-->

Makalah Teknologi Bahan Makanan Pembuatan Sirup Teknologi Bahan Makanan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Buah merupakan jenis makanan yang sangat mudah kita dapat. manfaat buah sangat penting bagi tubuh kita. Karena buah memiliki kandungan vitamin,mineral, dan gizi yang tinggi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Buah sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari dan sebagai makanan penutup dalam hidangan yang kita sajikan. Dengan mengonsumsi buah setiap hari, kita dapat memperoleh manfaat buah buahan secara maksimal. Manfaat buah yang bisa kita dapatkan jauh lebih banyak daripada harga buah itu sendiri. Selain itu, buah lebih aman karena umumnya tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan kita.
            Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah, dan sirup juga makanan lain seperti manisan, dodol, keripik, dan sale.
Sirup  merupakan  salah  satu  produk  olahan  cair  yang  dikonsumsi sebagian besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat  dalam  air  dari  gula  atau  pengganti  gula  dengan  atau  tanpa  bahan tambahan, bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat (Ansel, 2005). Menurut Syamsuni, (2007) menyatakan, Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi. Menurut Munim dan Endang (2012), menyatakan bahwa sirup mengandung paling sedikit 50% sukrosa dan biasanya 60-65%.
Sirup dapat dibuat dari bahan dasar buah, daun, biji, akar dan bagian lain dari tumbuhan. Dari kemanfaatannya sirup dapat dijadikan sebagai minuman pelepas dahaga sekaligus sebagai obat dengan bahan herbal  yang  dapat  mencegah  dan  mengobati  penyakit. Sirup bahan herbal yang berkhasiat obat menggunakan bahan dari kombinasi daun sirsak (Annona muricata L.)
Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (jamur, kapang).
Dalam proses pembuatan manias buah ini juga digunakan air garam dan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal dan getir pada buah. Ada 2 macam bentuk olahan manisan buah, yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering. Buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras, seperti pala, mangga, kedondong, kolang-kaling, dan lainnya. Sedangkan buah-buahan yang biasa digunakan untuk manisan kering adalah jenis buah yang lunak seperti papaya, sirsak, dan lainnya.

1.2              Rumusan Masalah
1.                  Apa pengertian manisan dan sirup?
2.                  Bagaimana cara membuat sirup dan manisan dengan baik dan benar?
3.                  Bagaimana perbedaaan antara sirup yang menggunakan benzoat dan yang tanpa menggunakan pengawet?

1.3       Tujuan Pembuatan Manisan dan Sirup
            Adapun tujuan pembuatan manisan dari buah salak dan sirup dari buah sirsak adalah :
1.                  Untuk memperpanjang umur simpan dari buah-buahan.
2.                  Dapat memvariasikan aneka pangan terutama buah-buahan.
3.                  Dapat melakukan prosedur kerja pembuatan manisan dan sirup dengan baik dan benar.



3.4              Manfaat Pembuatan Manisan dan Sirup
Adapun manfaat pembuatan manisan dari buah salak dan sirup dari buah sirsak adalah :
1.                  Dapat mengawetkan makanan terutama buah-buahan.
2.                  Untuk mengetahui penggunaan garam.
3.                  Dapat membedakan sirup sirsak yang menggunakan benzoate dan tidak menggunakan benzoate.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1              Bahan Baku Utama Sirup Sirsak
Pada proses pembuatan sirup sirsak menggunakan bahan-bahan baku antara lain:
1.1.1        Sirsak (Annona muricata Linn)


Di Indonesia tanaman sirsak tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi ( ketinggian1000 m dpl). Tanaman sirsak mulai berbunga setelah berumur 2-3 tahun.. Tanaman sirsak berbentuk pohon, tingginya mencapai 3-8 m. Daunnya mengkilap dan berwarna hijau tua. Seluruh bagian tanaman bila digores akan mengeluarkan bau yang sama, khas bau sirsak. Bunganya yang majemuk keluar dari ranting ranting ketiak atau langsung dari batang. . Bunga berkelamin dua, benang sarinya banyak, demikian pula bakal buahnya dan bakal bijinya hanya satu. Bentuk buah lonjong, ujungnya sering bengkok atau berbentuk jantung. Buahnya majemuk dan dibentuk oleh sejumlah bakal buah yang menjadi satu. Kulitnya cukup tebal, namun tidak alot, berduri lemas dan agak bengkok.


