Teknik Pengeringan dan Aplikasinya
TEKNIK PENGERINGAN
1.
Pengertian
Pengeringan
Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling
intensif dalam pengolahan pasca panen. Unit operasi ini diterapkan untuk
mengurangi kadar air produk seperti berbagai buah-buahan, sayuran, dan produk
pertanian lainnya setelah panen. Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan
uap air secara simultan yang memerlukan panas untuk menguapkan air dari
permukaan bahan tanpa mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dasar dari
proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan
kandungan uap air antara udara dan bahan yang dikeringkan. Laju pemindahan
kandungan air dari bahan akan mengakibatkan berkurangnya kadar air dalam bahan
tersebut.
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu
bahan sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai
suatu nilai rendah yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses
pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan
pada bahan yang akan dikeringkan. Air (atau cairan lain) menguap pada suhu yang
lebih rendah dari titik didihnya karena adanya perbedaan kandungan uap air pada
bidang antar-muka bahan padat-gas dengan kandungan uap air pada fasa gas. Gas
panas disebut medium pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk
penguapan air dan sekaligus membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari
bahan padat, secara mekanik menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar,
dengan pemisah sentrifugal, dengan penguapan termal ataupun dengan metode
lainnya. Pemisahan air secara mekanik biasanya lebih murah biayanya dan lebih
hemat energi dibandingkan dengan pengeringan.
Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari
satu bahan ke bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai kandungan zat cair
sama sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung sedikit fraksi
air sebagai air terikat. Kandungan air dalam suatu bahan dapat dinyatakan atas
dasar basah (% berat) atau dasar kering, yaitu perbandingan jumlah air dengan
jumlah bahan kering.
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara
karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan.
Dalam hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai
kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan udara
membawa uap air bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban nisbi udara
pengering dengan udara sekitar bahan semakin besar. Salah satu faktor yang
mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan angin atau udara yang mengalir.
Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan uap air di sekitar bahan yang
dikeringkan semakin jenuh sehingga pengeringan semakin lambat.
Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai
batas perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau bakteri terhenti sama sekali. Dengan demikian bahan
yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara
tersebut dilakukan dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan
udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar
dari tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya
aliran uap air dari bahan ke udara.
Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu
proses yang penting. Proses pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai tahap
akhir sebelum dilakukan pengepakan suatu produk ataupun proses pendahuluan agar
proses selanjutnya lebih mudah, mengurangi biaya pengemasan dan transportasi
suatu produk dan dapat menambah nilai guna dari suatu bahan. Dalam industri
makanan, proses pengeringan ini digunakan untuk pengawetan suatu produk
makanan. Mikroorganisme yang dapat mengakibatkan pembusukan makanan tidak dapat
dapat tumbuh pada bahan yang tidak mengandung air, maka dari itu untuk
mempertahankan aroma dan nutrisi dari makanan agar dapat disimpan dalam waktu
yang lebih lama, kandungan air dalam bahan makanan itu harus dikurangi dengan
cara pengeringan (Revitasari, 2010).
2.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi
Pengeringan
A. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan
menjadi kering Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di
bagian tengah akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk
mempercepat pengeringan umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan
dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:
(1)
pemotongan
atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan permukaan yang
luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air mudah keluar,
(2)
potongan-potongan
kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas harus bergerak
sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak melalui
massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian
keluar dari bahan tersebut.
B.
Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara
medium pemanas dengan bahan pangan makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan
dan makin cepat pula penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan
yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk
menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka
proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai dengan
bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut
"Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah
kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.
C.
Kecepatan Aliran Udara
Makin tinggi kecepatan udara, makin
banyak penghilangan uap air dari permukaan bahan sehinngga dapat mencegah
terjadinya udara jenuh di permukaan bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai
gerakan yang tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap
air tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah terjadinya
atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara
disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan
semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan
teruapkan.
D.
Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan
semakin besar kemampuan udara untuk mengangkut air selama pengeringan, karena
dengan semakin kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang
sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan disingkirkan dari bahan
pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara disekitar
pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan.
E.
Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama
kering sedangkan Makin kering udara maka makin cepat pengeringan. Karena udara
kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai
keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu tertentu
dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan
mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).
3. Prinsip
Dasar dan Mekanisme Pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah
panas dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas
harus di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi
penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan
ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan
harus di transfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung.
Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi
melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk
uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang di
keringkan dan cara pemanasan yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan
aliran udara pengeringan makin cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin
tinggi suhu udara pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara
sehingga makin banyak jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan
yang dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin
cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke atmosfer. Kelembaban udara
berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Pada kelembaban udara tinggi,
perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar bahan kecil, sehingga pemindahan
uap air dari dalam bahan keluar menjadi terhambat. Pada pengeringan dengan
menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas
(heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan
udara dapat digunakan blower. Sumber energi yang dapat digunakan pada unit
pemanas adalah tungku, gas, minyak bumi, dan elemen pemanas listrik.
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air
maka perlu terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu
sifat-sifat bahan yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul
air yang dikandungnya dan molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam
bahan pangan dinyatakan dengan kadar air dan aktivitas air, sedangkan peranan
air di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan kelembaban mutlak.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan
adalah sebagai berikut:
1.
Air bergerak melalui tekanan
kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi
larutan disetiap bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan
disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan permukaan komponen padatan dari
bahan.
4.
Perpindahan air dari bahan ke
udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap (Dewi, 2010).
4. Metode
Umum Pengeringan
Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam
berbagai cara yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai
berikut:
(1)
Batch;
bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering berlangsung selama
periode waktu tertentu.
(2) Kontinu; bahan ditambahkan secara
terus-menerus ke dalam pengering dan bahan kering dipindahkan secara
terus-menerus (Dewi, 2010).
5. Jenis-jenis
Dryers
A. Tray Dryer
Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering
rak atau pengering kabinet, dapat digunakan untuk mengeringkan padatan
bergumpal atau pasta, yang ditebarkan pada baki logam dengan ketebalan 10-100
mm. Pengeringan jenis baki atau wadah adalah dengan meletakkan material yang
akan dikeringkan pada baki yang lansung berhubungan dengan media pengering.
Cara perpindahan panas yang umum digunakan adalah konveksi dan perpindahan
panas secara konduksi juga dimungkinkan dengan memanaskan baki tersebut.
Gambar 1. Tray Dryer
Keuntungan
tray dryer sebagai berikut :
1. Laju
pengeringan lebih cepat
2. Kemungkinan
terjadinya over drying lebih kecil
3. Tekanan
udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang dikeringkan (Revitasari,
2010).
Kelemahan tray dryer
sebagai berikut:
1.
Kecenderungan
tray terbawah panas dan tray teratas kurang panas
2.
Efisiensi
rendah.
B. Drum (Rotary)
Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer
merupakan alat pengering berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu
yang dipanaskan dengan tungku atau gasifier. Alat pengering ini
dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada suhu
1200-1800 oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan
pada suhu 400-900 oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena
proses pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output
kualitas maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan
bakar minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk
berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara,
gas sintesis dan sebagainya.
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan
akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya
gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap listrik,
batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan
penangkap air elektrostatis.
Gambar 2. Rotary Drum
Dryer
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering
adalah:
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun
dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga
menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan
bahwa terjadinya proses pengeringan bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit
Kekurangan dari penggunaan pengering
drum diantaranya adalah :
1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi
atau pemecahan
2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
3. Efisiensi energi rendah
4. Perawatan alat yang susah
5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas (Heriana,
dkk., 2012).
C. Spray drying
Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi kadar
air suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk melalui penguapan
cairan. Spray drying menggunakan atomisasi cairan untuk membentuk droplet,
selanjutnya droplet yang terbentuk dikeringkan menggunakan udara kering
dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Bahan yang digunakan dalam pengeringan
spry drying dapat berupa suspensi, dispersi maupun emulsi. Sementara produk
akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk, granula maupun aglomerat tergantung
sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan, desain alat pengering dan hasil
akhir produk yang diinginkan.
Gambar 3. Spray Drying
Kelebihan Spray Drying
1.
Kapasitas
pengeringan besar dan proses pengeringan terjadi dalam waktu yang sangat cepat.
Kapasitas pengeringan mencapai 100 ton/jam.
2.
Tidak
terjadi kehilangan senyawa volatile dalam jumlah besar (aroma)
3.
Cocok
untuk produk yang tidak tahan pemanasan (tinggi protein)
4.
Memproduksi
partikel kering dengan ukuran, bentuk, dan kandungan air serta sifat-sifat lain
yang dapat dikontrol sesuai yang diinginkan
5.
Mempunyai
kapasitas produksi yang besar dan merupakan system kontinyu yang dapat
dikontrol secara manual maupun otomatis.
Kekurangan
Spray Drying
1.
Memerlukan
biaya yang cukup tinggi
2.
Hanya
dapat digunakan pada produk cair dengan tingkat kekentalan tertentu
3.
Tidak dapat
diaplikasikan pada produk yang memiliki sifat lengket karena akan menyebabkan
penggumpalan dan penempelan pada permukaan alat.
