Profil Industri Biodiesel
Industri
Biodiesel
Indonesia
sesungguhnya memiliki potensi sumber energy dalam jumlah besar, beberapa
diantaranya bisa segera diterapkan di tanah air, seperti : bioethanol sebagai
pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, tenaga panas bumi,
mikrohidro, tenaga surya, tenaga angin, bahkan limbah sampah organikpun bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik.
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Hampir
semua sumber energy tersebut sudah dicoba diterapkan dalam skala kecil di tanah
air. Saat ini, kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah adalah mengembangkan
penggunaan energy alternatif sebagai pengganti bahan bakar konvensional.
Dan
Sukabumi sebagai kabupaten terluas di wilayah Jawa Barat, dengan kekayaan
alamnya yang melimpah, mempunyai potensi untuk menjadi lumbung bioenergi Nasional.
Salah satunya adalah tersedianya lahan yang luas untuk membudidayakan
tanaman-tanaman potensial sebagai sumber bahan baku bioenergi. Dan salah
satunya adalah Penanaman tanaman Jarak Pagar sebagai biodiesel.
Biodiesel
Biodiesel
merupakan bahan bakar yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel/solar. Bahan
bakar ini ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih
baik dibandingkan dengan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap (smoke
number) yang rendah, memiliki cetane number yang lebih tinggi, pembakaran lebih
sempurna, memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai
(biodegradable) sehingga tidak menghasilkan racun (non toxic).
Pembuatan
biodiesel dari minyak nabati dilakukan dengan mengkonversi trigliserida
(komponen utama minyak nabati) menjadi metil ester asam lemak, dengan
memanfaatkan katalis pada proses metanolisis/esterifikasi.
Di
Indonesia, potensi bahan baku biodiesel sangat melimpah. Saat ini Indonesia
adalah negara penghasil minyak nabati terbesar di dunia, bahan baku minyak
nabati meliputi asam lemak dari kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, kemiri sunan,
kelapa biasa, dan lain-lain.
Pertama
kali Kenal Jarak Pagar
Akhir
tahun 2007, saya penah mengantarkan seseorang diteras di lingkungan sekretariat
pemerintahan yang beralamat di Jl. Medan Merdeka utara Jakarta,
mengunjungi beberapa wilayah di Kabupaten Sukabumi, di akhir
perjalanan kami singgah ke suatu wilayah Perkebunan yang saat itu berada di
bawah pengelolaan Puslitbangbun, yang dikenal dengan nama Kebun Induk Jarak
Pagar (KIJP) Pakuwon, Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat, disitulah kali pertama
penulis melihat Pohon Jarak Pagar dari dekat, menyentuhnya dan mengenal
manfaatnya selain sebagai obat tradisional,
ternyata dikenal pula sebagai bahan bakar alternatif biodiesel.
Saat
itu sedang ramai-ramainya para petani menanam pohon jarak. Namun sekarang entah
bagaimana nasibnya. Tapi yang jelas, sejak zaman dahulu kala nenek moyang kita
ternyata sudah memanfaatkan pohon jarak pagar untuk pengobatan tradisional.
Hampir semua bagian dari pohon jarak dapat berguna dari mulai akar, getah, daun
hingga biji buah jarak.
Beberapa
peneltian menyebutkan bahwa tanaman jarak mengandung beberapa senyawa yang
diperlukan tubuh untuk mengobati berbagai penyakit.
Khasiat
tanaman jarak dari mulai daun hingga getahnya yang sudah biasa digunakan
sebagai obat tradisional oleh nenek moyang kita, diantaranya : Keputihan pada
lidah bayi, Mengobati radang telinga, Obat Sakit Gigi Berlubang, Obat Sariawan,
Perut Kembung dan Masuk angin, Susah BAB, Koreng, Jamur, dan Gatal, Luka dan
Pendarahan, Obat Rematik, Mengobati batuk dan Mengencerkan dahak, dan juga
untuk Memperbesar alat vital.
Bahkan
dulu di wilayah Kalimantan, tanaman Jarak ini biasa dimanfaatkan masyarakat di
pedesaan yang belum terjamah listrik. Minyaknya biasa dijadikan warga sebagai
lampu penerangan, karena api bisa dinyalakan di atas minyaknya tanpa sumbu.
Jauh lebih baik dibanding penggunaan lilin. Ini kegunaannya untuk mengakali
listrik yang tak sampai ke pedesaan.
Bahkan
melalui penerapan sistem budidaya yang tepat, Kompor berbahan bakar biji jarak
pagar hasil perekayasaan Balittas berpeluang besar untuk diaplikasikan guna
memenuhi kebutuhan memasak skala rumah tangga di wilayah pedesaan.
Biodiesel
merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai
panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin
diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak
hewan.
Sebuah
proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar
menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati
proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat
pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat
menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai
penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni
ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
Penggunaan
kompor berbahan bakar biji jarak pagar dengan kapasitas 600 g, konsumsi bahan
bakar sebanyak 300 gram biji jarak per jam menghasilkan nyala api di dalam
kompor sekitar 420oC dapat menyubstitusi penggunaan LPG sebesar 20% atau
menggnti penggunaan kayu bakar sebesar 35% untuk kebutuhan memasak skala rumah
tangga.