A.        Klasifikasi Tanaman
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua /dikotil)
 Ordo   Magnoliales
Famili             : Annonaceae
Genus              : Annona
Spesies            : Annona muricata

B.                 Kandungan Sirsak
Buah Sirsak mengandung vitamin dan serat. Selain mengandung vitamin A, B dan C, sirsak juga mengandung gula sekitar 12%. Setiap buah sirsak terdiri dari 68% daging buah yang dapat dimakan, sisanya berupa kulit sebanyak 20%, biji 8,5%, dan empulur 4% (bagian tengah pada buah sirsak sebagai tempat melekatnya daging buah) Kandungan air pada buah sirsak cukup tinggi, yakni sekitar 82%. Daging buah sirsak mengandung 80% air,  1% protein,  8% karbohidrat  dan  sejumlah vitamin  seperti  vitamin  B1,  B2  dan  C.
Konsumsi 100 g daging buah dapat memenuhi 13 persen kebutuhan serat pangan sehari.  Buah  sirsak  merupakan  buah  yang  kaya  akan  senyawa  fitokimia,  sehingga  dapat dipastikan bahwa buah tersebut sangat banyak manfaat bagi kesehatan, walaupun belum semuanya terbukti secara ilmiah. Berbagai manfaat sirsak untuk terapi antara lain pengobatan batu empedu, antisembelit, asam urat, dan meningkatkan selera makan. Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk memperlancar pencernaan, terutama untuk pengobatan sembelit(susah buang air besar). Sari buah (jus) sirsak di dalam sistem pencernaan akan meningkatkan selera makan. Kegunaan lain dari sari buah ini adalah untuk pengobatan pinggang pegal dan nyeri, penyakit wasir (ambeien), batu empedu, dan lain-lain.

C.                Manfaat Sirsak
Tanaman sirsak selain digunakan sebagai ramuan obat yang mengandung senyawa – senyawa bioaktif yang mempunyai aktifitas sebagai anti tumor, anti malaria, anti mikroba juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati, tumbuhan sirsak mengandung karbohidrat, lemak, asam amino, protein, polifenol, minyak atsiri, terpenoid, alkaloid dan senyawa senyawa aromatik seperti tumbuhan pada umumnya. Senyawa-senyawa yang bersifat bioaktif dari kelompok tumbuhan Annonaceae dikenal dengan nama Acetogenin, asimisin, bulatasin dan squamosin
Selain dari jenis alkaloid di atas juga dari tanaman sirsak telah berhasil juga diisolasi beberapa senyawa alkaloid Annonain yaitu muriicine ( C12H21O4N) dan Muricine (C18H19O4) daun, kulit batang dan biji sirsak.

1.2              Bahan Aditif Sirup Sirsak
Bahan aditif makanan atau bahan tambahan makanan (BTM)   didefinisikan sebagai  bahan  yang ditambahkan  dan  dicampurkan  sewaktu  pengolahan  makanan untuk meningkatkan mutu. Bahan makanan yang digunakan pada proses pembuatan sirup sirsak ini antara lain:
1.2.1    CMC
CMC adalah ester polimer selulosa yang larut dalam air dibuat dengan mereaksikan Natrium Monoklorasetat dengan selulosa basa. Natrium karboxymethyl selulosa merupakan turunan selulosa yang digunakan secara luas oleh industri makanan adalah garam Na karboxyl methyl selulosa murni kemudian ditambahkan Na kloroasetat untuk mendapatkan tekstur yang baik. Selain itu juga digunakan untuk mencegah terjadinya retrogradasi dan sineresis pada bahan makanan. Adapun reaksi pembuatan CMC adalah sebagai berikut:
ROH + NaOH                                      R-Ona + HOH
R-ONa + Cl CH2COONa                   RCH2COONa + NaCl