D. Freeze dryer
Freeze Dryer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam Conduction
Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak
langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media
pemanas terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang
menguap tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa
perpindahan panas terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut
juga Conduction Dryer/ Indirect Dryer.
Untuk proses pengeringan beku
(freeze dryer), menurut Muchtadi (1992), bahan yang dikeringkan terlebih dahulu
dibekukan kemudian dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan tekanan rendah
sehingga kandungan air yang sudah menjadi es akan langsung menjadi uap, dikenal
dengan istilah sublimasi. Pengeringan menggunakan alat freeze dryer lebih baik
dibandingkan dengan oven karena kadar airnya lebih rendah. Pengeringan
menggunakan alat freeze dryer/pengering beku lebih aman terhadap resiko
terjadinya degradasi senyawa dalam ekstrak. Hal ini kemungkinan karena suhu
yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak cukup rendah.
Pengeringan beku (freeze drying)
adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan dalam
mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang
sensitif terhadap panas.
Keunggulan pengeringan beku,
dibandingkan metoda lainnya, antara lain adalah :
1. Dapat
mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna, dan unsur
organoleptik lain)
2. Dapat
mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan bentuk
setelah pengeringan sangat kecil)
3. Dapat
meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga danlyophile sehingga
daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis,
organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan).
Keunggulan-keunggulan tersebut tentu
saja dapat diperoleh jika prosedur dan proses pengeringan beku yang diterapkan
tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan yang dikeringkan. Kondisi
operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk tidak menjamin akan
sesuai dengan produk jenis lain.
Kekurangan pengeringan beku (freeze
drying)
Karena tingkat pendinginan yang
kurang rendah suhunya dan relative tidak stabil sehingga tidak menjamin
keawetan produk pangan yang dibekukan (Haryani, dkk., 2012).
Gambar 4. freeze drying
E.
Fluidized
Bed Dryer
Pengeringan hamparan terfluidisasi
(Fluidized Bed Drying) adalah proses pengeringan dengan memanfaatkan aliran
udara panas dengan kecepatan tertentu yang dilewatkan menembus hamparan bahan
sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat seperti fluida.
Metode pengeringan fluidisasi
digunakan untuk mempercepat proses pengeringan dan mempertahankan mutu bahan
kering. Pengeringan ini banyak digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk
partikel atau butiran, baik untuk industri kimia, pangan, keramik, farmasi,
pertanian, polimer dan limbah. Proses pengeringan dipercepat dengan cara
meningkatkan kecepatan aliran udara panas sampai bahan terfluidisasi. Dalam
kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga memperbesar luas kontak pengeringan,
peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju difusi
uap air.
Kecepatan minimum fluidisasi adalah
tingkat kecepatan aliran udara terendah dimana bahan yang dikeringkan masih
dapat terfluidisasi dengan baik, sedangkan kecepatan udara maksimum adalah
tingkat kecepatan tertinggi dimana pada tingkat kecepatan ini bahan terhembus
ke luar ruang pengering
Bagian-bagian mesin pengering sistem
fluidisasi:
1. Kipas (Blower)
Kipas (Blower) berfungsi
untuk menghasilkan aliran udara, yang akan digunakan pada proses fluidisasi.
Kipas juga berfungsi sebagai penghembus udara panas ke dalam ruang pengering
juga untuk mengangkat bahan agar proses fluidisasi terjadi.
2. Elemen Pemanas (heater)
Elemen Pemanas (heater)
berfungsi untuk memanaskan udara sehingga kelembaban relatif udara pengering
turun, dimana kalor yang dihasilkan dibawa oleh aliran udara yang melewati
elemen pemanas sehingga proses penguapan air dari dalam bahan dapat
berlangsung.
3. Plenum
Plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan
saluran pemasukan udara panas yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan.
Bagian saluran udara ini dapat berpengaruh terhadap kecepatan aliran udara yang
dialirkan, dimana arah aliran udara tersebut dibelokkan menuju ke ruang pengering
dengan bantuan sekat-sekat yang juga berfungsi untuk membagi rata aliran udara
tersebut.
4. Ruang Pengering.
Ruang pengering berfungsi sebagai
tempat dimana bahan yang akan dikeringkan ditempatkan. Perpindahan kalor dan
massa uap air yang paling optimal terjadi diruang ini.
5. Hopper.
Hopper berfungsi sebagai tempat
memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke ruang pengering.
Kelebihan
pengering sistem fluidisasi:
1.
Aliran
bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir secara kontinyu
sehingga otomatis memudahkan operasinya.
2.
Pencampuran
atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hampir mendekati isothermal.
3.
Sirkulasi
bahan diantara dua fluidized bed membuatnya memungkinkan untuk mengalirkan
sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam ruang pengering yang besar.
4.