Namun
di Kalimantan, sekarang tanaman ini sudah banyak ditinggalkan karena Potensi
ekonomis dari tanaman tersebut dianggap terlampau kecil, akhirnya, orang-orang
beralih ke perkebunan sawit, karena dianggap lebih menguntungkan, dan mudah
mengelolanya.
Pemanfaatan
Jarak Pagar Menjadi Biodiesel
Pemanfaatan
minyak Jarak (Jatropha curcas L) sebagai bahan bio-diesel merupakan alternatif
yang ideal untuk mengurangi tekanan permintaan bahan bakar minyak dan
penghematan penggunaan cadangan devisa.
Minyak
Jarak Pagar selain merupakan sumber minyak terbarukan (reneweble fuels) juga
termasuk non edible oil sehingga tidak bersaing dengan kebutuhan konsumsi
manusia seperti pada minyak kelapa sawit, minyak jagung dll.
Prospek
untuk mengembangkan bahan baku energi ramah lingkungan itu sangat bagus
dibandingkan lahan kelapa sawit, bahkan lahan kritis yang selama ini menjadi
lahan terlantar bisa didayagunakan. Umur satu tahun tanaman jarak sudah
berbuah, tanaman jarak bisa berproduksi sampai 30 tahun dan sangat baik untuk
konservasi tanah.
BBM
alternatif satu ini sudah 100 persen biodisel alami. Pengolahannya cukup
sederhana. Sekitar 50 kilogram buah jarak dihancurkan dengan blender atau
dipres dengan mesin diesel. Hasilnya diperas, kemudian dilakukan penyaringan
dan pemurnian sampai menghasilkan minyak. Untuk setiap 10 kilogram buah bisa
dihasilkan sekitar 3,5 liter minyak jarak yang sama kualitasnya dengan solar.
Minyak
jarak memiliki lebih banyak oksigen dan nilai kalorinya lebih rendah dari solar
serta proses pembakaran pada minyak jarak lebih sempurna dan bersih. Potensi
energi terbesar tanaman ini terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan
cangkang. Pada inti biji ini dapat diubah menjadi bahan bakar nabati untuk
membuat biodiesel
Beberapa
lembaga riset di Indonesia telah mampu menghasilkan dan menggunakan biodiesel
sebagi pengganti solar, misalnya BPPT serta Pusat Penelitian Penggunaan Sumber
Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan ITB.
Diketahui,
minyak biji jarak pagar berguna sebagai sumber biodiesel, karena kandungan
minyaknya yang tinggi, mencapai 63 persen. Porsi itu lebih besar dari kandungan
minyak biji kedelai (18 persen), bunga matahari (40 persen) atau inti sawit (45
persen).
Minyaknya
didominasi asam oleat (44,7 persen) dan asam linoleat (32,8 persen). Sementara
asam palmitat (14,2 persen) dan asam stearat (7 persen) adalah tipe asam lemak
jenuhnya.
Biodiesel
merupakan kandidat yang paling baik untuk menggantikan bahan bakar fosil
sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena biodiesel merupakan
bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang
ini dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur zaman
sekarang.
Penggunaan
dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika
Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari
penjualan bahan bakar. Pertumbuhan SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan
biodiesel kepada konsumen dan juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan
biodiesel sebagai bahan bakar.
Membuat
biodiesel
Pada
skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter yang baru atau
bekas. Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 3,5 gram
untuk minyak goreng bersih, jika minyak bekas diperlukan 4,5 gram atau mungkin
lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas atau FFA
yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat pula mempergunakan KOH namun
mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1,4 kali lebih banyak dari soda.
Proses pembuatan; Soda api dilarutkan dalam Methanol dan kemudian dimasukan
kedalam minyak dipanaskan sekitar 55 oC, diaduk dengan cepat selama 15-20 menit
kemudian dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan diperoleh biodiesel
pada bagian atas dengan warna jernih kekuningan dan sedikit bagian bawah
campuran antara sabun dari FFA, sisa methanol yang tidak bereaksi dan glyserin
sekitar 79 ml. Biodiesel yang merupakan cairan kekuningan pada bagian atas
dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan bagian bawah dari
cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat dimurnikan untuk memperoleh
gliserin yang berharga mahal, juga sabun dan sisa methanol yang tidak bereaksi.
Ketika minyak digunakan untuk menggoreng
terjadi peristiwa oksidasi, hidrolisis yang memecah molekul minyak menjadi
asam. Proses ini bertambah besar dengan pemanasan yang tinggi dan waktu yang
lama selama penggorengan makanan. Adanya asam lemak bebas dalam minyak goreng
tidak bagus pada kesehatan. FFA dapat pula menjadi ester jika bereaksi dengan
methanol, sedang jika bereaksi dengan soda akan mebentuk sabun. Produk
biodiesel harus dimurnikan dari produk samping, gliserin, sabun sisa methanol
dan soda. Sisa soda yang ada pada biodiesel dapat henghidrolisa dan memecah
biodiesel menjadi FFA yang kemudian terlarut dalam biodiesel itu sendiri.
Kandungan FFA dalam biodiesel tidak bagus karena dapat menyumbat filter atau
saringan dengan endapan dan menjadi korosi pada logam mesin diesel.
0 Response to "Profil Industri Biodiesel"
Post a Comment