Carboxy Methyl Cellulose (CMC) merupakan turunan selulosa yang mudah larut dalam air. Oleh karena itu CMC mudah dihidrolisis menjadi gulagula sederhana oleh enzim selulase dan selanjutnya difermentasi menjadi etanol oleh bakteri. Carboxy Methyl Cellulose (CMC) adalah turunan dari selulosa dan ini sering dipakai dalam industri makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Fungsi CMC ada beberapa terpenting, yaitu sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel,sebagai pengemulsi, dan dalam beberapa hal dapat merekatkan penyebaran antibiotik. Penggunaan CMC di Indonesia sebagai bahan penstabil, pengental, pengembang, pengemulsi dan pembentuk gel dalam produk pangan khususnya sejenis sirup yang diijinkan oleh Menteri Kesehatan RI, diatur menurut PP. No. 235/ MENKES/ PER/ VI/ 1979 adalah 1-2%.
Sebagai pengemulsi, CMC sangat baik digunakan untuk memperbaiki kenampakan tekstur dari produk berkadar gula tinggi. Sebagai pengental, CMC mampu mengikat air sehingga molekul-molekul air terperangkap dalam struktur gel yang dibentuk oleh CMC. Untuk industri-industri makanan biasanya digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan sukrosa yang disebut gula invert.

1.2.2    Asam Benzoat
            Asam benzoat (C6H5COOH) merupakan bahan pengawet yang luas penggunaannya dan sering digunakan pada bahan makanan yang asam. Bahan ini digunakan  untuk  mencegah  pertumbuhan  khamir  dan  bakteri.  Benzoat  efektif pada pH 2,5 4,0. Karena kelarutan garamnya lebih besar maka bisa digunakan dalam  bentuk  garam  natrium  benzoat.  Dalam  bahan  garam  benzoat  terurai menjadi    bentuk    efektif,    yaitu    bentuk    asam   benzoat    yang    terdisosiasi.
Penggunaan asam  benzoat  dibatasi hampir  dalam semua produk  buah- buahan dan sering digunakan bersama-sama dengan belerang oksida. Asam benzoat lebih efektif pada khamir dan bakteri dari pada kapang pada konsentrasi di atas 25 mg/l, asam yang tidak terurai akan menghambat pertumbuhan kapang.
Asam  benzoat   akan  ditolak  pada  konsentrasi  diatas  400   mg/l  dan  tidak mempunyai pengaruh pada pencoklatan enzimatik. Aktivitas anti mikroba asam benzoat dan garamnya tergantung pada pH substrat  sangat  menentukan  banyaknya  asam  yang  tidak  terdisosiasi.  Asam benzoat   mempunyai  penghambatan  mikrobia   optimal  pada  pH  2,5   4,0.
Natrium benzoat lebih efektif menghambat khamir dan bakteri dari pada jamur dan mempertahankan keasaman makanan seperti jam, sirup, jelly, pickle, sosis, marmalade dan sari buah. Sirup    buah    dengan    keasaman    tinggi    dapat    diawetkan    dengan 0,1% (1000 ppm) natrium benzoat tetapi sekalipun digunakan 0,2% tidak akan dapat mengawetkan produk dengan keasaman rendah. Natrium benzoat kurang efektif dalam suatu bahan pangan yang mempunyai pH 7,0 dibandingkan dengan bahan pangan yang asam yang mempunyai pH mendekati 3,0. pH optimum dari natrium benzoat sebagai pertumbuhan mikroba adalah 2,5-4,0 lebih rendah dari pada asam sorbat dan asam propionat. Menurut Tressler and Joslyn (1971), penggunaan natrium benzoat dalam sirup buah dengan konsentrasi 0,05% sampai 0,1% tidak berpengaruh terhadap flavour sirup buah.

1.3              Bahan Baku Utama Manisan Salak
Pada proses pembuatan manisan  salak menggunakan bahan-bahan baku antara lain:
1.3.1        Salak (Salacca edulis)