Pengering
tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.
5.
Laju
perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara pengering dan
bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode kontak yang lain.
6.
Pindah
kalor dengan menggunakan pengering tipe fluidisasi membutuhkan area permukaan
yang relatif kecil.
7.
Sangat
ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitif
Kekurangan
pengering sistem fluidisasi:
1.
Sulit
untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke ruang
pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang masuk dan
bahan terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem kontak/singgungan tidak
efisien.
2.
Pencampuran
atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada hamparan akan menyebabkan
ketidakseragaman waktu diam bahan di dalam ruang pengering, karena bahan terus
menerus terkena hembusan udara panas.
3.
Tidak
dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan abrasif.
Gambar 5. Fluidized Bed Dryer
F. Vacum dryer
Vakum berasal dari bahasa
latin, vacuus, artinya kosong. Jadi vakum artinya menghampakan
suatu ruangan atau suatu kemutlakan dibawah nol tekanan. Sitem ruang hampa
dikepung oleh atmospir bumi. Untuk meciptakan ruang hampa diperlukan pompa
untuk mengeluarkan udara keluar dari system. Kebutuhan ini merupakan arti
pekerjaan dasar dari vakum.
Analisa termodinamika hanya
memperhatikan nilai tekan mutlak. Akan tetapi, kebanyakan piranti pengukuran
tekanan hanya menunjukkan tekanan ukur (gauge) yakni perbedaan tekanan mutlak
suatu sistem dan tekanan mutlak atmosfer. Pengukuran bumbung-bourdon, misalnya,
mengukur tekanan relatif terhadap atmosfer sekeliling. Konversi dari tekanan
ukur ketekanan mutlak didapatkan dengan
hubungan berikut.
P(mutlak) = P(ukur) +
P(atm)
Untuk pengeringan padatan berbentuk
butiran atau sluri, pengering vakum dengan berbagai rancangan mekanis telah
tersedia secara komersial. Pengeringan jenis ini lebih mahal dari pada
pengering bertekanan atmosfir tetapi sesuai untuk bahan yang sensitif panas dan
memerlukan pemulihan pelarut atau jika ada rasio kebakaran atau ledakan.
Pencampuran berbentuk kerucut tunggal atau ganda dapat diterapkan untuk
pengeringan denagn pemanasan selimut bejana dan pemakuman untuk mengeluarkan
uap air. Gambar menunjukkan dua pengering vakum yang tersedia dipasar.
Pengering vakum jenis pedal cocok untuk bahan seperti lumpur sedangkan
pengering vakum jenis sabuk cocok untuk bahan berbentuk pasta.
Mesin vacum drying adalah mesin
pengering dengan menggunakan teknologi vacuum. Proses pengeringan produk diatur
pada suhu yang dikehendaki, disertai dengan proses vacuum untuk mempercepat
pengeringan.Mesin vacuum drying ini biasanya digunakan untuk produk yang
dikeringkan harus dengan suhu rendah, agar gizi tidak rusak.
Vacum drying ini bermanfaat untuk
pengeringan sayur-sayuran dan produk lainnya sesuai dengan keinginan Anda.
Mesin ini digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain mengeringkan
sayur-sayuran pada suhu tidak terlalu tinggi, sehingga nilai gizi tidak hilang.
Mesin ini juga bisa digunakan untuk produk makanan.
Kelebihan vacum drying
1.
Penguapan
lebih cepat pada tekanan rendah dari pada tekanan tinggi
2.
Diguakan
untuk bahan yang peka terhadap suhu atau mudah teroksidasi
3.
Waktu
pengeringan cepat
4.
Temperature
rendah
5.
Energi
yang digunakan sedikit
Kekurangan vacum drying:
Biaya operasi relatif mahal.
Gambar 6. vacum drying
DAFTAR PUSTAKA
http://wsetryantindaon.blogspot.co.id/2013/07/pengeringan.html
(Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016).
Anonim.2009. Resep Dan Cara Membuat Detergen Bubuk (online).
http://yukkitalaundry.blogspot.com/2009/11/Resep-dan-cara-membuat-deterjen-bubuk.html
(Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016)
http://hmitpub.blogspot.co.id/2012/01/metode-pengeringan-spray-drying.html
(Diakses pada tanggal 01 Oktober 2016).
1 Response to "Teknik Pengeringan dan Aplikasinya"
Saat ini ada teknologi terbaru untuk teknik pengeringan, Anda bisa menggunakan Solar Dryer Dome dengan memanfaatkan sinar matahari. Pangan lebih cepat kering, hemat biaya, tidak perlu takut hujan. Info lengkapnya Anda bisa cek disini https://www.impack-pratama.com/id/solar-dryer-dome/
Post a Comment