Praktikum Kimia Dasar " Membuat Larutan Standar "
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Judul Praktikum : Membuat Larutan Standar
1.2.
Tanggal praktikum : 1 Mei 2015
1.3.
Pelaksana Praktikum : Raudhatul Raihan
1.4.
Tujuan praktikum :Membuat larutan standar dengan
konsentrasi Normalitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia Volumetri adalah pembuatan
larutan baku, zat murni ditimbang dengan teliti, kemudian dilarutkan dalam labu
ukur sampai volume tertentu dengan tepat. Dimana normalitasnya diperoleh dengan
perhitungan penimbangan dilakukan dengan neraca analitik yang mempunyai neraca
ketelitian sampai 0,1 mg, perhitungan dilakukan sampai desima keempat larutan
yang diperoleh disebut larutan baku primer,yaitu natrium klorida, kalium
bromida. Larutan ini dapat di simpan beberapa lama tanpa mengalami perubahan
dalam normalitsnya (Brady, 1995).
2.1. Larutan
Larutan adalah campuran homogen
antara zat terlarut dan zat pelarut. Zat terlarut (solute) adalah zat yang
larut dalam zat pelarut. Zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam
campuran.
Zat pelarut, umumnya berwujud cair
zat pelarut atau (solven) adalah zat yang melarutkan komponen zat terlarut. Zat
pelarut memiliki jumlah yang lebih banyak dalam campuran. Zat pelarut yang
paling banyak digunakan adalah air. Oleh karena itu, air disebut juga pelarut
universal. Perbedaan zat pelarut dan zat pelarut sebenarnya sangat relatif suatu
zat pada suatu saat dapat merupakan solven (Anshori,1999).
2.2. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan. Apabila zat terlarut banyaknya
sekali sedangkan pelarutnya sedikit, maka dapat dikatakan larutan itu encer
atau konsentrasinya sangat rendah.
Banyak cara untuk memeriksa
konsentrasi larutan,yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam
kuantitas pelarut(larutan). Dengan demikian, setiap sistem konsentrasi harus
menyatakan butir-butir berikut :
a.
Satuan
yang digunakan untuk zat terlarut.
b.
Kuantitas
kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhannya.
c.
Satuan
yang digunakan untuk kuantitas kedua.
Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara yaitu :
1.
Persen Volume
Persen volume menyatakan jumlah liter zat
terlarut dalam 100 liter larutan, misalnya : Alkohol 76%berarti dalam 100 liter
larutan alkohol terdapat 76 liter alkohol murni.
2.
Persen Massa
Persen massa menyatakan jumlah gram
zat terlarut dalam 100 gram larutan. Contohnya : Sirup merupakan larutan gula
80%, artinya dalam 100 gram sirup terdapat 80 gram gula.
2.3 Molaritas (M)
Molaritas merupakan cara menyatakan
konsentrasi larutan yang paling banyak digunakan. Kemolaran adalah jumlah mol
zat terlarut dalam tiap liter (dm3) larutan, atau jumlah mol zat
terlarut dalam tiap ml atau (cm3) larutan. Molaritas juga menyatakan
jumlah mol zat telarut dalam 1L(1000 ml) larutan. Molaritasjuga di definisikan
sebagai :

Dengan keterangan:
M = molaritas
Massat = masa zat
terlarut
Volume = larutan
Mr = Massa molekul
relatif zat terlarut
2.4. Normalitas
Normalitas suatu larutan adalah jumlah gram
ekuivalen zat terlarut yang terkandung didalam satu liter larutan. Batas
ekuivalen adalah fraksi bobot molekul yang berkenaan dengan satu satuan
tersebut. Reaksi kimia dan satu gram ekuivalen adalah fraksi yang sama dari
pada satu mol.