Salak (Salacca edulis) merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Buah ini tumbuh subur di daerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Palmae yang diduga dari Pulau Jawa. Ternyata tidak hanya di Indonesia, salak juga dapat tumbuh dan menyebar di Malaysia, Filipina, Brunei, dan Thailand. Tanaman salak ini tumbuh secara berumpun dan tinggi tanamannya dapat mencapai 7 m, tetapi rata-rata yang tumbuh tidak lebih dari 4,5 m.
Tanaman ini merupakan tanaman berumah dua yang dapat menghasilkan bunga jantan terpisah dengan tanaman yang menghasilkan bunga betina. Batang berduri hampir tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun yang tumbuh rapat. Daun tersusun berbentuk roset seperti pedang dengan panjang antara 2,5 – 7 m. Bunga jantan dan bunga betina merupakan bunga majemuk yang masing-masing tersusun dalam bunga tongkol. Buah tersusun dalam tandan yang masing-masing muncul dari ketiak daunnya. Buah yang dihasilkan biasanya berbentuk bulat atau bulat telur terbalik dengan bagian pangkal meruncing. Kulit buah salak ini mempunyai sisik dan tersusun rapih seperti genteng. Warna buah salak ini beragam dari kuning. sampai hitam. Tiap buah salak terdiri dari 3 septa daging buah. Rasanya bervariasi, ada yang manis, asam, sepat atau kombinasi dari ketiganya.
Tanaman salak dapat tumbuh hampir di seluruh daerah di Indonesia. Akan tetapi, untuk dapat tumbuh dengan produktif tanaman ini membutuhkan lingkungan yang ideal. Ketinggian tempat yang diinginkan berkisar antara 1 – 400 m di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 200 – 400 mm /bulan. Suhu udara harian daerah antara 20 – 30oC dan terkena sinar matahari antara 50 – 70% menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhannya. Jenis tanah yang ideal adalah tanah yang gembur, mengandung bahan organik, dengan air tanah yang dangkal, dan mampu menyimpan air tetapi tidak mudah tergenang.
Salak yang sudah mencapai umur 6 – 7 bulan umumnya sudah dapat dipanen sejak hari penyerbukan. Buah yang dipetik pada umur tersebut sudah masak, rasanya manis, beraroma salak dan masir. Cara pemanenan buah salak biasanya dilakukan dengan memotong tangkai tandannya menggunakan sabit. Buah salak dalam satu tandan memiliki kematangan yang tidak seragam, maka dari itu dilakukan petik pilih dari tandannya.
Buah salak yang sudah matang ditandai dengan sisik yang jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) bila ditekan terasa lunak, warnanya mengkilat dan mudah terlepas bila dipetik dari tandannya.
A.                Manfaat Salak
            Salak memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap, tidak mengherankan apabila buah salak memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Manfaat yang didapat bagi yang mengonsumsi buah salak antara lain meningkatkan kecerdasan otak, menjaga kesehatan mata, mencegah sembelit, membantu program diet, dan mencegah kanker. Selain itu salak juga bermanfaat untuk kecantikan, hingga baik untuk menjadi asupan makanan bagi ibu hamil.
           
1.4              Bahan Utama Pembuatan Sirup Sirsak dan Manisan Salak
1.4.1        Gula
Industri-industri makanan biasanya digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi  glukosa dan sukrosa disebut gula invert. Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan makanan dalam konsentrasi  yang tinggi (paling sedikit 40%) padatan terlarut sebagian dari air yang ada  menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (Aw) dari bahan pangan berkurang sedangkan pada konsentrasi mencapai 65% gula akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme  yang terdapat dalam bahan pangan akan mengalami dehidrasi atau plasmolisis. Mekanisme gula sebagai bahan pengawet yaitu menghasilkan tekanan osmosis yang tinggi sehingga cairan sel mikroorganisme terserap keluar, akibatnya menghambat sitoplasma menurun sehingga terjadi plasmolisis yang menyebabkan kematian sel.

1.4.2        Air
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa makanan kita. Bahkan dalam bahan makanan yang kering sekalipun, seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian, tekandung dalam jumlah tertentu. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolimer, dan sebagainya.
Bahan pangan kita baik yang berupa buah, sayuran, daging, maupun susu, telah banyak berjasa dalam memenuhi kebutuhan air manusia. Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan makanan, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yang digunakan dalam pengolahnnya. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau yang berasal dari bahan itu sendiri.
Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa yang ada dalam bahan makanan. Untuk beberapa bahan, air berfungsi sebagai pelarut. Air dapat melarutkan berbagai bahan seperti garam, vitamin, yang larut dalam air, mineral dan senyawa-senyawa cita rasa seperti yang terkandung dalam teh dan kopi. Air yang digunakan untuk keperluan industri pangan pada umumnya dipersyaratkan sebagai air minum. Jadi, syarat yang berlaku untuk air minum berlaku juga untuk air dalam proses pengolahan mikrokristal melon, yaitu tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak berasa dan tidak mengganggu kesehatan tubuh.

