Ditutup dengan kapas kemudian da panaskan
disitu terjadi gelembuna –gelembung , Dengan terjadi gelembung-gelembung
berarti senyawa alkana tersebut didalamnya mengalami reaksi oksidasi dan
pembakara yang akan menghasilkan CO2 dan H2O
2. 1 gr NaOH +aquades.Dari percobaan ini didapat suatu cairan yang putih,sesudah dipanaskan jadi
kuning kekuningan,Karena ada suatu reaksi oksidasi atau reaksi pembakaran yang
akan menghasilkan Co2 dan H2O air bening yang terdapat itu hasil dari H2O yang
turkumpul dari reaksi tersebut.Yang akan menghasilkan senyawa alkana.
BAB V
KESIMPULAN
Berasarkan
dari hasil pembahasan maka, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Alkana merupakan
senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh
ikatannya tunggal.
2. Alkana juga di namakan
dengan porafin karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa yang lain.
3. Alkana
terbakar dalam oksigenmembentuk karbon dioksida (jika reaksi pembakarannya
sempurna) dan air,Ini di kenal dengan reaksi oksidasi atau reaksi pembakaran.
5.2 Saran
Dengan terselesainya laporan akhir praktikum
kimia organik yang berjudul”Pembuatan
Senyawa Alkana” ini, penulis berharap agar penulisan
laporan ini dapat menambah wawasan pembaca dan praktikan khususnya dalam
memahami reaksi reduksi yang terjadi pada keton .
Praktikan diharapkan untuk lebih berhati-hati
dalam melakukkan praktikum agar tidak terjadi kesalahan saat praktikum
DAFTAR
PUSTAKA
Balai
pustaka jakarta,1997,jendela iptek kimia.
Fasseden
.1989. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Hart. 1990. Kimia Organik. Jakarta:Erlangga.
Keenam,A.Hadyana pudjuatinadja,ph.d.1992.kimia
untuk universitas,jilid 1. Bandung
:Erlangga.
Respati.1986.Pengantar kimia organik. Jakarta: Aksana
Baru.
0 Response to "Praktikum Kimia Organik " Pembuatan senyawa Alkana ""
Post a Comment