Dimana: N = Normalitas
gr = Massa
V = Volume larutan
2.5. Fraksi mol
Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol zat terhadap jumlah total mol
seluruh zat yang menyusun larutan. Karena semua komponn dinyatakan dalam suatu
mol. Misalkan sebuah larutan terdiri dari na mol komponen A, nb mol komponen B,
nc mol komponen C dan seterusnya,maka fraksi mol komponen A (XA) adalah :

Atau dapat juga dikatakan fraksi mol
adalah jumlah mol zat terlarut dalam mol total larutan atau menyatakan jumlah
mol pelarut dalam jumlah mol total larutan (Adi,2008).


Dimana :
Xt = fraksi mol zat terlarut
Xp = fraksi mol pelarut
Nt = mol zat terlarut
Np = mol zat pelarut
2.6.
Larutan Baku
Larutan baku/ larutan standar adalah
larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi
sebagai larutan titran sehingga ditempaykan di buret, yang sekaligus berfungsi
ssebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet
volumetri dan ditempatkan di Erlenmeyer. Larutan baku dapat dibagi 3 yaitu :
2.6.1.
Larutan Baku Primer
Larutan yang mengandung zat murni
yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetric
(perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi dihitung
melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat
pereaksi tersebut dan dilarutkan kedalam volume tertentu. Contoh : K2Cr2O4
, As2O3 , NaCl, asam oksalat dan asam benzoat.
2.6.2
Larutan Baku Sekunder
Larutan suatu zat yang konsentrasinya
tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah
murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan
baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3,KMnO4
dan Fe(SO4)2.
2.6.3 Larutan Baku Induk
Larutan induk adalah larutan baku kimia yang dibuat dengan
kadar tinggi dan akan digunakan untuk mmbuat larutan baku dengan kadar lebih rendah
(Liliasari , 1995).
2.7.
Perbandingan Antara Berbagai Skala
Konsentrasi
Skala perbandingan molar dan
normalitas sangat bermanfaat untuk eksperimen volumetri dimana kuantitas zat
terlarut dalam larutan dengan volume bagian larutan itu.
Skala normalitas sangat penting dalam
membandingkan volume dan larutan yang diperlukan untuk bereaksi secara kimia.
Keterbatasan skala normalitas adalah bahwa suatu larutan mungkin mempunyai
lebih dari satu nilai normaitas, bergantung pada reaksi yang menggunakannya.
Konsentrasi molar larutan sebaiknya
merupakan larutan atau suatu bilangan tetap karena bobot molekul zat itu tidak
bergantung pada reaksi yang menggunakannya.
Skala fraksi mol sangat berguna dalam
karya-karya teoritas, karena banyak sifat-sifat larutan dapat dinyatakan dengan
lebih jelas dalam perbandingan jumlah molekul pelarut dan terlarut.
Kimia volumetri yaitu pembuatan
larutan baku. Zat murni ditimbang dengan teliti, kemudian dilarutkan dalam labu
ukur sampai volume tertentu dengan tepat. Dimana normalitasnya diperoleh
perhitungan larutan-larutan baku primer yaitu Natrium Oksalat, kalium bikromat,
borak, natrium karbonat dan kalium iodide.
Zat-zat kimia yang dipakai untuk
membuat larutan harus memenuhi syarat a.
Zat yang digunakan harus murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti.
b. Zat yang digunakan mempunyai berat ekuivalen yang pasti.
c. Zat yang digunakan
mudah di keringkan.
d. Stabil dimana larutan baku primer dapat dipakai untuk
mnentukan kadar larutan yang tidak diketahui.
(Nonimus ,
2008)
2.8 Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan
Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara ini
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Massa
zat terlarut dalam sejumlah massa zat pelarut atau larutan dan;
2.
Massa
zat terlarut dalam sejumlah volume larutan masing-masing cara mempunyai
keuntungan namun karena konsentrasi dipengaruhi oleh temperatur.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
1.
Neraca
digital
2.
Labu
ukur.
3.
Kaca
arloji
4.
Spatula
3.1.2
Bahan-bahan
1.
Pb( NO3 )2
2.
KI
3.
Aquades
3.2. Cara Kerja
1.
Dihitung
zat murni ( gram) yang ingin dibuat larutan standar dengan
konsentrasi X normalitas.
2.
Dimasukkan
zat murni ( gram ) yang telah ditmbang kedalam labu ukur.
3.
Ditambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai volume tepat(garis batas).
4.
Larutan
dikocok sampai bercampur sempurna.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Bahan
|
Konsentrasi
|
Berat yang
dipakai
|
KI
|
0,1 M
0,1 N
|
1,66 gram
1,66 gram
|
Pb(NO3)2
|
0,1 M
0,1 N
|
1,65 gram
1,65 gram
|
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini yaitu
membuat larutan standar dengan kontentrasi normalitas dan molaritas. Hal
pertama yang akan dilakukan adalah melakukan perhitungan terlebih dahulu,
karena konsentrasi yang diminta belum tersedia. Setelah itu jumlah akan
ditimbang dengan melakukan penimbangan.
Larutan standar ini juga sangat
penting dalam proses analisa volumetrik yang merupakan analisis kuantittif
dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang
telah diketahui kosentrasinya secara teliti, dan reaksi zat yang
dianalisis berlangsung secara
kuantitatif. Maka dari itu sebelum kita membuat larutan standar, terlebih
dahulu kita menghitung massa zat (gram) dengan menggunakan konsentrasi
dikalikan dengan normalitas.
Pertama, diketahui
molaritas 0,1 dan 0,1 N KI serta volumenya 100 ml. Terlebih dahulu dihitung zat
kemurnian (gram) agar mudah untuk membuat larutan standarnya. Karena KI yang
digunakan pada percobaan ini berupa padatan. Maka cara menghitung zat murninya
(gram) yaitu:


16,6 = 10 gr
gr = 16,6 : 10
gr = 1,66
dan untuk mencari normalitasnya
yaitu:




16,6 = 10 gr = 166
gr =
gr

Maka, untuk membuat
larutan KI 0,1 M dan 0,1 N dibutuhkan 1.66 gr dalam volume 100 ml yang
dimasukan kedalam aquades 50 ml.
Kedua, zat yang digunakan adalah Pb
(NO3)2. Dengan diketahui konsentrasi 0,1 M dan 0,1 N
dengan volumenya 50 ml. Karena Pb (NO3)2 yang digunakan
pada percobaan ini berupa padatan. Maka cara menghitung zat murninya (gram),
yaitu:






33,1 = 20 gr 33,1 =
20 gr = 331
gr =
gr = 


Maka untuk membuat Pb (NO3)2
0,1 M dan 0,1 N dengan volume 50 ml dan dibutuhkan1,65 gr lalu masukan kdalam
gelas kimia yang tercapur dengan 50 ml aquades. Setelah diproses zat murninya
(gram), maka barulah bisa membuat larutan standarnya. Dengan memasukkan KI dan
Pb (NO3)2 yang telat ditimbang sesuai dengan yang telah
dihitung kedalam masing-masing labu ukur, kemudian ditambahkan aquades kedalam
masing-masing labu ukur sampai pada volume tepat (garis batas). Kemudian
larutan tersebut diaduk sehingga tercampur sempurna. Maka terbentuk suatu
larutan standar.
BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum
yang telat dilakukan maka kesimpulan yang diperoleh yaitu:
1.
Larutan
standar adalah larutan murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti.
2.
Untuk
membuat larutan standar, maka terlebih dahulu kita menghitung zat murninya dengan menggukan konsentrasi
dikalikan normalitas.
3.
Jika
KI tersebut berbentuk padatan, yang telah diketahui konsentrasi dan normalitas
serta volumenya, maka rumus yang akan digunakan:

Dan

4.
Standarisasi
larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi dari larutan standar.
5.
Untuk
membuat larutan standar KI dengan konsentrasi 0,1 M dan 0,1 N sebanyak 100 ml
dibutuhkan 1,66 gram KI.
6.
Untuk
membuat larutan Pb (NO3)2 0,1 N sebanyak 50 ml dibutuhkan
1,65 gr Pb (NO3)2 dalam volume 50 ml.
0 Response to "Praktikum Kimia Dasar " Membuat Larutan Standar ""
Post a Comment