1.5              Potensi Usaha
Produk olahan manisan salak dan sirup sirsak memiliki potensi usaha yang besar. Karena  tersedianya bahan baku di daerah lokasi sekitar penjualan dan sasaran konsumen yang banyak. 
1.6              Gambaran Usaha
Usaha olahan manisan salak dan sirup  sirsak rencananya akan didistribusikan ke supermarket dan pasar tradisional di Lhokseumawe. Sasaran konsumen untuk semua kalangan di kota Lhokseumawe dan sekitarnya. Harga eceran manisan salak Rp 3.000,00 sedangkan harga eceran sirup sirsak Rp 25.000,00.

1.7              Prediksi Harga atau Keuntungan
Penetapan harga jual sebaiknya dilakukan dengan menjumlahkan total biaya produksi dengan margin keuntungan. Harga tingkat eceran ditentukan oleh perusahaan. Harga ini ditentukan dengan mempertimbangkan harga umum yang berlaku di pasaran dan harga produk pesaing. Secara umum, produk aneka olahan buah-buahan sudah memperlihatkan kelas yang berbeda, konsumen juga secara alami akan menggolongkan kelas aneka olahan buah-buahan sesuai dengan kualitasnya. Industri perlu menentukan harga sesuai dengan kelas yang dituju. Untuk industri kecil atau rumah tangga, biasanya kelas yang dituju adalah kelas menengah ke bawah. Kelas menengah ke bawah biasanya tidak terlalu mementingkan kualitas produk. Harga yang relatif murah dan kualitas  yang tidak terlalu buruk menjadi faktor utama alasan kelas ini membeli suatu produk.
1.8              Lokasi Penjualan
Kami memilih mendistribusikan produk olahan buah-buahan di berbagai supermarket dan pasar tradisional di Lhoksumawe karena di tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang cocok untuk mendistribusikan usaha produksi. Di pasar maupun di supermarket merupakan tempat jual beli yang dikunjungi oleh semua kalangan.
1.9              Sasaran Konsumen
Sasaran konsumen produk olahan sirup sirsak dan manisan salak adalah semua kalangan di kota Lhokseumawe dan sekitarnya.
1.10          Teknik Pengemasan
Pada sirup sirsak kami kemas dengan botol sedangkan pada manisan salak kami kemas dengan cup plastik kecil yang sangat praktis. Pemilhan pengemasan berdasarkan kebutuhan produk olahan agar terhidar dari bahan – bahan yang menjadi perusak. 
1.11          Teknik Penjualan
Teknik penjualan pada produk sirup sirsak dan manisan salak adalah produk didistribusikan ke supermarket dan pasar tradisional di Lhokseumawe.


BAB III
METODOLOGI PEMBUATAN SIRUP SIRSAK DAN MANISAN SALAK
3.1              Alat dan bahan
3.1.1        Alat
1.                  Blender
2.                  Kompor
3.                  Panci
4.                  Pisau
5.                  Talenan
6.                  Mangkok
7.                  Saringan kain
8.                  Sarung tangan steril
9.                  Piring

3.1.2        Bahan
1.                  Sirup sirsak
a.       Buah sirsak 2 kg
b.      Air secukupnya
c.       Gula 5 gelas takar
d.      CMC
e.       Asam Benzoat

2.                  Manisan salak
a.       Buah salak 2 kg
b.      Air secukupnya
c.       Gula 2 gelas takar
d.      Garam secukupnya
e.       Pewarna makanan

3.2              Cara kerja
1.                  Sirup sirsak
a.       Buah sirsak dikupas kulit luar dan kulit arinya kemudian dibuang bijinya.
b.      Kemudian buah sirsak yang sudah dipotong kecil diblender dengan menambahkan sedikit air.
c.       Hasil dari buah sirsak yang sudah diblender, disaring sampai mendapatkan sari buahnya dan kemudian ampasnya dibuang.
d.      Didihkan air secukupnya dan tambahkan gula 5 gelas takar, aduk sampai gulanya lart.
e.       Setelah air mendidih dan gulanya larut masukkan sari buah sirsak, kemudian tunggu sampai mendidih.
f.       Setelah mendidih masukkan CMC dan benzoat, diaduk sampai rata.
g.      Kemudian sirup sirsak didinginkan pada suhu ruang.
h.      Setelah dingin sirup sirsak dikemas dan siap untuk dipasarkan.

2.                  Manisan salak
a.       Kupas kulit buah salak dan buang bijinya.
b.      Potong buah slak sesuai keinginan
c.       Buah salak yang sudah dipotong, kemudian dicuci sampai bersih.
d.      Didihkan air secukupnya dan tambahkan gula sebanyak 2 gelas takar, diaduk sampai gulanya larut.
e.       Setelah gulanya larut, dimasukkan potongan buah salak dan didiamkan dengan api kecil sambil diaduk-aduk sesekali.
f.       Setelah gulanya meresap, dimasukkan pewarna makanan secukupnya.
g.      Setelah air gula kering, buah salak kemudian didinginkan diatas piring pada suhu ruang.
h.      Kemudian dikemas dan siap untuk dipasarkan.

3.3.            Proses Flow Diagram
3.3.1        Pembuatan sirup sirsak dengan pengawet benzoat
3.3.2        Pembuatan sirup sirsak tanpa pengawet
3.3.3        Pembuatan manisan salak



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil
            Dari percobaan yang telah dilakukan yaitu pembuatan sirup sirsak dan manisan salak  maka hasil yang didapat adalah:
Tabel 4.1 Hasil dari pembuatan sirup sirsak dan manisan salak
No
Hasil Dari Pembuatan  Sirup Buah Sirsak
Hasil Dari Pembuatan Manisan Salak
1.

Sirup sirsak berpengawet dibuat pada tanggal 3 Oktober 2016

Manisan salak dibuat pada tanggal 3 Oktober 2016
2.

Sirup sirsak tanpa berpengawet dibuat pada tanggal 6 Oktober 2016

4.2       Pembahasan
            Percobaan kali ini, kami membuat sirup dari buah sirsak dan manisan dari buah salak. Pada pembuatan dari buah sirsak langkah pertama yaitu mengupas buah dari kulitnya kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender, kemudian disaring menggunkan penyaring, tujuan penyaringan adalah untuk mengambil sari buah sirsak agar mudah dalam pemasakan, selanjutnya masak air dan dimasukkan gula hingga gula larut didalam air sampai mendidih, kemudian dimasukkan sari buah sirsak yang telah disaring dan diaduk dengan perlahan agar menghomogen larutan air gula dengan sari buah sirsak tersebut. Setelah sari buah sirsak mendidih ditambahkan dengan satu sendok teh CMC. Tujuan penambahan CMC adalah untuk mengentalkan sirup buah sirsak tersebut. Kemudian ditambahkan benzoat agar sirup buah sirsak tahan lebih lama. Pada pembuatan buah sirsak ini kami membuat dua jenis sirup sirsak yang pertama menggunakan benzoate dan yang kedua tanpa menggunakan benzoate. Perbedaan dua jenis sirup sirsak ini yaitu jika menggunakan sirup sirsak dengan benzoate tidak mengubah rasa dari sirup sirsak itu tetapi benzoate merupakan pengawet makanan yang aman untuk menghambat pertumbuhsn mikroba dalam makanan sehingga makanan dapat tahan lebih lama sedangkan sirup sirsak tanpa menggunakan benzoate mengurangi umur simpan makanan tersebut.
            Percobaan selanjutnya adalah membuat manisan dari buah salak yang harus dilakukan pertama kali yaitu mengupas salak dari kulitnya kemudian mengambil daging buahnya dengan cara dipotong menggunakan cutter setelah itu dicuci bersih. Buatlah larutan gula hingga mendidih kemudian masukkan salak yang telah dipotong lalu diaduk sampai larutan gula tersebut menyerap kedalam daging buah salak tersebut setelah ditambahkan pewarna makanan yang berwarna kuning agar tampilan dari manisan salak lebih menarik.



BAB V
ANALISA EKONOMI
4.1              Pembuatan Sirup Sirsak
1.      Total biaya produksi
Bahan baku                             Jumlah                         Harga
Buah sirsak                              2 ½ kg                         Rp 20.000,-
Gula                                        1½ kg                          Rp 21.000,-
Asam benzoat                         ¼ ons                           Rp   1.000,-
CMC                                       ¼ bungkus                   Rp   1.500,-
Botol kaca                               3 buah                         Rp 10.000,-
                                                                                    Rp 53.500,-

2.      Hasil penjualan
Produksi sirup sirsak sebanyak 3 botol yang berisi 900 ml.
Hasil                = 3 botol x Rp 25.000,-/ botol
                        = Rp 75.000,-

3.      Keuntungan yang didapat
Keuntungan    = hasil penjualan – total biaya produksi
                        = Rp 75.000,-      - Rp 53.500,-
                        = Rp 21.500,-

4.      Break even point
BEP harga produksi
                        = total biaya produksi : volume produksi
                        = Rp 53.500,-  :  3 botol
                        = Rp 17.833,34 / botol



BEP volume produksi
                        = total biaya produksi : harga produksi
                        = Rp 53.500,-  :  Rp 25.000,-/ botol
                        = 3,5 botol
Titik balik modal usaha pembuatan sirup sirsak selama satu kali produksi akan tercapai jika harga jual sirup sirsak sebesar Rp 17.833,34 per botol atau produksi mencapai 3 botol.

5.      R/C ratio
R/C ratio         = hasil penjualan : total biaya produksi
                        = Rp 75.000,-  :  Rp 53.500,-
                        = 1,40187
R/C bernilai lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 1,40187 artinya setiap penambahan modal satu rupiah akan menghasilkan penambahan pendapatan sebesar 1,40187.

4.2              Pembuatan Manisan Salak
1.      Total biaya produksi
Bahan baku                             Jumlah                         Harga
Buah salak                               2  kg                            Rp 18.000,-
Gula                                        ½ kg                            Rp   7.000,-
Pewarna makanan                                                       Rp   1.000,-
Cup plastik                              16 buah                       Rp   5.000,-
Rp 31.000,-
2.      Hasil penjualan
Produksi sirup sirsak sebanyak 3 botol yang berisi 900 ml.
Hasil                = 16 bungkus x Rp 3.000,-/ bungkus
= Rp 48.000,-



3.      Keuntungan yang didapat
Keuntungan    = hasil penjualan – total biaya produksi
= Rp 48.000,-      - Rp 31.000,-
= Rp 17.000,-

4.      Break even point
BEP harga produksi
= total biaya produksi : volume produksi
= Rp 31.000,-  :  16 bungkus
= Rp 1.937,5 / bungkus
BEP volume produksi
= total biaya produksi : harga produksi
= Rp 31.000,-  :  Rp 3.000,-/ bungkus
= 10 bungkus
Titik balik modal usaha pembuatan manisan salak selama satu kali produksi akan tercapai jika harga jual manisan salak sebesar Rp 1.937,5 per botol atau produksi mencapai 16 bungkus.

5.      R/C ratio
R/C ratio         = hasil penjualan : total biaya produksi
= Rp 48.000,-  :  Rp 31.000,-
= 1,54839
R/C bernilai lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 1,54839 artinya setiap penambahan modal satu rupiah akan menghasilkan penambahan pendapatan sebesar 1,54839.




BAB VI
KESIMPULAN
5.1       Kesimpulan
            Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1.                  Penambahan benzoate pada pembuatan sirup sirsak adalah untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan sehingga masa simpan makanan atau minuman dapat diperpanjang.
2.                  Tujuan dari penambahan CMC yaitu untuk mengentalkan sirup sirsak tersebut.
3.                  Penambahan gula pasir pada pembuatan sirup sirsak dan manisan buah salak yaitu sebagai pemanis, dan memiliki peran yang besar pada penampakan dan cita rasa sirup dan manisan yang dihasilkan.
4.                  Penambahan pewarna pada manisan buah salak  yaitu untuk memperbaiki warna aslinya, untuk memperoleh warna standar, dan untuk menarik konsumen.
5.                  Berdasarkan perhitungan analisa ekonomi didapatkan keuntungan dari pembuatan sirup sirsak sebesar Rp. 21.500,- dan manisan salak sebesar Rp. 17.000,-.
6.                  Berdasarkan R/C rasio didapatkan nilai dari 1 yang artinya usaha layak untuk dijalankan.

6.2              Saran
Dalam pemilihan buah untuk membuat sirup ataupun manisan sebaiknya menggunakan tingkat kematangan yang sesuai. Dan jangan terlalu banyak menambahkan CMC pada sirup sirsak agar didapatkan kekentalan yang diinginkan.



0 Response to "Makalah Teknologi Bahan Makanan Pembuatan Sirup Teknologi Bahan Makanan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel